Pria itu terduduk di ranjang sembari menggertakkan giginya.
Segera, kompor-kompor itu diletakkan di dalam ruangan dan para pelayan menutup semua jendela dan pintu. Suhu ruangan yang meningkat drastis memaksa Jun Xian dan pria itu menyirkulasikan energi spiritual mereka dan segera mereka diselimuti jubah tipis untuk melindungi diri mereka dari suhu panas yang ekstrem.
Keringat Jun Qing bercampur dengan zat hitam menetes keluar dan ia sepenuhnya basah. Itu seperti ia seolah-olah baru saja ditarik keluar dari kolam air. Butiran keringat itu menetes ke lantai dan segera menguap segera saja ruangan itu dipenuhi dengan uap.
Suara pintu terbuka terdengar ketika Jun Wu Xie memasuki ruangan dengan sebuah ramuan yang dibuatnya sendiri dan kucing hitamnya duduk di sampingnya.
Tanpa menghiraukan orang lain di situ, ia berjalan langsung menghampiri Jun Qing.
Tiba-tiba ia merasakan pergelangan tangannya diremas dengan kuat. Pria itu tergesa-gesa menghampirinya dan berusaha menghentikannya.
"Ia adalah pamanmu!" Sambil menatap geram ke arahnya. Walaupun ia tak mengatakan pada Jun Xian bahwa penyebab kejadian ini adalah karena ia memberikan biji bunga teratai pada putranya, ia masih memiliki rasa tanggung jawab di dalam hatinya. Walaupun ia tak ingin percaya bahwa Wu Xie ingin menyakiti Jun Qing, faktanya mengatakan demikian.
"Lepaskan." Wu Xie berkata dengan dingin seraya mengerutkan keningnya. Ia langsung menarik tangannya dari cengkeraman pria itu dan mengibaskan tangannya menjauh. Ia merasa jengkel karena diganggu dan terus menerus dicurigai ketika sedang merawat seorang pasien.
Pria itu berdiri diam di sudut kamar dengan wajah murung sembari mengawasi Wu Xie yang perlahan menyuapi Jun Qing dengan cairan hitam dari mangkuk itu.
Setelah minum obat, tidak ada respon dari Jun Qing seraya berbaring dengan tenang di kasurnya.
Waktu berjalan lambat, suhu ruangan yang begitu tinggi adalah siksaan bagi Jun Wu Xie. Karena ia belum mulai mengembangkan energi spiritualnya untuk melindungi dirinya dengan sebuah jubah tipis dari temperatur yang begitu tinggi. Ia terus menerus mengeluarkan banyak keringat sehingga gaun tipisnya basah, tetapi apa pun yang terjadi, ia hanya duduk diam di situ sambil memperhatikan perubahan pada denyut nadi Jun Qing.
Kucing hitam itu melompat ke atas ranjang dan menatap Jun Qing lalu melihat Jun Wu Xie.
"Meow."
[Kondisi fisik terlihat stabil.]
Jun Wu Xie mengangguk perlahan.
Satu jam kemudian, butiran keringat yang jernih mulai terbentuk, sangat berbeda dengan keringat keruh yang sebelumnya dikeluarkan.
Jun Wu Xie segera memanggil para pelayan untuk mengeluarkan semua kompor dan mendinginkan ruangan.
"Siapkan air panas dan bantu untuk menyeka Tuan Kedua." Jun Wu Xie memerintahkan.
Semua orang di luar kamar melihatnya kebingungan. Apa yang dilakukan Nona muda mereka? Situasi untuk Tuan Kedua sudah begitu buruk hingga hampir semua dokter di kerajaan memberikan vonis mati padanya. Kini ia datang dan bermain-main menjadi dokter?
Para pelayan ragu-ragu dan mereka melihat ke arah Jun Xian dan begitu ia mengangguk, mereka bergegas masuk dan membersihkan ruangan itu.
"Kau, pergi ke ruang farmasiku dan ambil kendi obat yang kuletakkan di atas meja dan campur dengan air hangat kemudian biarkan Tuan kedua berendam selama tiga jam di dalam ramuan itu." Ia memanggil pria yang berdiri paling dekat dengannya.
Selama proses ini, Jun Xian berdiri dengan diam di sudut kamar dan tidak pernah ikut campur sekali pun dengan pengaturannya dan ketika ia melihat dengan matanya yang lelah, ia merasa kelegaan menyelimutinya.
Terlepas jika semua yang dilakukannya tidak berguna, setidaknya ia telah berubah menjadi lebih baik.
Setelah ia selesai melakukan semua tindakan, ia menemukan bahwa gaunnya dipenuhi noda, ini semua dari zat hitam yang dikeluarkan dari tubuh Jun Qing dan meninggalkan noda yang menjijikkan.
Ia segera kembali ke kamarnya dan mandi. Ia benar-benar membenci baunya!