Selama bertahun-tahun, Long Qi hanya bertanggung jawab untuk merawat Jun Qing, tidak pernah ikut campur dengan urusan lain di Istana Lin. Dengan Jun Wu Xie menyelinap keluar di malam hari, hanya memiliki beberapa penjaga bayangan dari pasukan elit sudah cukup, tidak perlu seorang Long Qi sendiri yang menjaganya.
Obat-obatannya kelihatannya begitu menakjubkan, ramuan itu telah memenangkan minat banyak orang!
Jun Wu Yao mengernyitkan keningnya, tak menunggu Wu Xie mengatakan sesuatu, ia memutar punggung Wu Xie, dengan satu tangan di pinggang gadis itu, tangan lainnya memegang dagunya dan mengangkat wajahnya.
Di bawah cahaya rembulan, sebuah wajah yang mampu memindahkan negeri-negeri digantikan oleh wajah datar.
Ketika ujung jari-jari Jun Wu Yao yang kasar mengusap bibir tipis Wu Xie dengan lembut, ia tersenyum menggodanya dan menyeringai jahil.
"Benar-benar jelek." Wajah asing dengan profil wajah yang berbeda menatap balik padanya membuatnya ingin menghapus wajah itu seluruhnya.
"Kalau begitu jangan lihat." Jun Wu Xie mengerutkan keningnya, ia benar-benar tak dapat mengerti apa yang ada di pikiran pria itu.
Ia jarang berada di Istana Lin, kehadirannya sangat sulit ditemukan. Ia sesekali akan mengejutkan Wu Xie dengan muncul tiba-tiba, sering kali tak sedikit pun jejak dapat ditemukan. Seperti yang dikatakannya sebelumnya, ia tidak memiliki dendam dengan Istana Lin dan tak akan membahayakan mereka. Ia hanya sedikit mengutak-atik ingatan mereka, ketika orang melihatnya mereka akan mengingat identitasnya. Jika tidak, tak akan ada yang memikirkan dirinya, jika ia tak berada di istana, Jun Qing dan Jun Xian hampir lupa dengan keberadaannya.
"Aku ingin pulang." Jun Wu Xie berkata sedikit kasar, dan melihat ke tangannya, menyuruh pria itu pergi.
"Baik, ayo pulang sama-sama." Jun Wu Yao berkata sambil mengangkat alis ketika tiba-tiba ia mengangkat Wu Xie dan menggendongnya seperti seorang putri.
" …. " Jun Wu Xie menatapnya.
Jun Wu Yao tidak menghiraukan Wu Xie yang mengacuhkannya ketika ia membawanya dengan cepat, kucing hitam itu mengikutinya dari belakang.
Di jalan, Long Qi marah pada dirinya sendiri karena kehilangan pandangan atas Jun Wu Xie dan ia pun mencarinya dengan panik. Ia mengembuskan napas lega ketika melihat Jun Wu Yao menggendong Jun Wu Xie di tangannya dan mereka keluar dari sebuah gang gelap.
"Tuan Muda, Nona." Ia menyapa namun diam-diam terkejut karena tak dapat merasakan kehadiran Tuan Muda sebelumnya.
Tanpa memandang Long Qi, Jun Wu Yao terus menggendong Jun Wu Xie kembali menuju ke Istana Lin.
Long Qi mengikuti mereka dari belakang tanpa mengatakan apa pun.
….
Seluruh insiden Jun Wu Xie telah terlupakan. Ketika matahari terbit keesokan hari, Jun Xian dan Jun Qing tidak mengungkit masalah ini sedangkan Long Qi masih mengikuti Jun Qing dan merawatnya dan melakukan aktivitas harian mereka.
Segera setelah Jun Wu Xie dan kucing hitam kecilnya memasuki ruang farmasi, Teratai Kecil dipanggil keluar dengan suara tegas oleh kucing hitam kecil.
[Anak nakal, keluar!]
Sosok kecil yang gemetaran terlihat segera meringkuk di lantai dengan kepalanya menunduk ke bawah.
Jun Wu Xie melipat tangan di dadanya, melihat sosok kecil itu dengan tatapan dingin.
Teratai Kecil terguncang hebat.
Ruangan itu menjadi sunyi.
Setelah setengah jam berdiri, Teratai Kecil tak dapat lagi menahan tekanan yang menyesakkan di dadanya. Ia mulai menangis, dengan matanya yang berkaca-kaca melihat memelas ke arah Jun Wu Xie.
Jangan tinggalkan aku … to … tolong jangan …*terisak-isak* … ki … kirim aku kembali." Butiran air mata yang berharga mengalir turun di pipinya. Ia gemetar ketika melihat Jun Wu Xie. Ia tahu bahwa ia telah membuat tuannya murka ketika muncul tanpa izin di Kota Hantu.
Jun Wu Xie mengecilkan matanya dan memberinya tatapan yang menusuk.
Kaki mungil Teratai Kecil mulai gemetar lagi.
[Ketika aku mengatakan bahwa kau tak berguna, aku tak berpikir bahwa kau tak ada gunanya sama sekali, bahkan memaksa Nona untuk mendapatkan buku usang ini. Katakan padaku, apa yang akan kita lakukan dengan benda busuk ini?]
Kucing hitam kecil itu melompat ke atas meja sementara satu tapak kakinya menyentuh tumpukan buku tua yang diletakkan di sana seraya memandang geram pada Teratai Kecil.