Chereads / Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam / Chapter 25 - Racun (3)

Chapter 25 - Racun (3)

Jun Qing langsung kehilangan senyumannya dan menggelengkan kepalanya. "Ckck. Satu-satunya orang yang dapat menoleransi sifatmu adalah kakak, jangan lupa, anak itu … ia adalah anak dari pria yang kepadanya kau bersumpah memberikan kesetiaanmu. Jika suatu hari Ayah dan aku tidak ada lagi di dunia ini, ia akan menjadi …."

Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, sebuah rasa gatal yang tak nyaman terasa seperti ada seseorang yang menggergaji tulangnya dengan pisau tumpul dan ia membungkuk karena sensasi ini mulai menyebar ke seluruh tulang di dalam tubuhnya.

"Tuan!" Pria itu khawatir melihat wajah pucat Jun Qing.

Racun Jun Qing dari waktu itu belum sepenuhnya hilang dan residu racun telah menembus ke dalam tulang belakang, bahkan Raja Klan Qing Yun gagal untuk menetralisir racun itu. Selama bertahun-tahun Jun Qing sangat memperhatikan asupan makanannya. Ia baik-baik saja sampai beberapa saat yang lalu dan masih menceramahinya, mengapa tiba-tiba ia ….?

Ia tiba-tiba teringat sesuatu.

"Biji bunga teratai itu? Namun, bagaimana mungkin?"

Bagaimana pun ia tak menyukai Jun Wu Xie, darah keluarga Jun masih mengalir di dalam tubuhnya, itulah mengapa ia menghampiri Jun Qing barusan ia tak memiliki kecurigaan padanya. Bagaimana mungkin dia pelakunya?

Jun Qing mengatupkan giginya ketika ia merasa sensasi gatal itu berubah menjadi rasa sakit yang tak dapat digambarkan. Tubuhnya seperti perlahan dihancurkan dan rasa sakit luar biasa menyapu dirinya sampai mengeluarkan keringat dingin.

Karena pria itu mengamati kondisi Jun Qing yang semakin bertambah buruk, ia secepatnya menggendong Jun Qing dari kursi rodanya dan berlari kembali ke kamarnya.

Keadaan ini tak diberitahukan pada Jun Wu Xie. Ia sibuk di dalam ruang farmasinya melakukan penelitian. Ia tak memikirkan hal itu lagi karena ia sendiri telah melewati proses pembersihan tulang dan walaupun itu bukan pengalaman yang nyaman, rasa sakit itu masih dapat ditahan menurutnya.

Namun, apa yang tak diketahuinya adalah pembersihan tulang manusia biasa dan seseorang yang telah terkena racun memiliki efek yang sangat berbeda.

Di paviliun lain, saat ini Jun Qing menderita rasa sakit yang sangat menyiksa, seolah ribuan pisau dihujamkan berkali-kali di tulangnya. Sebuah panggilan darurat untuk semua dokter ahli di dalam negeri dilakukan supaya mereka secepatnya datang ke Istana Lin untuk merawat dirinya.

Namun, semua dokter ini tak dapat mendiagnosa ketika Jun Qing berbaring di atas kasurnya di mana suhu tubuhnya terus melambung dan tubuhnya terus bergetar segera keringat membasahi seprai. Keringat yang dikeluarkan juga disertai dengan cairan hitam yang berbau menyengat.

Pemandangan ini menakutkan kelompok dokter yang berlutut di sisi ranjang dan membuat mereka merinding.

Jun Xian menerima kabar ini dan segera kembali untuk melihat putranya terbaring di kasur, pucat seputih sehelai kertas. Kondisinya tidak terlihat meyakinkan dan sepertinya satu kakinya sudah berada di dalam kuburan.

Jun Xian berkeringat dingin dan berseru, "Apa yang terjadi?!" Sepasang mata tajam memandang geram pada dokter-dokter yang berlutut di sisi ranjang.

"Ham … hamba … tidak tahu bagaimana … bagaimana aliran darahnya menjadi kacau dan racun di tulang belakangnya tiba-tiba menyeb … menyebar ke sel … seluruh tubuh. Ham … hamba benar-benar berusaha yang terbaik … Lin Wang tolong kasihani kami!" Kelompok dokter ini semuanya menangis memohon ampun karena mereka semua memiliki diagnosa yang sama - hidup Jun Qing tidak lama lagi.

Informasi mengejutkan ini hampir membuat Jun Xian pingsan ia kemudian menguatkan dirinya.

Apakah putra terakhirnya akan meninggal?

Tidak!

Ini tidak boleh terjadi!

Ia langsung bergegas ke Istana Kerajaan, berniat mencari Bai Yun Xian karena ia adalah murid langsung Klan Qing Yun. Ia terkejut setengah mati, Bai Yun Xian menolak untuk bertemu dengan siapa pun karena ia masih trauma dengan serangan itu dan masih memulihkan diri.

Ia langsung berlari ke Aula utama untuk bertemu dengan Kaisar. Yang Mulia berada dalam situasi yang sulit dan karena ia tak memiliki banyak pilihan, ia hanya dapat memandang tak berdaya melihat Jun Xian memandu Dokter Kekaisaran di Istana utama kembali ke Istana Lin untuk merawat putranya.