Ye Futian terbawa oleh suasana yang diciptakan oleh guqin ini. Sensasi ini berasal dari kesedihan yang dia alami sebelumnya. Seolah-olah setiap nada musik yang dimainkan bukan lagi sekedar sebuah nada yang sederhana, melainkan sebuah perasaan, yang membawa satu momen dari kehidupan Shenyin Agung di dalamnya.
Guru yang paling dia dihormati, kampung halaman favoritnya, dan wanita yang paling dicintainya, semuanya lenyap dalam pertempuran besar kala itu. Jika dia telah mencapai puncak Plane-nya, maka apa yang akan terjadi? Dia sangat putus asa sehingga dia akhirnya jatuh dalam keputusasaan dan menciptakan Requiem Ilahi—sebuah lagu yang kini dikenal di seluruh penjuru dunia.
Namun pada akhirnya, dia juga menjadi bagian dari guqin tersebut.