Jika berbicara tentang Brasil, hal pertama yang dipikirkan Tang En adalah sepak bola. Yang kedua masih sepakbola. Saat dia tiba di Rio de Janeiro, itu masih mengingatkan Tang En tentang sepakbola. Dia adalah penggemar sepakbola sejati; sepakbola adalah segalanya di Brasil. Brasil adalah sepakbola; keduanya identik satu sama lain.
Tapi ketika dia tiba di Rio de Janeiro, matanya tak lagi tertarik pada sepakbola, melainkan pada atmosfernya yang eksotis, yang berbeda dari Inggris dan Cina.
Dia tidak asing dengan sepakbola. Sepakbola adalah pekerjaannya setiap hari. Di Brazil, dia tiba-tiba saja mengacuhkan anak-anak yang bermain sepakbola di jalanan.
Pantai-pantai yang cerah, cuaca tropis, gadis-gadis cantik berbikini yang penuh gairah, dan pohon-pohon palem yang bergoyang tertiup angin laut. Bunyi ombak dan riak gelombang air laut terdengar di telinganya.