"Penguasa Alam Jimat Langit." Qin Wentian merenung dalam hati, mengingat nama ini. Mulai hari ini dan seterusnya, ia tidak bisa lagi bergabung dengan kekuatan lain setelah melangkah ke alam abadi. Ia adalah seorang murid dari Alam Jimat Langit.
"Senior." Qin Wentian ingin berbicara, ketika mendengar Bai Wuya menyelanya, "Saat bercakap-cakap secara pribadi, kau bisa memanggilku Kakak Bai."
"Mhm, baik." Qin Wentian menjawab. "Kakak Bai, kapan aku bisa bertemu Guru? Dan berapa banyak murid yang ada di bawah pengawasan Guru?"
"Hanya setelah aku menerobos ke Alam Raja Abadi, baru aku benar-benar dianggap telah memasuki sekte dan mendapatkan wewenang untuk mengeluarkan undangan. Karena itulah aku bisa mengundangmu untuk menjadi murid di bawah pengawasan Guru. Tetapi kau sekarang hanya seorang murid yang baru saja direkrut dan belum mendapat persetujuan Guru. Setelah mendapatkan persetujuan Guru barulah kau akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya."
Bai Wuya tidak berusaha mengelak atau menyembunyikan apa pun, ia dengan cermat memberitahu Qin Wentian. "Selain itu, kau harus ingat ini. Dua aturan yang aku sebutkan sebelumnya tidak boleh dilanggar atau kau akan mati. Aku juga tidak begitu jelas berapa banyak murid yang dalam pembinaan Guru, tetapi aku tahu pasti satu hal. Ada beberapa yang lebih kuat daripada aku. Saat itu ketika aku membunuh seorang keturunan kaisar abadi dan dikejar olehnya, aku diselamatkan oleh kemunculan seorang kaisar abadi yang lebih kuat. Orang yang mengejarku berpikir bahwa kaisar abadi itu muncul untukku karena ia menyukai karakterku, tetapi sebenarnya, bukan karena itu. Orang yang membantuku itu adalah seorang murid dari Alam Jimat Langit juga, seorang murid di bawah pembinaan guru, kakak seperguruanku."
Pikiran Qin Wentian sedikit terguncang. Keberadaan di Alam Kaisar Abadi adalah kakak seperguruan Bai Wuya? Bukankah Kaisar Abadi Bijak Timur juga ada di Alam Kaisar Abadi?
Penguasa Alam Jimat Langit ternyata memiliki kaisar abadi sebagai muridnya. Seberapa kuat dia sebenarnya?
Kisah yang diceritakan oleh Bai Wuya ini tentunya adalah sebuah rahasia. Jika orang lain di alam abadi tahu bahwa kaisar abadi yang muncul membela Bai Wuya saat itu adalah seseorang dari sekte Bai Wuya, badai kehebohan besar akan terjadi. Kekuatan sekte seperti itu terlalu luar biasa, tetapi nyatanya, tidak ada orang lain di alam abadi yang memiliki firasat sama sekali. Tidak ada yang tahu betapa mengerikannya sekte yang dimasuki Bai Wuya.
"Mengerti. Terima kasih Kakak Seperguruan atas bimbinganmu." Qin Wentian mengangguk.
"Aku tidak bisa membawamu bersamaku dan meninggalkan tempat ini dengan disaksikan begitu banyak orang. Kau harus pergi sendiri ke alam abadi. Aku akan meninggalkan seutas indera abadi denganmu dan begitu kau melangkah ke alam abadi, aku akan bisa merasakannya untuk mencarimu dan membawamu ke Alam Jimat Langit. Setelah kau masuk, kau dapat mengambil satu pusaka tingkat pemula dan bertemu dengan anggota sekte lainnya. Meskipun orang-orang dari sekte kita mungkin tidak semuanya saling mengenal, kita dapat merasakan satu sama lain di dunia luar sebagai sesama anggota Alam Jimat Langit. Dengan begitu, kita akan dapat saling menjaga satu sama lain ketika berkeliaran di alam abadi."
