Chereads / Nirwana Monster / Chapter 56 - Selamat Tinggal, Xue Luo

Chapter 56 - Selamat Tinggal, Xue Luo

Yi Zheng segera menghampiri Yi Yeyu saat melihatnya terbangun. Ia duduk di tempat tidur Yi Yeyu..

"Kau baik-baik saja?" tanyanya.

"Aku bermimpi perutku ditusuk oleh Piton raksasa dan aku mati..." ucap Yi Yeyu dengan ekspresi bingung dan ketakutan di wajahnya.

Sambil berbicara, ia menatap perutnya yang terluka. Namun, lukanya sudah sembuh. Tidak ada hal yang aneh saat ia menyentuhnya dengan lembut dan tidak terlihat ada bekas goresan luka.

Namun, serangan itu jelas terjadi karena ada robekan besar di bajunya dan noda darah di sekitarnya, hal tersebut menandakan bahwa itu bukanlah ilusi kalau ia diserang oleh Piton hitam belum lama ini.

"Kau harus berterima kasih padanya. Nona Xue Luo menyelamatkan hidupmu!" begitu Yi Zheng menyelesaikan kalimatnya, ia berbalik pada Xue Luo dan menyatakan rasa terima kasihnya.

"Nona Xue Luo?" Yi Yeyu tercengang. Ia tidak bisa mengingat namanya sebagai anggota kelompok berburu. Menatap Xue Luo, ia segera menyadari tangan kanannya.

Ia teringat akan peristiwa tersebut ketika ia menatap tangan kanan Xue Luo. Ia kemudian berkata, "Aku ingat tanganmu. Kau yang menarikku keluar dari kegelapan. Terima kasih!"

"Sama-sama. Tuan Lin Huang menyelamatkan hidupku dan ia meminta bantuanku untuk menyelamatkanmu, jadi aku membantunya," Xue Luo tersenyum. Xue Luo memperlakukannya lebih ramah daripada yang lain.

"Terima kasih, Lin Huang!" ujar Yi Yeyu sambil menatap Lin Huang.

"Aku senang kau baik-baik saja," ucap Lin Huang menganggukkan kepalanya.

"Tuan, bolehkah aku bicara denganmu secara pribadi?" Xue Luo berbalik ke arah Lin Huang dan berkata dengan suara rendah.

"Permisi sebentar," Lin Huang berkata pada Yi Yeyu dan Yi Zheng. Ia lalu pergi bersama Xue Luo.

Xue Luo melambaikan tangannya. Ia membawa Lin Huang dan Bing Wang bersama dan mereka menginjak batu raksasa.

Ia berjalan lurus ke sisi batu, duduk dan menepuk permukaan batu dan berkata, "Tuan, silahkan duduk."

Lin Huang tampak tidak ragu dan duduk di sampingnya.

Bing Wang kemudian berdiri di belakang mereka berdua.

Ada dua bulan, bulan merah dan ungu, menerangi langit malam. Tanah tampak seperti tertutup oleh benang pintal beraneka warna, menciptakan warna cahaya misterius.

"Nona Xue Luo, apa kau akan pergi?" Lin Huang bertanya saat ia melihat Xue Luo terdiam menatap sinar bulan.

"Ya, saatnya bagiku untuk pergi," kata Xue Luo dan mengangguk. "Aku telah melihat bulan-bulan di dunia ini terlalu lama," lanjutnya.

Lin Huang berhenti sejenak dan bertanya, "Kapan kau berencana untuk pergi? Kami akan mengantarmu kepergianmu."

"Kami akan segera pergi," jawab Xue Luo. Jawabannya membuat Lin Huang terkejut.

Lin Huang menenangkan dirinya dan menganggukkan kepalanya. Ia tidak tahu harus berkata apa.

Setelah terdiam sejenak, Xue Luo tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Lin Huang, tampak serius, "Tuan, aku tidak tahu apakah aku harus bertanya tentang hal ini, tapi..." ucapnya putus.

