Zhou Weiqing saat ini jauh lebih stabil, lebih matang daripada saat itu. Ma Qun dapat merasakan sorot dingin sesekali melintas di mata Zhou Weiqing, menimbulkan rasa dingin di punggungnya, bahkan, kalaupun tatapan pemuda itu tak diarahkan kepadanya.
Awalnya, Ma Qun berpikir bahwa dalam menerobos ke tahap jewel kedua, dia akan dapat menutup celah antara dirinya dan Zhou Weiqing. Sayangnya, sekarang, dia menyadari bahwa itu sama sekali tidak benar. Dari tekanan yang dia rasakan dari Zhou Weiqing, celah itu tidak menutup sama sekali dan justru sebaliknya, jarak di antara mereka makin melebar. Ini membuat ciut nyalinya. Selain rasa hormat yang Ma Qun miliki terhadap pemimpin mudanya, dia juga merasa agak takut terhadapnya.
Zhou Weiqing berdiri di ambang pintu, memandang ke halaman kecil di luar. Dengan tangan di belakang punggungnya, dia berdiri diam dengan mata terpejam.