Setelah baru saja menyelesaikan pertandingan derby yang sengit, manajer tidak terlalu keras kepada para pemainnya seperti sebelumnya. Semua orang perlu bersantai sejenak, baik itu pemain maupun pelatih. Jadi Chen Jian bisa berpakaian rapi untuk menemui Twain, menikmati malam bersamanya dan merasakan kehidupan malam Spanyol yang penuh warna.
"Apa sudah waktunya bagiku untuk mengucapkan selamat padamu tentang hasil imbang melawan Barcelona yang perkasa, atau penyesalan karena kau tidak berhasil memenangkan pertandingan?" tanya Twain pada Chen Jian sambil tersenyum.
"Penyesalan," jawab Chen Jian.
Memandang pria di hadapannya, yang ubannya lebih banyak daripada sebelumnya, Chen Jian baru sadar bahwa waktu memang berlalu dengan cepat.
Ketika dia bertemu Twain untuk yang pertama kalinya, dia tampak penuh semangat. Dia berada di masa puncaknya, dan seolah-olah dia takkan pernah bisa merasa lelah, tapi sekarang, Twain hampir seperti seorang pria tua.