"Tanyakan saja apa yang ingin kau ketahui. Aku akan berusaha menjawabnya," ujar Lin Huang, berusaha menenangkan kegugupan Xue Luo. Lin Huang berbalik menatapnya dan mereka saling bertatap mata. Ia segera mengalihkan pandangan dari Xue Luo sesaat agar terlepas dari rasa canggung.

"Tuan, apakah menurutmu benar atau salah jika seorang protoss dan manusia saling jatuh cinta?" Ia bertanya dengan lembut. Xue Luo sangat jujur, ​​karena pertanyaan ini telah mengganggunya selama lebih dari 700 tahun.

"Tidak ada yang benar atau salah dalam cinta. Ketika kau jatuh cinta pada seseorang dan akhirnya menjadi hubungan yang buruk, itu tidak berarti semua hubungan buruk. Itu hanya berarti kau bertemu dengan orang yang salah. Jika seorang protoss dan manusia benar-benar saling mencintai, aku rasa itu tidak salah," jawabnya. Ia sebenarnya terkejut dengan keterus-terangannya, namun mengatakan pendapatnya juga.

Lin Huang merasa bahwa ini adalah topik yang serius. Untuk meredakan ketegangan, ia kemudian beralih topik dan menceritakan sebuah kisah.

"Aku telah membaca cerita seperti itu sebelumnya. Ada seorang pria bernama Bei Feng. Ia jatuh cinta dengan banyak wanita dari berbagai ras yang melahirkan banyak anak dari berbagai ras..."

Xue Luo tercengang mendengarnya, "Apakah tidak ada yang menentang caranya berpoligami?"

"Ya, jika kau berpikir itu benar dan kau bertekad untuk melakukannya, kenapa kau peduli apa yang dipikirkan oleh orang lain?" ucap Lin Huang dan tertawa mendengar jawabannya. "Tentu saja, Bei Feng hanyalah karakter dalam cerita. Tidak ada orang seperti itu di dunia nyata," ia terus meyakinkannya.

"Aku sudah memikirkannya ..." kata Xue Luo setelah berpikir keras. Matanya bersinar.

"Tuan, apa rencanamu, setelah ini?" Xue Luo tiba-tiba bertanya.

"Aku akan mendaftar menjadi pemburu dan akan mencoba yang terbaik untuk mencapai tingkat besi. Aku akan sangat sibuk dengan tugas-tugas ini saat aku kembali. Rencana untuk masa depan akan menjadi yang utama dan yang paling penting adalah menggapai impian menjadi orang sakti," kata Lin Huang dengan bangga. Ia tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi sakti. Namun, tidak ada artinya membicarakan masa depan, karena ia tidak memiliki pemahaman yang lengkap tentang dunia ini. Ia hanya bisa bertindak saat waktunya tiba. Orang hanya bisa melangkah lebih jauh jika mereka memiliki kepastian dalam pikiran.

Keduanya mengobrol agak lama, duduk di atas batu raksasa. Namun, Yi Zheng yang menonton dari bawah terlihat kesal.

"Aku pikir Lin Huang adalah pria yang jujur, ​​tapi sekarang, aku tidak berpikir begitu. Aku merasa khawatir, memintanya untuk menjaga adikku," ia mengaku pada Yi Yeyu.

"Apa yang kau bicarakan?!" ia berteriak dan mencubit lengannya dengan keras.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Mengapa kau mencubitku? Nona Xue Luo sangat cantik dan ia lebih muda darimu. Ia sangat kuat, mungkin seorang manusia sakti. Jika kau tidak maju duluan dan berusaha, mungkin Lin Huang akan direnggut darimu, " katanya sambil terkekeh. Jelas, mereka tidak menyadari bahwa Xue Luo dan Bing Wang bukanlah manusia. Mereka mengira mereka adalah makhluk sakti.

"Sial!" Yi Yeyu menjerit. Ia panik memikirkan kehilangan Lin Huang.

Di atas batu raksasa, Lin Huang dan Xue Luo akan mengakhiri percakapan mereka.

"Kami akan pergi setelah menyelesaikan urusan kami," kata Xue Luo dan berdiri.