Bai Wuya melanjutkan, "Di masa mudaku, kakak-kakak seperguruanku juga menjagaku dengan sangat baik. Para murid Alam Jimat Langit bukan merupakan bagian dari kekuatan lain dan juga tidak dapat mengambil orang lain sebagai guru mereka. Kita semua dianggap sebagai pendekar tanpa ikatan apapun sehingga kita akan merasakan ikatan kekeluargaan jika bertemu satu sama lain di dunia luar, menjadi sangat kompak."
Qin Wentian mengingat ini dalam hati sambil menerka-nerka kekuatan seperti apa Penguasa Alam Jimat Langit sebenarnya. Sosok itu sangat kuat tetapi ia memilih untuk tetap berada dalam bayang-bayang, tidak terlihat dan terselubung misteri.
"Baiklah, sudah waktunya bagiku untuk pergi. Indera abadi yang kutinggalkan bersamamu sangat lemah, itu tidak akan aktif secara otomatis dan hanya akan berfungsi sebagai suar, memberitahuku di mana posisimu. Jangan ceroboh dan mati sebelum bertemu denganku setelah kau melangkah ke alam abadi." Bai Wuya tertawa. Setelah itu, ia menarik kehendak kuat miliknya, menghilang dari lautan kesadaran Qin Wentian. Ia bisa merasakan seutas tipis indera abadi Bai Wuya di dalam lautan kesadarannya, dan seperti apa yang dikatakan Bai Wuya, indera abadi ini sangat lemah dan tidak bisa diaktifkan untuk digunakan sebagai perlindungan.
"Hu ...." Ia menarik napas dalam-dalam, pasang surut yang dirasakannya beberapa hari ini benar-benar luar biasa. Ia sendiri tidak pernah membayangkan bahwa ia akan bergabung dengan Sekte Abadi Bijak Abadi, dan sesaat kemudian dikeluarkan. Keberadaan tertinggi itu semuanya memperlakukannya dengan acuh tak acuh, menjaga jarak dengannya dan sekarang, Bai Wuya mengajaknya untuk bergabung dengan sektenya yang mungkin bahkan lebih kuat dibandingkan dengan Kaisar Abadi Bijak Timur.
Suasana hatinya berangsur-angsur kembali tenang. Qin Wentian mengerti bahwa tidak peduli siapa yang ia ambil sebagai gurunya, seberapa jauh ia dapat berjalan di jalur beladiri pada akhirnya tetap tergantung pada dirinya sendiri. Seorang guru hanya kekuatan luar yang bisa membantumu, tetapi kau tidak boleh terlalu bergantung pada mereka.
Hanya dengan menjadi kuat secara pribadi seseorang dapat memperoleh pengakuan dan rasa hormat.
Saat ini, Kaisar Abadi Bijak Timur dan raja abadi lainnya sedang mengobrol santai di perjamuan, bahkan tidak lagi melirik Qin Wentian, memperlakukannya seolah-olah ia tidak ada. Setelah beberapa saat berlalu, suara Kaisar Abadi Bijak Timur bergema, "Cukup, hari ini aku sudah menghabiskan cukup banyak waktu untuk berkumpul dengan kalian semua dan juga menerima seorang murid yang luar biasa. Ini adalah akhir yang baik untuk perjamuan ini, mari kita akhiri di sini."
"Baik, kita semua akan bersulang untuk Yang Mulia satu cangkir anggur lagi dan melepas kepergian Yang Mulia." Raja Kekal Abadi mengangkat cangkir anggur di tangannya dan tidak berniat untuk menahan Kaisar Abadi Bijak Timur. Jika statusnya sama dengan Sang Bijak Timur, ia mungkin bisa mendesaknya untuk tinggal sedikit lebih lama. Tapi karena status mereka berbeda, dan Kaisar Abadi Bijak Timur ingin pergi, mereka semua tidak memiliki kualifikasi untuk menahannya. Para monster tua dari alam abadi itu semuanya sangat paham tentang perbedaan status yang mereka miliki sehingga mereka tidak banyak berkomentar.
