Angele terus berjalan dan berbincang-bincang dengan para anggota kelompok itu, sehingga ia mendapatkan pengetahuan tentang hal-hal yang umum di tempat ini.
Gadis bernama Asuna itu adalah seorang pelempar pisau yang bertugas untuk menyerang jarak jauh.
Ketua kelompok itu bernama Silen. Dialah satu-satunya yang lahir dan tumbuh di sini, sementara semua anggota kelompoknya adalah calon Penyihir dari luar Nola.
"Namamu mengingatkanku pada seorang teman lama."
Angele menyunggingkan senyum.
"Benarkah?" Silen membalas senyuman itu. "Nama ini adalah pemberian kakekku. Artinya dalam bahasa kampung halamanku adalah 'Harapan'. Green, aku belum sempat bertanya, apa yang kau cari di sini? Jika kau butuh sesuatu, katakan saja, mungkin kami bisa menolong."
Ketulusan jelas terlihat di mata Silen.