Cucu perempuan Lin Wang - terkenal sebagai Nona Muda yang terlalu dimanja dari Istana Lin. Arogan, angkuh dan tidak masuk akal, semua orang adalah rendah di matanya, termasuk keluarga kerajaan.
Lin Wang dan kaisar pendiri Kerajaan sudah sejak lama saling mengenal. Mereka memiliki hubungan yang baik dan bahkan saling bersumpah kepada langit untuk menjadi saudara. Ketika Kerajaan Qi diresmikan, Kaisar pendiri secara pribadi memberikan gelar kebesaran pada Jun Xian, 'Lin Wang' yang memberinya kekuasaan yang hampir setara dengan anggota keluarga kerajaan.
Di seluruh kerajaan, itu adalah salah satu tempat yang paling disegani, bahkan Kaisar harus bersikap sopan terhadap mereka. Lin Wang memiliki dua orang putra, tetapi rasa sayangnya pada cucu perempuannya Jun Wu Xie telah mencapai puncak. Ketika gadis itu menyukai Pangeran Kedua, Lin Wang memaksa Kekaisaran supaya Pangeran Kedua dan cucunya bertunangan.
Namun, wanita angkuh ini sekarang terbaring di atas bebatuan tajam dalam keadaan yang menyedihkan, jika bukan karena jiwa Wu Xie, ia hanya akan menjadi sebuah mayat yang tergeletak di hutan belantara.
[Kedua kakinya patah, tiga tulang rusuk yang patah di sebelah kiri, dislokasi pada pergelangan tangan kanan … jatuh dari ketinggian seperti ini, tubuh itu selamat dengan sebuah mukjizat.]
Suara lain di dalam tubuh Jun Wu Xie terdengar, itu adalah suara akrab dari kucing hitam kecil yang menemaninya lebih dari satu dekade dan anehnya kucing itu juga ada di dalam tubuh yang sama.
"Masih hidup." Jun Wu Xie bergumam ketika ia tergeletak di bebatuan tanpa sedikit pun rasa sakit yang tampak di wajahnya, seolah-olah luka pada tubuhnya tidak mempengaruhinya.
[Selamat Nona, kau telah lolos dari kematian sekali lagi.] Asap hitam keluar dari dada Wu Xie dan membentuk seekor kucing hitam kecil, menegakkan bulunya di sisinya.
Wu Xie selamat dari sebuah malapetaka namun ia masih berputar-putar di dekat pintu kematian.
Ia merasakan energinya perlahan menghilang seraya dirinya bergidik karena hujan lebat yang turun membasahi tubuhnya.
Ia perlu menemukan tempat berteduh dari hujan secepatnya sebelum suhu tubuhnya turun lebih rendah! Untung saja, ada sebuah gua di bawah tebing rendah di dekat situ.
Mengandalkan kedua tangannya dan pikirannya untuk bertahan hidup, ia menyeret dirinya ke arah gua itu.
Pakaiannya yang compang-camping, basah karena keringat dan menetes di tengah hujan lebat, bergantung di tubuhnya yang babak belur. Jejak darah merah segar dari luka di kakinya di sepanjang jalur yang dilaluinya, tersapu oleh hujan tanpa ampun yang menghantam sosok kecil yang tengah merangkak. Kucing hitam kecil itu sesekali memberikan sentuhan untuk menyemangatinya ketika mereka menuju ke gua.
Menghimpun seluruh kekuatan yang tersisa di tubuhnya yang ringkih, walaupun jaraknya tidak jauh, itu adalah prestasi yang luar biasa.
Dengan begitu banyak luka dan dalam keadaan hujan deras, bahkan mereka yang memiliki ketahanan tinggi akan sering kali pingsan.
Ketika ia akhirnya mencapai gua gelap itu, wajahnya pucat pasi, tidak berwarna sedikit pun.
Meringkuk dan bersandar di dinding gua yang dingin, akhirnya berteduh dari siraman hujan, ia mengembuskan napas lega. Tiba-tiba suara serak terdengar dari kedalaman gua yang gelap.
[Si … Siapa itu?]
Kucing hitam itu bertanya dengan suara ketakutan, badan yang melengkung, siap menerkam di hadapan Wu Xie.
"Pergi lihat." Wu Xie terkejut karena ia mengetahui keadaannya yang berbahaya. Sendirian di sebuah lingkungan tanpa peralatan , ia tak dapat merawat dirinya sendiri maka ia hanya dapat melihat kemungkinan lain.
Memiliki orang lain di situ untuk menolong dirinya akan sangat baik.
Berjalan di depan, kucing hitam kecil itu berjalan lebih dekat ke arah suara itu. Dalam kegelapan, Wu Xie merasakan kehadiran orang lain.
"Kau akan mati." Sebuah suara maskulin bercampur dengan jejak mengejek datang dari atas kepalanya.