"Baiklah, mari kita bersulang untuk terakhir kalinya." Kaisar Abadi Bijak Timur tersenyum sambil mengangkat cawannya. Para raja abadi semuanya berdiri, hanya Kaisar Abadi Bijak Timur satu-satunya yang tetap duduk.
"Kami dengan hormat melepas kepergian Yang Mulia." Para raja abadi semuanya berbicara dengan penuh hormat, dan menghabiskan isi cawan mereka dalam satu tegukan.
"Mhm." Kaisar Abadi Bijak Timur juga meminum anggurnya. Tatapannya menyapu para raja abadi dan akhirnya tertuju pada Qin Wentian. Menatap Qin Wentian yang berdiri sendirian di pojok, Kaisar Abadi Bijak Timur berkomentar tanpa emosi, "Jika kau menyesali dan mengakui kesalahanmu, aku masih bisa merekomendasikan salah satu raja abadi untuk menjadi gurumu."
Qin Wentian memiringkan kepalanya dan menatap Kaisar Abadi Bijak Timur. Nada suara kaisar abadi itu dingin dan penuh belas kasihan, seolah sedang melakukan tindakan mulia. Raja abadi lainnya semua menatap Qin Wentian, juga memancarkan perasaan yang sama. Huijin segera menyahut, "Kebaikan Yang Mulia tidak mengenal batas, bahkan sekarang Yang Mulia masih memperlakukan pemuda ini dengan sangat baik."
Namun tidak ada gejolak di mata Qin Wentian. Ia terlihat sangat tenang. Ia membungkuk dalam-dalam pada Kaisar Abadi Bijak Timur dan menjawab, "Anak muda ini lebih cenderung ke arah kebebasan, dan tidak dapat membalas kebaikan Yang Mulia berikan. Saya terpaksa mengecewakan Yang Mulia."
Semua orang meyakini bahwa itu adalah tindakan mulia yang lahir dari belas kasihan, tetapi Qin Wentian malah mengatakan bahwa dia harus menolak anugerah yang diberikan kepadanya oleh Kaisar Abadi Bijak Timur. Jawabannya tak pelak membuat semua orang yang hadir terdiam.
"Benar-benar tidak tahu apa yang baik untuk dirinya sendiri. Yang Mulia, bocah ini tidak cocok untuk menjadi murid." Huijin dengan dingin menambahkan. Kaisar Abadi Bijak Timur tidak lagi melihat Qin Wentian. Ia menoleh kepada Dongsheng Ting yang berada di sisinya dan berbicara, "Kirim para peserta kembali ke dunia partikel."
Setelah berbicara, siluetnya berkedip dan ia membawa muridnya Que Tianyi pergi, meninggalkan tempat itu dalam sekejap.
"Ayo pergi."
"Semuanya, selamat tinggal." Raja Kekal Abadi menangkupkan tangannya kepada para ahli lain di perjamuan itu.
"Titisan Keindahan, jika kau punya waktu, mari kita mengobrol lebih lama?" Seseorang memanggil Raja Titisan Abadi.
"Tidak ada waktu, aku perlu membawa muridku dan kembali." Raja Titisan Abadi tersenyum. Orang itu dengan cemburu melirik Hua Taixu lalu tersenyum, "Pemuda ini sangat beruntung, memiliki sosok yang sangat cantik sebagai seorang guru. Hahaha."
Selesai berbicara, ahli itu juga berbalik dan pergi.
"Ayo pergi juga." Raja Titisan Abadi membawa Hua Taixu pergi.
"Bai Wuya, mengapa kau tidak menerimanya sebagai muridmu?" Huijin melirik Qin Wentian, ekspresi mengejek bisa terlihat berkilat di matanya. Setelah itu, ia juga membawa muridnya Hei Feng pergi.
Bai Wuya melirik Huijin tetapi tidak mengatakan apa-apa. Setelah itu, ia mengirimkan suaranya ke Qin Wentian, "Sampai jumpa di alam abadi."
Setelah berbicara, bayangannya berkelebat melintasi udara, meninggalkan tempat itu.
Dalam sekejap mata, semua orang pergi. Hanya Qin Wentian dan beberapa lainnya yang terlihat tetap di sana.
