Chereads / Kekuatan Permata Surgawi / Chapter 40 - Kota Flying Hill Kekaisaran Fei Li (1)

Chapter 40 - Kota Flying Hill Kekaisaran Fei Li (1)

Mata indah Shangguan Bing'er lalu dipenuhi dengan kewaspadaan, pengalamannya dengan berandal ini memberitahunya bahwa setiap kali Zhou Weiqing mulai berbicara dengan serius, ia pasti menyembunyikan sesuatu. "Makanlah semua yang kamu inginkan, jika kamu makan sampai mati maka kamu mendapatkan apa yang pantas kamu dapatkan!"

Tidak disangka, Zhou Weiqing tidak membantah perkataannya. Melainkan ia menemukan tempat yang cukup luas. Ia lalu mencabuti rumput liar di tanah untuk membersihkan area yang luasnya kurang dari dua meter persegi, sebelum ia menempatkan dedaunan dan rebung yang telah dikumpulkannya ke tanah. Ia kemudian kembali ke hutan, dan setelah beberapa waktu, ia berhasil menemukan kayu kering dan tanaman merambat yang tipis.

Shangguan Bing'er memperhatikan bahwa tangan Zhou Weiqing sangat terampil. Dengan kesepuluh jari rampingnya, dan dalam beberapa saat tanaman merambat dan cabang-cabang kayu kering tadi telah dibentuk menjadi rak sederhana yang ditancapkan ke tanah dengan kokoh. Daun tebal besar di tangannya tampak berkibar. Shangguan Bing'er bahkan tidak mengerti apa yang dilakukan Zhou Weiqing. Kemudian ia melipat dedaunan itu menjadi sebuah pot kecil, yang kemudian ia bungkus dengan empat akar yang tipis dan diikat sebelum digantung di rak yang ia pasang.

Zhou Weiqing hanya menghabiskan beberapa menit saja untuk membuatnya, gerakannya yang mahir itu terlihat jelas bahwa bukan pertama kalinya ia melakukan ini. Setelah itu ia memecah beberapa rebung itu di bagian tengahnya dan mengeluarkan cairan bening dari rebung itu ke dalam pot daun. Dan hal yang paling aneh adalah tidak ada setetes cairan yang keluar dari pot daun itu.

Zhou Weiqing lalu menumpuk dedaunan dan kayu kering yang tersisa, lalu menggeledah ransel kecil yang dibawanya, dan mengambil batu yang ia bawa dari tas itu. Ia menyalakan api kecil yang kemudian menjadi besar. Kayu kering yang terbakar itu membuat suara berderak, dan pot daun itu pun sudah mulai memanas.

Shangguan Bing'er secara tidak sadar mulai mendekat ke arah Zhou Weiqing saat ia mempersiapkan semua itu, dan bertanya: "Apakah daunnya tidak akan terbakar dan hancur?"

Sungguh kesempatan yang langka mendengar nada bicara Shangguan Bing'er yang tidak sedingin es, dan Zhou Weiqing bersukacita di dalam hati saat ia mendengarnya. "Tentu saja tidak, karena terdapat air di dalamnya." Tangannya tidak berhenti bergerak ketika ia berbicara. Sementara ia mengambil pisau kecil yang tajam dari dalam tasnya, tangan kirinya mengambil salah satu rebung yang telah ia hancurkan dan mengiris lapisan luarnya sebelum melemparkannya ke dalam pot sedikit demi sedikit. Setelah itu beberapa irisan rebung setebal lengan bayi telah dimasukan ke dalam pot, dan pada saat yang sama, air di dalam pot daun juga mulai mendidih, ini sungguh waktu yang tepat.

Saat ini Shangguan Bing'er secara tidak sadar berjongkok di samping Zhou Weiqing, melihat ia menyelesaikan semua itu. Tatapannya juga terlihat lembut. Pria yang bisa memasak biasanya akan lebih mudah untuk memberikan perasaan hangat pada wanita. Selain itu Shangguan Bing'er lebih suka makanan yang 'ringan', dan sup rebung ini jelas lebih menarik baginya daripada makan daging.

Zhou Weiqing menepuk kedua tangannya sebelum menyimpan pisaunya, dan berkata sambil tersenyum: "Rebung ini adalah keunikan lokal di Stars Forest kita, dan hanya dapat ditemukan di sini. Sangat sedikit orang yang benar-benar mengetahuinya karena rebung ini hanya tumbuh di Stars Trees yang lebih tua, dan akan menyerap embun pagi yang sangat manis dan lezat di tengah batang rebung. Aku menyebutnya Reveal Bamboo Shoots, dan rebung ini sangat lezat, terutama ketika dimasak dengan cairan embun dari bagian tengahnya. Embun itu mempertahankan rasa aslinya yang terbaik. Rebung itu dapat dimakan setelah direbus sebentar, dan hanya perlu menambahkan sedikit garam. "

Lagipula, Zhou Weiqing pernah dilemparkan ke alam liar oleh ayahnya untuk latihan bertahan hidup. Tidak peduli di hutan, padang pasir atau bahkan pegunungan, ia telah berlatih di semua tempat itu. Sejak usia 10 tahun, Zhou Weiqing yang dikenal oleh orang lain sebagai sampah ini telah hidup dalam penderitaan, sehingga mencari makanan di Stars Forest yang paling dikenalnya itu terlalu mudah untuknya.

