Chereads / Dunia Penyihir / Chapter 22 - Meninggalkan (1)

Chapter 22 - Meninggalkan (1)

Kata-kata Angele membuat ketiga petarung itu terdiam. Audis menatap Angele sembari mencoba mengira-ngira tingkat kekuatan Angele saat ini.

"Bagus, aku tidak menyangka seorang playboy sepertimu ternyata sekuat ini. Namun, kau sudah terlambat!" kata Audis.

"Apa maksudmu?" Angele bergerak maju dan berdiri di samping ayahnya, kemudian ia menurunkan pedang peraknya.

"Sebenarnya sederhana." Chris berkata, kemudian ia terbatuk.

"Kamu pikir Karl adalah satu-satunya sasaran kami? Menurutku, sekarang istanamu sangat kacau. Kami mengirim prajurit ke sana." Chris tertawa dingin.

"Wade… dan?" tanya sang baron.

"Karl, selain anakmu, nyaris semua orang di kastil berpihak pada kami. Menyerah saja." Daerah perut Lisa terluka parah, namun gerak-geriknya masih sangat tenang.

"Ditambah lagi, prajurit Kerajaan Saladin akan datang. Sasaran utama mereka adalah kastilmu!" kata Lisa.

"Kau bersekongkol dengan Kerajaan Saladin?!" bentak sang baron dengan marahnya. Perasaan Angele menjadi bercampur aduk karena dari awal ia telah menyadari bahwa prajurit Saladin yang dibunuhnya beberapa waktu lalu sedang merencanakan sesuatu.

Angele menarik pedangnya dan seketika melompat ke arah Chris untuk mencoba melayangkan serangan dadakan.

TANG!

Chris mampu menangkis ayunan pedang Angele, namun terlihat jelas bahwa Chris masih terkena pukulan. Dengan cekatan, Angele menendang perut Chris hingga kehilangan keseimbangannya dan mundur untuk menstabilkan gerakannya. Wajah Chris menjadi pucat, dan dia menatap Angele dengan raut wajah terkejut. Angele segera mengambil kesempatan itu untuk membunuhnya, namun sebuah pedang besar menghalangi langkahnya.

Tanpa ragu, Audis mencoba memenggal kepala Angele dengan serangan yang cepat dan tepat. Sang baron mengetahui hal itu dan mencoba menolong anaknya, namun Lisa menghalangi jalannya. Dengan mudahnya, Angele menghindari pedang besar itu dan mengayunkan pedangnya ke arah kanan dada Audis, namun serangannya berhasil ditangkis oleh pedang tipis Chris.

Saat itu, Angele kehabisan tenaga karena baru saja berlari dengan kecepatan tinggi ke tempat yang sangat jauh. Setelah serangannya ditangkis, Angele terpaksa mundur dan menjaga jarak dari kedua orang itu. Angele bisa saja mengalahkan Audis dalam pertarungan satu lawan satu karena Audis sudah terluka parah, namun kecepatan Chris membantu melengkapi kekuatan Audis. Keunggulan mereka saling melengkapi satu sama lain.

Terkejut dengan kecepatan Angele, kedua orang tersebut berhenti menyerang. Sementara itu, Angele menatap tajam ke arah mereka sembari mencoba menyusun rencana untuk memenangi pertarungan.

"Master Audis, aku tidak menyangka akan bertarung denganmu seperti ini. Ini terasa sangat konyol…" kata Angele. Ia berusaha mengulur waktu untuk memulihkan energinya.

"Aku juga tidak menyangka kau sekuat ini. Karl memiliki anak yang hebat." Audis memutuskan untuk berbincang-bincang dengan Angele, dan membalas dengan nada santai. Ia mencoba memulihkan tenaganya juga.

Angele tersenyum. Walaupun dia lebih kuat ketimbang Audis dan Chris, masih sangat sulit baginya untuk melawan kedua orang tersebut sekaligus. Untungnya, chip-nya memiliki banyak informasi tentang Ksatria Audis.

'Analisa situasi dan susun rencana untuk membunuh Ksatria Audis.' perintahnya.

'Analisa dimulai… Mengumpulkan data… Selesai. Rencana telah selesai dibuat.' lapor Zero.

Tunjukkan rencana itu padaku.' perintah Angele.

'Data telah ditampilkan di depan anda.' Zero menjawab.

Poin-poin informasi berwarna biru muncul di depan matanya, dan pandangannya penuh dengan kalimat-kalimat bantuan. Bagian kelemahan Audis ditandai dengan titik-titik merah, dan rencana yang telah dibuat Zero dikirimkan langsung ke otak Angele. Zero menyarankan beberapa cara menyerang dan menampilkan beberapa kemungkinan serangan balik yang akan dihadapi Angele.

Sangat mudah bagi Zero untuk melakukan rencana itu jika memiliki data yang cukup. Angele segera mengangkat pedangnya, berlari mendekati Audis, dan menyerang pedang besar Audis tiga kali berturut-turut. Kemudian, dia berbalik, menghindari serangan dari Chris. Setelah itu, ia berguling ke kanan dan menyikut tulang rusuk Audis dengan siku kirinya.

"Sialan…" Audis tidak dapat menghindar karena pedangnya sangat berat, namun ia membalas serangan itu dengan melancarkan tinju tepat di dada Angele. Keduanya melompat mundur lagi, dan wajah Audis memucat. Pukulan itu tepat di titik dimana ia telah diserang oleh sang baron sebelumnya, hingga ia menjadi mual dan ingin muntah.

