Tang Jing duduk tegak di hadapan ayahnya, yang duduk dibalik meja kantor besar dan memakai kacamata baca untuk membaca dengan seksama draft baru yang baru saja diserahkan oleh putrinya.
Dia telah membaca manuskrip tiga-ribu-kata itu selama lima belas menit dan masih belum berencana untuk meletakkannya. Ruang kantor pemimpin redaksi itu sangat hening.
Membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum pemimpin redaksi, Tang Yuanan melepaskan kacamata bacanya dan memijat bagian diantara kedua matanya.
"Xiao Jing, aku akan pensiun beberapa tahun lagi..."
"Aku tahu, Papa. Kau bisa menyalahkan aku kalau ada masalah."
Tang Yuanan meletakkan tangannya dan melotot ke arah putrinya, yang duduk di seberang meja. "Omong kosong! Bagaimana mungkin ayahmu bisa menjadi orang yang seperti itu?"
Tang Jing tidak mengatakan apa-apa, tapi dia masih terus menatap ayahnya, presiden dan pemimpin redaksi surat kabar olahraga dengan sirkulasi terluas di Cina.