Rebusan sup embun rebung di dalam pot daun mulai mendidih, dan aroma yang wangi masih tercium di udara, aromanya membangkitkan selera makan setiap orang yang menciumnya.

Zhou Weiqing mencuri tatapan ke arah Shangguan Bing'er, dan secara kebetulan ia melihat gadis berusia 15 tahun itu sedang menelan ludah. Awalnya, ia ingin sedikit menggoda Shangguan Bing'er, tetapi kemudian hatinya dipenuhi dengan perasaan hangat. Ia mengambil dua sendok sup yang telah ia buat sebelumnya dari penutup rebung, dan memberikan satu sendok itu kepada Shangguan Bing'er. Ia lalu mengambil garam dan menaburkannya ke dalam sup embun rebung.

Rebung sangat segar dan lembut, dan dapat dimakan setelah direbus sebentar. Zhou Weiqing memberikan isyarat tangan untuk mempersilahkan Shangguan Bing'er. Lalu dengan tidak sabar Zhou Weiqing mengambil sesendok sup embun rebung itu, meniupnya beberapa kali untuk mendinginkan sup itu, lalu memakannya. Karena saat ini ia merasa lapar dan haus.

Shangguan Bing'er mengangkat sendok dan baru akan mulai makan, tetapi tangannya tiba-tiba berhenti, dan ia menggigit bibir bawahnya dengan tatapan yang rumit di matanya saat ia melirik Zhou Weiqing. Beberapa waktu yang lalu, ia menolak memberikan Zhou Weiqing bekalnya untuk dimakan, bagaimana mungkin ia dapat makan makanan yang telah disiapkan oleh Zhou Weiqing saat ini. Ia memiliki perasaan yang sangat bimbang di dalam hatinya.

"Berikan aku sepotong bekalmu. Sup ini tidak cukup untuk menghilangkan rasa lapar! Aku akan menukarkan sup ini dengan bekalmu." Zhou Weiqing menatapnya dan menunjukan ekspresi yang menyedihkan.

Shangguan Bing'er menatapnya dengan tatapan kosong untuk beberapa saat, kemudian ia melepas ranselnya dan mengambil bekalnya untuk diberikan kepada Zhou Weiqing. Ia tiba-tiba merasa bahwa berandal ini tidak seburuk yang ia pikir.

Sup embun rebung itu berwarna hijau muda, dan potongan-potongan rebung mengambang di dalam seperti batu giok. Aroma manisnya ringan tapi melekat. Meskipun mereka tidak memiliki bumbu lain untuk ditambahkan, hanya dengan rebung yang segar dan lembut sudah sangat lezat, bahkan lebih terasa lezat dengan embun dan daun.

Begitu Shangguan Bing'er mengambil sesendok pertama dari sup embun rebung itu, ia jatuh cinta pada sup itu. Aroma lembut yang manis mengalir dari ujung lidahnya, memasuki perutnya, dan menghangatkan tubuh. Sisa rasa manis dari sup itu masih terasa di mulut dan hidungnya, dan perasaan yang luar biasa seperti itu jelas jauh lebih baik daripada hanya memakan bekalnya.

Ia bahkan merasa sedikit menyesal karena tidak membiarkan Zhou Weiqing berburu dan membunuh kelinci itu. Mungkin, Zhou Weiqing juga bisa membuat makanan yang sangat lezat.

Zhou Weiqing tidak menggoda atau memancing Shangguan Bing'er, melainkan duduk di samping pot-daun, makan bekal bersama dengan sup embun rebung, dan ia melamun.

Penampilan Shangguan Bing'er ketika ia makan itu terlalu indah, terutama ekspresi yang ia tunjukan di wajahnya ketika meneguk sup embun rebung bambu; membuat jantung Zhou Weiqing berdegup kencang. Di matanya, wajah cantik Shangguan Bing'er bahkan lebih enak daripada sup embun rebung.

Sama seperti Shangguan Bing'er yang jatuh cinta pada sup embun rebung yang Zhou Weiqing buat, pada saat itu juga Zhou Weiqing sangat jatuh cinta dengan ekspresi Shangguan Bing'er yang puas. Ia menggenggam tinjunya, memutuskan di dalam hati bahwa ia akan melakukan apa saja untuk mengejar Shangguan Bing'er, dan menjadikannya istrinya.

Saat Zhou Weiqing membayangkan menikahi Shangguan Bing'er, dan bisa memeluk tubuhnya yang harum dan lembut untuk menemaninya tidur setiap hari, senyuman di wajah Zhou Weiqing terlihat bersemangat. Untungnya, perhatian wanita cantik di depannya itu tertuju pada sup embun rebung dan tidak melihat ekspresi mesum dari berandal itu.