Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 66 - Buah Bara Darah

Chapter 66 - Buah Bara Darah

Jika dibandingkan dengan pendekar manusia, kultivasi makhluk siluman tingkat keempat akan berada di antara tingkat pertama dan ketiga Peredaran Nadi. Burung Hering Guntur Ungu ini dianggap sebagai salah satu makhluk siluman tingkat empat yang terkuat, dengan kultivasi setara tingkat ketiga Peredaran Nadi. Selain kemampuan terbang yang dimilikinya, ia juga sangat sulit dihadapi.

Di angkasa di atas pohon-pohon tua itu, busur petir keunguan menyambar dan suara berderak terdengar. Busur petir keunguan itu mendarat di salah satu pohon tua, dan seketika meledak. Sisa-sisa petir dapat terlihat mengerjap di sekitar area yang disambar petir.

Qin Wentian dan kelompoknya mengangkat kepala mereka dan melihat Burung Hering Guntur Ungu raksasa melayang-layang di atas mereka. Matanya yang buas memancarkan cahaya yang kejam. Ia menganggap mereka tak lain sebagai mangsa untuk diburu.

"Bumm, bumm ...." Sebuah sambaran petir ungu, seukuran lengan manusia, menyengat turun ke tempat mereka bertiga berdiri.

Wajah kelompok Qin Wentian membeku sesaat. Lalu dengan bergerak seperti angin, mereka bertiga berpencar ke tiga arah yang berbeda, menghindari serangan petir itu. Kawah yang sangat besar dapat terlihat di tanah di tempat mereka berdiri tadi. Intensitas serangan itu menyebabkan desiran angin panas sebagai akibatnya. Ketika angin itu mulai mengepul, ia menimbulkan sensasi menyakitkan dan menusuk berhembus di kulit mereka.

"Boss, pergi alihkan serangannya," si Gendut memberikan arahan. Di antara mereka, Qin Wentian memiliki serangan dan pertahanan terkuat. Ia juga satu-satunya yang punya kesempatan untuk menghindari serangan petir burung hering itu.

"Kau memang baik sekali." Qin Wentian mengumpat dengan suara rendah. Tapi sekali lagi, penilaian si Gendut benar. Seluruh tubuh Qin Wentian kotor oleh tanah dan debu lalu ia mengibas-ngibaskan pakaiannya. Gara-gara Burung Hering Guntur Ungu itu, sejumlah besar energi sedang mengumpul di udara di atasnya, tetapi sesaat kemudian, tubuh Qin Wentian melesat, memamerkan gerakan kaki yang sangat lincah. Tubuhnya seperti daun willow yang menari indah, mengambang dengan angin, dan meskipun petir menyambar sangat dekat, tapi tidak pernah berhasil menyentuhnya.

"Makhluk siluman, mana kemampuanmu. Bisakah mengenaiku?" Qin Wentian berteriak pada Burung Hering Guntur Ungu yang melayang di angkasa. Ini adalah pertama kalinya Qin Wentian menggunakan Teknik Gerakan Garuda dalam pertarungan sebenarnya.

Akibat provokasi itu, amukan pembunuh dapat terlihat membuncah di mata burung hering itu yang membuat ia mengumpulkan energi astral lebih banyak, sambil terus mengeluarkan petir dari paruhnya.

"Keparat!" si Gendut, seolah melupakan semua kesetiawakanan persaudaraan, segera melarikan diri, melompat ke atas cabang-cabang pohon tua yang cukup jauh. Sesaat sesudah itu, Qin Wentian mengeluarkan sepenuhnya Teknik Gerakan Garuda untuk menghindari sambaran petir yang begitu kuat sehingga pasti bisa menghancurkannya menjadi debu jika terkena. Namun, entah dengan keajaiban atau keberuntungan besar, Qin Wentian selalu berhasil menghindari sambaran itu meski hanya seujung rambut lagi.

"Makhluk siluman, cuma segitu kemampuanmu?" Qin Wentian dengan arogan melanjutkan provokasi. Burung Hering Guntur Ungu itu tampak bergetar karena marah, jelas kesal dengan kata-kata Qin Wentian. Lalu dengan suara pekik yang melengking, ia menukik di udara, menyambar ke arah Qin Wentian.