"Sial…" Angele mundur tepat setelah dipukul Audis. Chris mengejarnya dan mulai menyerangnya lagi.

Kedua orang tersebut sama-sama memiliki kecepatan tinggi, dan terus-menerus saling menangkis pedang masing-masing. Setelah beberapa saat, tiba-tiba keduanya saling mundur menjauhi satu sama lain. Chris terduduk di dekat pohon, dan tangannya menutupi lehernya. Wajahnya bermandikan keringat. Angele dapat melihat darah keluar dari leher Chris. Ia hampir saja dia bisa memotong leher Chris, namun entah bagaimana Chris bisa menghindari serangan ganasnya.

Pinggang kiri Angele tertusuk, lukanya terlihat seperti lubang berdarah. Walaupun ia sudah berhasil menghentikan Audis, masih sangat sulit baginya untuk menghadapi Chris. Kekuatan Audis dan Chris nyaris mencapai tingkat atas, dan jika mereka tidak terluka sebelum bertarung, Angele pasti akan kesulitan melawan mereka.

Namun, sangat jelas bahwa arus pertarungan sudah berbalik. Dari kondisi Audis yang sedang memegang perutnya dengan kedua tangannya dan organnya yang terluka, kemungkinan besar dia telah kehilangan kemampuan bertarung. Kekuatan Angele setara dengan dua orang manusia normal, dan tendangan tadi juga ditujukan pada titik lemah Audis. Walaupun Audis bisa bertahan hidup setelah ini, mungkin dia harus duduk di kursi roda selama sisa hidupnya.

Angele memandang Audis dan menekan pinggangnya untuk menghentikan pendarahan di lukanya. Kemudian, ia mengambil pedangnya dengan tangan kanan sembari berbalik ke arah Chris. Mereka berdua terluka, namun luka Chris masih terus berdarah, sehingga wajahnya menjadi semakin pucat.

Sementara itu, sang baron menendang pinggang Lisa, hingga wanita itu terlempar menabrak pohon. Setelah tabrakan itu, dedaunan berjatuhan dan tercelup ke dalam darah yang keluar dari luka Lisa.

"Ini sudah berakhir." kata Angele. Walaupun dia terluka, kondisinya masih jauh lebih baik ketimbang ketiga orang lawannya. Dengan bantuan teknik berpedang dan chip-nya, dia akhirnya memenangkan pertarungan itu. Tubuh Angele tidak sekuat tubuh ayahnya, yang bisa menahan banyak pukulan, jadi dia harus menghindari serangan dari lawannya sebanyak mungkin. Tubuhnya tidak tahan dengan luka.

"Iya, ini sudah berakhir." Sang baron berjalan mendekati ketiga orang tersebut. Sorot matanya menunjukkan perasaan bercampur aduk.

"Heh… Karl… Kemenanganmu tidak ada artinya." Lisa tertawa sembari menoleh ke atas dan menatap mata sang baron.

"Kerajaan Saladin akan datang dan mengambil semuanya darimu. Semua hasil kerja kerasmu selama bertahun-tahun akan terbakar habis menjadi abu… semuanya…" Wanita itu memuntahkan banyak darah, hingga tidak sempat menyelesaikan kata-katanya.

"Lalu kenapa?!" Sang baron tertawa dingin, dan menendang pinggang Lisa hingga wanita itu terlempar beberapa meter. Seluruh tubuhnya bermandikan darah.

"Lisa, aku akan menjaga anak laki-lakimu dan kedua anak perempuanmu dengan 'baik'." Sang baron berkata sembari memandang Lisa.

Wanita yang telah tersungkur di tanah itu ingin mengatakan sesuatu, namun mulutnya penuh dengan darah. Hanya darah yang mengucur dari mulutnya tiap kali ia ingin mengatakan sesuatu. Wanita itu telah sekarat.

"Ayah, bunuh saja mereka sekarang. Prajurit Saladin akan datang, dan kita harus kembali ke kastil untuk melawan mereka." kata Angele.

Sang baron senang dengan cara anaknya menghadapi hal ini.

"Kembalilah dulu. Aku akan menyusul setelah urusanku selesai di sini." kata sang baron.

Angele memandang Chris dan Audis, memastikan bahwa mereka sudah kehilangan banyak darah dan tidak bisa bertarung lagi. Angele menyimpulkan bahwa ayahnya tidak lagi dalam bahaya, dan sekarang ia harus mencari cara untuk melawan Kerajaan Saladin. Mereka berdua harus kembali ke kastil sekarang dan menangkap semua pengkhianat yang terlibat. Jika ini semua tidak terjadi, mungkin mereka masih bisa menghadapi Kerajaan Saladin. Sekarang, sang baron dan Angele terluka, dan kastil dipenuhi dengan pengkhianat. Satu-satunya cara untuk selamat adalah meninggalkan kastil dengan barang apapun yang tersisa.

Angele kembali melihat ketiga orang yang terkapar di tanah dan mengangguk. Kemudian, ia meninggalkan tempat itu sambil menekan lukanya. Walaupun dia terluka, tidak mungkin ada orang di istana itu yang mampu bertarung dengannya. Seorang petarung biasa mungkin tidak akan pernah menang melawan ksatria. Lagipula, semua ketua mereka telah mati, jadi kemungkinan besar mereka hanya akan mengepungnya.