"Apa ada yang masih harus kau lakukan?" Lin Huang berdiri dan bertanya penasaran.

"Aku harus menghapus ingatan tentangku dan Xiao Bing dari otak manusia yang berhubungan dengan kami. Juga, aku harus menyelesaikan medan perang," kata Xue Luo, memandang Lin Huang. "Selain itu, orang-orang menyaksikanmu membunuh ratusan monster. Itu juga harus dihapus dari ingatan mereka, untuk keselamatanmu. Orang lain tidak boleh tahu tentang ini," ia memperingatkannya.

"Meskipun aku tidak tahu apa yang kau lakukan untuk menguasai kekuatan kutukan semacam itu. Dengan kekuatan semacam ini, bahkan Tuhannya manusia pun tertarik untuk memiliki karunia semacam itu," katanya. Awalnya, Lin Huang mengira ia bercanda, tetapi saat Xue Luo mengatakannya, tatapan matanya serius dan mematikan.

"Ya, aku tahu," jawabnya.

Lin Huang tidak pernah mengira kekuatan tersembunyi ada di Kartu Penghancur Kecil, bahkan Tuhan sekalipun mencarinya.

"Aku akan mulai menghapus ingatan mereka dan menggantinya dengan ingatan baru," katanya. Saat Xue Luo menyelesaikan kalimatnya, salju mulai turun.

Saat itu, semua orang di pos pijakan merasa aneh dengan kejadian tersebut. Tiba-tiba, para pemburu dan penduduk mulai pingsan satu demi satu.

Bing Wang juga pergi. Setelah beberapa saat, ia kembali, membawa seorang pria muda.

"Aku telah menciptakan ingatan baru untuk mereka. Seorang manusia sakti tiba di medan perang dan melakukan pertempuran sengit dengan ular Piton Hitam. Ia menyelamatkan semua orang dan kerumunan monster mundur setelah ular itu terbunuh," kata Xue Luo kepada Bing Wang. Ia kemudian berkata, "Xiao Bing, kau telah bertarung dengan pria ini sebelumnya. Kau bisa memalsukan bukti pertarungan di tempat ini berdasarkan gaya bertarungnya. Mengenai jejak monster, aku akan menghapusnya dengan salju," katanya.

Saat ini pertengahan musim panas, tapi ada hujan salju lebat. Di seluruh jurang, hanya Lin Huang, Xue Luo, dan Bing Wang berdiri dalam diam.

Sangat cepat, Bing Wang selesai membereskan medan perang. Namun, salju tidak berhenti dan seluruh dunia menjadi putih. Di bawah dua bulan purnama, langit malam sangat indah.

"Tuan, kita akan pergi sekarang," kata Xue Luo. Ia berdiri kurang dari dua meter dari Lin Huang, berdiri di atas batu raksasa. Ia memiringkan kepalanya sedikit dan tersenyum padanya.

Pada malam bersalju seperti itu, ia berdiri tanpa alas kaki di atas batu raksasa seperti peri salju. Ia sangat cantik.

Lin Huang mengangguk. Ia melambaikan tangannya dan berkata, "Selamat tinggal, Xue Luo."

"Selamat tinggal, Tuan," jawabnya.

Xue Luo melambai pada Lin Huang. Kemudian, Bing Wang dan Xue Luo terbang ke langit.

Saat keduanya berada di ratusan meter di atas tanah, Xue Luo melambaikan tangannya di udara dan Mata Virtual secara bertahap terbentuk di depan mereka.

Setelah beberapa saat, Mata Virtual terbuka. Ada mata putih es di dalam Mata Virtual, yang menyerupai mata spiritual raksasa memandang ke bawah dari langit.

Xue Luo dan Bing Wang melangkah ke mata Virtual dan menutup secara bertahap di sekitar mereka. Keduanya benar-benar menghilang.

Sampai saat ketika Mata Virtual juga menghilang, Lin Huang perlahan mengalihkan pandangannya dari pemandangan tersebut. Ia menghela napas dan berkata dalam hati, "Selamat tinggal, Xue Luo..."