Busur petir menyambar setiap beberapa kali dari paruh burung hering itu yang ingin mengubur Qin Wentian hidup-hidup.

"Betapa sengitnya." Sambil berdiri di atas pohon terdekat, Fan Le menggeram.

Setelah menyaksikan bagaimana peristiwa itu berlangsung, Fan Le mengkuatirkan Qin Wentian. Gumpalan tanah dan debu yang terlepas dan terbang setiap kali petir itu menghantam tanah, mengancam akan mengubur Qin Wentian hidup-hidup. Burung Hering Guntur Ungu itu sedikitpun tidak akan berhenti. Ia sekali lagi menukik ke bawah, ingin melahap daging Qin Wentian.

Qin Wentian terlihat seperti sosok yang sangat menyedihkan saat menghindar dari bongkahan-bongkahan tanah yang jatuh. Matanya mengerjap dingin. Namun saat itu, sesungguhnya ia masih sangat tenang; maha energi di tubuhnya sudah diaktifkan dan mengalir ke lengannya dengan deras.

Suara ombak laut bergemuruh terdengar saat maha energinya berkumpul ke dalam bentuk Jejak Pusaran Laut. Pada saat ini juga, sembilan anak panah astral secara eksplosif dilepaskan oleh Fan Le, melesat di udara, melaju ke arah burung hering itu dengan sembilan sinar cahaya keemasannya.

Hembusan angin kencang menyertai, bersama pekikan yang menyedihkan terdengar dari Burung Hering Guntur Ungu itu. Angin yang diciptakan oleh sembilan anak panah astral emas itu menembus tanpa ampun ke tubuhnya, dan energi yang terkandung di dalamnya mencegah burung hering itu terbang.

"Mati!" Jejak Pusaran Laut meledak di tengah-tengah bumi. Burung hering itu mengeluarkan rintihan yang sengsara saat tanpa daya menutupkan sayapnya di sekitar tubuhnya, berusaha untuk berlindung dari serangan sebelum jatuh dari angkasa. Benturan itu membuat getaran yang luar biasa di tanah.

Fan Le melompat turun dari pohon dan mendekat. Melihat kepada Qin Wentian, yang seluruh tubuhnya tertutup debu dan kotoran, ia dengan ceria menepuk punggung Qin Wentian dan berkata, "Bos! Itu tadi sangat mengesankan!"

"Enyah." Qin Wentian meludahkan tanah yang tersangkut di giginya. Saat melihat tubuh burung hering itu, ia menghela nafas. "Tak disangka bahwa aku harus mengumpankan diri hanya untuk membunuh makhluk siluman tingkat ini. Tidak mudah sama sekali."

"Selain dengan cara ini, kita tidak akan pernah bisa mengalahkan burung hering. Sayang sekali bahwa Bajingan Kecil bukanlah makhluk siluman terbang. Jika tidak, kau bisa memakan intisarinya." Fan Le tertawa melirik anak anjing putih itu. Bajingan Kecil, yang duduk di kaki belakangnya, menatap Fan Le dengan cara yang sangat menggemaskan.

"Bagaimanapun, kau benar-benar hebat. Jika itu aku, aku pasti akan mati jika menemukan Burung Hering Guntur Ungu ini." Telor berjalan mendekat, ia masih merasa ketakutan. Perbedaan di antara mereka terlalu besar.

"Sepertinya berada di pihak yang sama denganmu adalah kesalahan. Aku tidak akan memiliki kesempatan untuk menempa diri sama sekali."

"Jangan khawatir, kami akan membiarkan makhluk siluman yang berjalan di tanah untuk kau tangani." Qin Wentian tersenyum ketika dia menggunakan sebilah belati untuk memotong kepala burung hering itu, dan mengambil inti siluman di dalamnya. Inti siluman seukuran telapak tangan itu dipenuhi dengan energi petir yang mengerikan. Ini adalah inti siluman dari makhluk siluman astral tingkat 4. Bagi para pendekar dengan unsur petir, inti ini sangat berharga.

