Mansion Laksamana.
Di ruang tamu, ada 2 orang pria sedang duduk di kursi kepala. Salah satunya adalah Kaisar dari Kekaisaran Heavenly Bow, Di Fengling. Di sisi lain ada seorang lelaki berbadan kekar seperti pagoda besi, terlihat berusia sekitar 50 tahun, dengan kulit berwarna perunggu yang tampak bersinar dengan sehat, dengan bentuk wajah kotak, sepasang mata seperti harimau, hidung mancung dan
Laksamana Zhou mirip dengan Shangguan Bing'er, dia juga lahir dari keluarga biasa. Dia tumbuh besar dengan mengurus kerbau untuk mencari nafkah, yang juga merupakan alasan dari namanya. Tentu saja, tidak ada yang berani menertawakan namanya, siapa pun yang melakukannya pasti sudah mati.
"Yang Mulia, lihat ini. Seseorang mengirimkannya kepada saya pagi ini, ini tulisan tangan bocah cilik itu" Zhou Shuiniu menyerahkan sebuah surat kepada Di Fengling.
"Kakak Zhou, apakah kakak mengarang cerita untuk menghiburku? Aku sudah memutuskan, jika sesuatu terjadi pada Weiqing, Difuya akan menemaninya dalam kematian" Di Fengling berkata dengan tegas. Kemarin dia telah membawa Difuya ke mansion untuk meminta maaf secara pribadi. Tetapi kemudian dia mendengar bahwa Zhou Weiqing belum juga kembali, dan segera mengirim sejumlah orang untuk mencarinya di sekitar kota namun tidak ada hasilnya.
Zhou Shuiniu berkata dengan muram: "Yang Mulia, bagaimana pejabat ini berani berbohong kepada anda? Anda tidak boleh tertipu oleh penampilan jujur dari anak nakal itu, dia sebenarnya lebih licik daripada siapa pun, bahkan aku pun telah ditipu olehnya berkali-kali. Dugaanku adalah saat ini dia tahu bahwa dia telah mendapatkan masalah yang serius dan takut bahwa aku akan memukulinya, karena itu dia tidak berani pulang ke rumah. Dia telah membuat alasan dengan sangat indah. Hmph…, keluar dan berpergian untuk mencari nafkah. Aku menyebutnya sebagai omong kosong, kemungkinan besar dia tidak berani pulang, kita abaikan saja. "
Di Fengling berkata dengan senyum pahit: "Selama Weiqing tidak pulang dengan selamat, aku tidak bisa tenang! Lagipula kejadian ini adalah kesalahan Difuya. Kak, jika Weiqing kembali ke rumah, kakak tidak boleh memukulnya. Lagipula anak ini sangat kasihan, dia tidak meminta untuk dilahirkan dengan meridiannya yang tersumbat. Kakak seharusnya tidak membuat segalanya menjadi lebih sulit baginya. "
"Hmph…" Zhou Shuiniu mengeluarkan suara tidak senang, mengatakan: "Ayah harimau, anak anjing. Tapi berandal kecil itu setidaknya tahu batasannya sendiri. Dia benar, bagaimana dia bisa menjadi pasangan yang cocok untuk Yang Mulia Putri? Menurut pendapatku, kita harus melakukan apa yang dia katakan dan membatalkan pertunangan ini. "
Wajah Di Fengling berubah, "Bagaimana mungkin! Difuya sekarang menjadi bagian dari Keluarga Zhou, dan akan mati sebagai hantu Keluarga Zhou. Kakak, anda tahu bahwa raja tidak mengatakan hal-hal dengan begitu mudah. Seharusnya tidak ada lagi diskusi tentang masalah ini. Jika aku memandang rendah Weiqing hanya karena dia bukan seorang Master Jewel dan memutuskan pertunangan, bagaimana aku bisa memiliki kehormatan untuk memanggil mu teman. "
...
Ketika Zhou Weiqing sadar kembali, dia melihat dirinya ada di dalam tendanya sendiri. Begitu dia bangun, dia merasa seluruh tubuhnya kesakitan, dengan bau keringat yang tidak tertahankan. Kakinya sangat sakit, terasa seperti terbuat dari timah, dan gerakan apa pun terasa seperti tertusuk seribu jarum, menyebabkan Zhou Weiqing mengerang kesakitan.
"Shangguan Bing'er, tunggu saja, suatu hari nanti aku akan menginjakmu di bawah kakiku dan menghancurkanmu."
Setelah beristirahat sebentar, Zhou Weiqing berhasil merangkak dari tempat tidurnya. Setelah dia duduk, dia melihat 2 mangkuk besar dan juga tulisan tangan di samping tempat tidurnya.
Salah satunya berisi 3 bakpao besar, dan yang satunya lagi memiliki 2 jenis makanan, tumis sayuran dan daging rebus. Zhou Weiqing telah menghabiskan seluruh energinya di sore hari dan dia kelaparan, jadi dia segera menyantap makanan itu sambil berpikir: "Setidaknya dia memiliki hati nurani." bakpao dan daging rebus itu masih hangat, dan rasanya cukup enak, pastinya itu tidak berasal dari ruang makan tentara biasa. Saat dia makan, Zhou Weiqing melihat catatan yang hanya memiliki 4 kata di atasnya itu: "Kita akan melanjutkannya besok."
