Setelah babak pertama berakhir, Twain terlihat sangat tidak senang dan langsung berjalan menuju ruang ganti dengan kepala tertunduk. Dia tidak menyalahkan para pemain atas penampilan buruk mereka. Dia hanya merasa kesal karena nasib buruk mereka.
Chelsea yang berhasil menyamakan skor benar-benar membuatnya tak bisa berkata-kata. Meski ada banyak pemain di area penalti, tembakan jarak jauh Lampard masih berhasil masuk ke gawang.
Dia mengira kalau tembakan ceroboh semacam itu bukan ancaman bagi timnya, tapi tembakan itu justru berhasil masuk ke gawang. Bagaimana mungkin mood-nya bisa jadi lebih baik?
Meski begitu, saat dia melihat para pemainnya kembali ke ruang ganti satu per satu, Twain masih mencoba tersenyum. Dia tidak boleh mempengaruhi para pemain dengan moodnya.