Kedua pria itu berhenti di sebuah batu nisan yang tulisannya pudar termakan cuaca. Itu hanya sebuah batu nisan biasa. Memandang sekilas ke sekeliling mereka, pemakaman itu dipenuhi nisan-nisan lain yang serupa.
Namun, yang satu ini tampak berbeda karena terlihat kurang terawat. Nisan putih itu telah berubah warna menjadi abu-abu gelap dan terlihat sangat tua.
"Ini ayah-'ku'," kata Dunn sambil berdiri di depan nisan itu.
Twain berjongkok dan mengulurkan tangan bermaksud menghilangkan bintik hitam di atas nisan. Dia tidak mengira kalau bintik hitam itu sudah meresap ke bagian dalam batu nisan. Mustahil bisa menghilangkan bintik itu.
"Aku belum pernah kesini sejak pemakamannya."
"Sudah berapa lama?"
"Sepuluh tahun."