"Inti dari makhluk siluman terbang menjadi milikku. Sedangkan untuk makhluk yang berjalan di darat, kalian berdua bisa membaginya sama rata, OK?'' Qin Wentian bertanya sambil melihat ke arah Fan Le dan Telor. Fan Le tentu saja tidak akan menentang Qin Wentian. Dan untuk Telor, setelah menyaksikan kemampuan tempur kedua temannya, ia mengerti bahwa dia tidak memiliki kualifikasi untuk tidak setuju.

Qin Wentian menyimpan inti siluman itu. Ia menjulurkan telapak tangannya kemudian tanda samar muncul. Kekuatan penyerapan yang kuat bisa dirasakan Qin Wentian sambil menekan telapaknya ke tubuh burung hering itu. Tanda itu memancarkan cahaya putih saat bayangan samar Burung hering Guntur Ungu terlihat diserap oleh telapak tangannya, mengalir ke tubuh Qin Wentian.

"Makhluk siluman secara alami memiliki roh siluman. Teknik Gerakan Garuda mengharuskanku untuk melahap roh siluman dan menyerap intisari siluman di dalamnya. Satu-satunya cara untuk mempercepat prosesnya adalah jika makhluk siluman itu masih memiliki inti untuk membantuku dalam penyerapanku." Qin Wentian tersenyum menjelaskan kepada Fan Le dan Telor. Inilah mengapa sangat sulit untuk menguasai Teknik Gerakan Garuda 9 Langit.

Setelah selesai, mereka melanjutkan menempa diri di dalam Hutan Kegelapan. Dan setiap kali mereka bertemu dengan makhluk siluman di daratan, Qin Wentian dan Fan Le yang menyerahkannya kepada Telor untuk ditangani, dan hanya membantu di saat kritis.

Tanpa terasa, sebulan telah berlalu. Tubuh mereka semua tertutup dengan kotoran dan tanah yang mereka kumpulkan dari pertarungan ke pertarungan. Namun, aura yang mereka pancarkan mengalami beberapa transformasi, terutama sorot mata mereka, yang berkali-kali lebih tajam daripada sebelumnya. Tak perlu dikatakan, kemampuan tempur mereka telah meningkat beberapa langkah.

Akhirnya, setelah menemukan sebuah danau di dekat situ, mereka bertiga berlari melompat ke air dengan kecepatan yang mirip dengan serigala ganas memangsa rusa yang tak berdaya. Sudah sekian lama mereka tidak mandi. Sungguh sebuah kesegaran yang tak terhingga Setelah mandi, mereka menyalakan api unggun untuk mengeringkan jubah mereka di tepi sungai.

Dengan setengah telanjang, saat itu Qin Wentian berkultivasi di bawah pohon. Ia tanpa henti menggenggam inti siluman sambil menyerap energi yang terkandung di dalam situ. Sinar cahaya putih bisa terlihat memancar dari inti siluman itu, berubah menjadi gambar makhluk siluman terbang seperti masih hidup, sebelum diserap ke dalam tubuh Qin Wentian. Setelah energi siluman mengalir melalui meridian bintang ke organ-organ dalam, saluran energi, pembuluh dan struktur tulangnya, Qin Wentian dapat merasakan bahwa tubuhnya entah bagaimana lebih kuat dari sebelumnya.

Dalam masa itu, bersama dengan penyerapan terus menerus dari intisari siluman, Qin Wentian dengan mudah merasakan peningkatan yang cepat dari Teknik Gerakan Garuda.

"Gukk gukk ...." Bajingan Kecil muncul, berlari berputar-putar mengelilinginya. Kebingungan bersinar dari wajah Qin Wentian saat ia bertanya, "Kau ingin aku mengikuti kamu?"

Bajingan Kecil menggonggong, menunjukkan persetujuan, sebelum berlari pergi. Melihat akan hal itu, tatapan terkejut mengerjap di mata Qin Wentian lalu ia berteriak, "Gendut, Telor, mari kita bergerak."

Setelah mereka mengambil jubah yang telah kering, ia melesat ke arah Bajingan Kecil. Fan Le dan Telor tidak bisa melakukan apa-apa selain menggaruk-garuk kepala dengan bingung, tetapi mereka akhirnya mengikutinya.