Terowongan cahaya muncul lagi, menghubungkan istana abadi ke Wilayah Suci Kerajaan. Dongsheng Ting berjalan maju dan berdiri di atas genderang perang, ia melirik Qin Wentian dan mentransmisikan suaranya ke dalam pikiran Qin Wentian. "Katak di dalam sumur tidak tahu betapa tingginya langit. Apakah kau benar-benar berpikir kau bisa naik ke langit dengan hanya memiliki koneksi dengan Putri Qing'er? Teruslah bermimpi."
Jelas, suaranya ditransmisikan kepada Qin Wentian seorang. Qin Wentian mengerutkan keningnya dan memiringkan kepalanya, menatap Dongsheng Ting yang berada di atas genderang perang. Apakah ia benar-benar memiliki kesempatan untuk masuk di bawah pengawasan Kaisar Abadi Bijak Timur sejak awal? Akankah Kaisar Abadi Bijak Timur benar-benar akan membimbingnya karena janjinya kepada ayah Qing'er, Kaisar Agung Lestari? Mungkin hal ini memang tidak mungkin terjadi sejak awal.
Sedikit raut mengejek muncul di wajahnya. Tidak jelas apakah ia mengejek dirinya sendiri atau Dongsheng Ting. Memanjat melalui koneksi, naik ke langit?
"Acara perekrutan murid yang diselenggarakan oleh ayahanda rajaku telah berakhir. Para raja abadi juga telah memilih murid-murid mereka, dan bagi mereka yang tidak cukup beruntung, kalian semua bisa kembali sekarang." Suara Dongsheng Ting terdengar ke seluruh Wilayah Suci Kerajaan. Peserta yang tersisa di sembilan puncak gunung itu semuanya menghela napas sambil berjalan menuju terowongan penghubung. Sebelumnya, terowongan itu membawa mereka naik, sama seperti kegembiraan yang melonjak di hati mereka; tapi sekarang, terowongan yang sama menuntun mereka kembali turun, seperti batu berat yang masuk ke dalam perut mereka.
Qin Wentian dan yang lainnya semua melangkah ke jalur penghubung yang berbeda diiringi fluktuasi ruang yang intens menutupi tubuh mereka. Detik berikutnya, mereka dikirim kembali ke tanah Wilayah Suci Kerajaan.
Dengan mendongakkan kepala mereka menatap istana abadi dan sembilan gunung itu, orang-orang di sana berangsur-angsur pergi dan kesembilan gunung itu pun menghilang. Istana abadi itu kemudian mulai berkilauan dan berubah menjadi ilusi sebelum akhirnya menghilang dari langit dunia ini.
Acara perekrutan murid oleh Kaisar Abadi Bijak Timur kali ini akhirnya berakhir.
Qin Wentian berdiri di tanah, tenggelam dalam perenungan. Pada akhirnya, ia kembali ke dunia tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Ia melewatkan kesempatan untuk menuju ke alam abadi tetapi meskipun demikian, ia tidak memiliki penyesalan di hatinya.
"Alam abadi ...." gumam Qin Wentian. Setelah itu, bayangannya berkelebat ketika ia melesat pergi.
Demikian pula, Zai Xuan juga mendarat kembali di Wilayah Suci Kerajaan. Ia menatap istana abadi yang lenyap, dan tidak tampak banyak kekecewaan di matanya. Qin Wentian akhirnya ditinggalkan oleh semua. Ia berdiri di pinggir seperti sebatang kara, tidak ada satu pun raja abadi yang bersedia membawanya sebagai murid terlepas dari bakatnya.
Para pengunjung dari luar alam abadi juga hanya bisa menghela napas dalam hati mereka. Kehebohan yang disebabkan oleh acara ini begitu hebat, menarik minat begitu banyak jenius dari alam abadi. Meskipun mereka tidak lemah, terlalu sulit untuk masuk di bawah pengawasan Kaisar Abadi Bijak Timur. Pada akhirnya, hanya satu orang yang cukup beruntung dan berhasil. Saat ini, pengunjung dari luar ini hanya bisa menggelengkan kepala dan kembali ke tempat asal mereka.