"Sial, ini belum berakhir! Aku hanya menyentuhmu sekali!" Zhou Weiqing berkata dengan putus asa, lalu dengan sedih dia meremas bakpao di tangannya itu dengan seluruh pikirannya tertuju padanya, seolah melampiaskan perasaannya pada roti itu.
Zhou Weiqing makan dengan cepat, lalu bergegas meninggalkan tenda, dan menahan rasa sakit yang luar biasa saat mandi. Meskipun berandal ini licik dan takut mati, tetapi dia punya satu hal yang bagus tentang dirinya, dia suka kebersihan. Dia juga mencuci pakaiannya. Jangan berpikir bahwa karena dia adalah kelahiran bangsawan, dia tidak tahu bagaimana melakukan pekerjaan rumah tangga. Bahkan sebaliknya, dia berpengalaman dalam semua pekerjaan rumah tangga mulai dari memasak sampai bersih-bersih, terutama karena sifat ayahnya yang keras. Di rumah Laksamana, Zhou Weiqing tinggal sendirian di sebuah halaman kecil. Setelah menginjak usia 6 tahun dia dipaksa untuk mandiri, tanpa pelayan yang menunggunya, meskipun semua yang dia butuhkan sudah disediakan. Karena itu, Laksamana Zhou dan istrinya terlibat banyak perkelahian, tetapi Laksamana Zhou keras kepala tentang hal itu. Pada akhirnya Laksamana Wanita hanya bisa mengajar Zhou Weiqing untuk melakukan tugas-tugas pribadinya.
Setelah membersihkan diri dan seragamnya, Zhou Weiqing berganti seragam baru dan kembali ke tendanya. Sekarang, seluruh perkemahan sudah sepi.
Setelah kembali ke tendanya, Zhou Weiqing membuka tas kain yang dia bawa bersamanya. Di dalamnya ada barang serbaguna yang telah ia beli setelah meninggalkan toko pandai besi, termasuk diantaranya ada bubuk bumbu masak, minyak lampu, dan lain lain, meskipun barang-barang ini tidak berharga, tetapi masih diperlukan untuk bertahan hidup. Hal yang paling ia khawatirkan menjadi seorang tentara adalah tidak diberi makan dengan baik, jadi dia membeli bumbu itu sehingga jadi lebih mudah baginya untuk membuat makanan jika ia memerlukannya. Adapun minyak lampu, itu akan berguna saat ini.
Zhou Weiqing mengeluarkan mangkuk nasi yang telah dia cuci, dan menuangkan minyak lampu ke dalamnya sebelum mengambil beberapa benang tipis yang dipintal bersama dan merendamnya dalam minyak untuk sementara waktu sebelum membuatnya menjadi sumbu. Dia kemudian menyalakannya, membuat lampu untuk menerangi tenda kecilnya.
Setelah melakukan itu, dia mengeluarkan kepalanya dari tenda dan melihat sekeliling untuk memastikan bahwa dia sendirian. Dia kemudian meraih ke dalam bajunya dengan perlahan dan mengeluarkan tas kain minyak yang disimpan di sana.
"Untungnya aku membungkusnya di dalam tas kain minyak ini dengan hati-hati. Aku berkeringat sangat banyak hari ini, dan jika ini hancur maka aku akan berada dalam masalah besar."
Dia dengan hati-hati membuka tas itu dan mengeluarkan sebuah buku tua dari dalamnya. Buku itu bahkan tidak terbuat dari kertas tetapi diikat dengan menggunakan kulit kambing berkualitas tinggi, tebalnya sekitar 2cm dan memiliki sekitar beberapa puluh halaman. Buku itu pasti terlihat primitif, dengan ujung-ujung buku yang tampak usang. Di atas buku terdapat 4 kata besar:
Ini adalah harta Zhou Weiqing yang dia ambil di Stars Forest kemarin. Buku itu adalah sesuatu yang dia temukan ketika dia berumur sepuluh tahun saat Laksamana Zhou melemparkan Zhou Weiqing ke dalam hutan tua untuk melatih kemampun bertahan hidupnya. Dia menemukan buku itu pada sebuah kerangka manusia, dan tidak memberi tahu orang lain, bahkan Laksamana Zhou, tetapi sejak itu dia menyembunyikannya di lubang kecil di sebuah pohon di dalam Stars Forest.
Saat dia membuka sampul buku untuk melihat halaman pertama, ada kata-kata kecil bertuliskan: 'Immortal Deity Technique General Principles'
Mereka yang tidak memiliki kemauan yang kuat tidak dapat mempelajari hal ini, dan mereka yang tidak memiliki keinginan untuk mati juga tidak bisa mempelajarinya. Immortal Deity Technique sebenarnya adalah teknik Definite-Death Deity, untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Menggunakan 36 Titik Besar Akupunktur Kematian sebagai titik kultivasi, mengambil kehidupan dari kematian, jika tidak berhati-hati, hasilnya adalah kematian. Perlahan, hati-hati. Mereka yang dapat menembus 36 Titik Besar Akupunktur Kematian akan dapat menerima dan menggunakan energi dari dunia, untuk hidup selama dunia itu masih ada.