Kecepatan Bajingan Kecil menjadi semakin bertambah, memaksa ketiganya meningkatkan kecepatan juga. Bajingan Kecil menuntun mereka ke lereng gunung, yang medannya sangat curam. Di sini, banyak jenis tanaman dan pohon langka yang bermacam-macam terlihat.

"Seseorang sedang bertarung." Qin Wentian dan Fan Le mengunci pandangan mereka bersama. Bajingan Kecil menuntun mereka ke atas, dan setelah naik ke puncak bukit kecil, mereka melirik ke bawah ke sumber keributan di lembah. Kelompok Qin Wentian memicingkan mata lalu mengerutkan kening.

"Piton raksasa."

Di lembah itu, ada banyak makhluk siluman ular dengan ukuran sangat besar. Qin Wentian pernah menyelamatkan Liu Yan dari jenis ular siluman ini di Hutan Kegelapan.

Kekuatan yang mereka miliki sangat mengerikan. Seekor ular raksasa yang melingkar di sebatang pohon tua, sesekali meludahkan kabut beracun. Tubuh ular besar ini dipenuhi banyak luka.

Saat itu, sekelompok orang sedang bertarung melawan piton raksasa.

"Siswa Perguruan Bintang Kekaisaran." Sorot terkejut muncul dari mata Telor. Para pendekar itu semuanya berusia sekitar 17 hingga 18 tahun, berada pada tingkat ketiga atau keempat Peredaran Nadi. Mereka semua tidak menahan apa-apa dan melepaskan jiwa astral mereka, menunjukkan bahwa mereka semua adalah Ksatria Bintang.

"Kau kenal mereka?" tanya Qin Wentian saat dia melihat ke arah Telor.

"Orang itu bernama Logan, anggota perguruan. Aku pernah bertemu dengannya sebelumnya." Telor menunjuk kepada seorang pendekar yang memancarkan aura puncak Peredaran Nadi tingkat empat.

"Mereka bertarung demi buah-buah arwah di pohon itu." Sambil memicingkan matanya, Fan Le memandangi ular besar yang meliliti batang pohon. Di atas pohon itu ada rangkaian buah-buah merah terang yang tak terhitung, kulitnya berwarna begitu cemerlang seolah-olah buah-buah itu berdarah.

"Buah-buahan spiritual yang langka dan berharga tentu saja memiliki makhluk siluman yang menjaga mereka. Tapi buah apa itu?" Qin Wentian memandang ke arah Fan Le penuh tanya. Ia melirik Bajingan Kecil dari sudut matanya; teman kecil ini benar-benar mengetahui akan hal ini dan membawa mereka ke sini untuk maksud itu?

"Buah Bara Darah. Jenis buah ini sangat bermanfaat bagi para pendekar di tingkat Peredaran Nadi untuk memperluas saluran energi dan membuka jalur melingkar yang baru, sehingga membantu pencapaian tingkat selanjutnya bagi para pendekar Peredaran Nadi. Tidak hanya itu, buah ini juga bisa dimurnikan menjadi Butir Bara Darah, yang memberikan efek lebih kuat." Fan Le menceritakan dengan suara rendah. Mendengar akan hal ini, api semangat mengerjap di mata Qin Wentian.

Di tingkat Peredaran Nadi, para pendekar menggunakan energi astral untuk terus-menerus memelihara dan menempa tubuh mereka, merangsang titik akupuntur dan memperluas saluran energi. Buah Bara Darah akan membuat para pendekar dapat mencapai hasil dua kali lebih cepat dibanding cara yang biasa, sangat membantu pendekar Peredaran Nadi dalam menembus tingkat selanjutnya. Tidak heran buah-buahan itu mampu menimbulkan keributan yang begitu besar. ada beberapa yang bahkan rela mengorbankan hidup mereka untuk itu!

Pada saat ini, situasinya tidak terlihat baik bagi kelompok Logan.

"Buah Bara Darah," seru Qin Wentian saat cahaya di matanya menjadi cerah. Ia juga membutuhkan buah itu!