Mo Yu dan Mo Qingcheng pergi bersama dengan Qin Wentian sementara Bajingan Kecil mengibas-ngibaskan ekornya mengikuti di belakang mereka. Matanya tidak berhenti bersinar ketika melihat Xin'er kecil di pelukan Qin Wentian.
Pada saat ini, Xin'er kecil sedang memikirkan Mo Qingcheng sambil berkedip. Mulut kecilnya sedikit terbuka ketika berbicara kepada Mo Qingcheng, "Kakak, apakah kau peri abadi?"
Mo Qingcheng tertawa. Kata-kata seorang anak selalu jujur karena mereka pada dasarnya belum berdosa. Seorang anak yang bagaikan boneka kecil bertanya apakah dia peri abadi itu sebenarnya bukan sanjungan, tetapi mengacu pada apa yang sebenarnya dia pikirkan.
"Bolehkah kakak memelukmu?" Mo Qingcheng tertawa.
"Tentu!" Xin'er kecil membuka lengannya lebar-lebar dan dipeluk oleh Mo Qingcheng. Lengan kecilnya ada di leher Mo Qingcheng dan matanya yang polos dan menggemaskan menatap tajam peri abadi di depannya.
"Kenapa ... aku dipanggil Paman sementara kau dipanggil Kakak …?" kata Qin Wentian dengan depresi.
"Kakak ipar, jangan sedih. Biarkan aku memelukmu juga." Mo Yu membuka tangannya seolah-olah dia ingin menghibur Qin Wentian. Qin Wentian memutar matanya dan menatap tajam ke gadis ini, tindakannya membuat senyum nakal muncul di wajah Mo Yu.
Dengan mempercepat langkahnya, Mo Yu berjalan ke tengah mereka berdua. Tangan kirinya memegang tangan Mo Qingcheng sementara tangan kanannya memegang lengan Qin Wentian sambil berjingkrak dan berkata dengan gembira, "Ayo pergi dan lihat perempuan seperti apa yang membuat Mo Feng jatuh cinta."
Ada penginapan di ibukota kerajaan yang tampak anggun dan unik. Penginapan ini baru dibuka sekitar dua tahun yang lalu dan terletak di lokasi terbaik di ibukota kerajaan. Penginapan ini dekorasinya sangat indah, namun tidak mewah dan mencerminkan kesederhanaan yang membuat hati nyaman.
Nama penginapan ini adalah Penginapan Dewa Mabuk. Di sini ada banyak varietas anggur yang berbeda dan harganya semua luar biasa. Namun, ada aturan aneh di sini. Selama anda mabuk di Penginapan Dewa Mabuk, tidak peduli apa yang anda makan atau minum di sini, semuanya akan ditanggung oleh penginapan, gratis. Karena itu, biasanya ada dua jenis pelanggan yang sering mengunjungi tempat ini. Jenis pertama adalah mereka yang tidak keberatan dengan harga anggur, sedangkan jenis kedua adalah mereka yang lebih menyukai anggur daripada hidup mereka, atau hanya seorang pemabuk.
"Penginapan Dewa Mabuk." Qin Wentian tanpa sadar mengingat temannya ketika dia melihat nama ini. Senyum tipis menghiasi wajahnya, terutama setelah dia mendengar Mo Yu berbicara tentang aturan aneh. Pemilik penginapan ini tidak mungkin orang 'itu', kan?
Penginapan Dewa Mabuk sangat besar, totalnya ada tiga tingkat dan harga anggur di tingkat ketiga adalah yang paling mahal. Kamar-kamar yang disiapkan untuk minum anggur ditutupi oleh tirai mutiara dan bahkan ada musik yang dimainkan, yang membuat suasana menjadi indah.
Qin Wentian dan yang lainnya memasuki ruangan yang elegan melewati tirai mutiara, mereka bisa melihat dua sosok yang berada di seberangnya. Kedua sosok ini adalah dua orang pemuda, pemuda itu cukup tampan untuk dilihat, dan gurat kanak-kanak belum memudar dari wajahnya. Sedangkan yang wanita muda memiliki sikap yang tenang dan elegan. Dia mengenakan gaun putih dan memancarkan aura yang jernih seperti es dan bersih seperti batu giok, kelihatannya memiliki karakter yang lembut dan sangat cantik. Matanya bercahaya , membuat banyak orang tanpa sadar menyukainya ketika mereka berinteraksi.
Qin Wentian dan yang lainnya semua melihat dengan diam-diam, namun di wajah Qin Wentian dan Mo Qingcheng, terlihat sedikit tawa yang samar. Sepertinya selera Mo Feng tidak buruk.
Namun, Qin Wentian memiliki firasat buruk bahwa romansa Mo Feng tidak akan berjalan mulus. Di ruangan lain yang elegan, ada beberapa sosok di dalamnya. Dua di antara mereka berada di kondisi Timba Langit dan perhatian mereka semua tertuju pada Mo Feng. Jelas, orang-orang ini adalah pengawal wanita yang dicintai Mo Feng.
Dengan adanya ahli Timba Langit sebagai penjaga, perempuan itu pastinya bukan seseorang dari Chu, melainkan kemungkinan besar dia berasal dari Benua Qing di mana Paviliun Awan Hijau berada.
"Apakah kau benar-benar harus pergi sekarang? Apakah tidak bisa tinggal sebentar lagi lagi?" Suara Mo Feng terdengar, tatapannya dipenuhi dengan keengganan saat dia menatap gadis itu.
"Mhm." Gadis muda itu menganggukkan kepalanya, suaranya yang merdu kemudian terdengar, "Apakah ada alasan mengapa aku harus tetap tinggal?"
Dengan sorot mata kecewa, Mo Feng berkata dengan suara rendah, "Ya. Kau benar, mengapa kau harus tetap tinggal di sini?"
"Konyol, cepat katakan bahwa kau berharap dia akan tinggal. Sialan, dia terlalu bodoh." Mo Yu berbisik, dia bahkan lebih cemas daripada Mo Feng. Orang itu benar-benar tidak mengerti bagaimana hati wanita bekerja.
"Tapi ... jika nanti aku ingin menemuimu lagi, di mana aku bisa menemukanmu?" Mo Feng mengumpulkan keberaniannya dan bertanya.
"Benua Qing, rumahku ada di sana. Jika kau ingin bertemu denganku lagi nanti, kau bisa pergi ke sana." Gadis muda itu menjawab dengan lembut.
"Oke! Nanti aku akan pergi ke sana untuk mencarimu. Kau tidak akan pergi dari sana, kan?" Mo Feng tersenyum dengan ringan setelah mendengar jawaban gadis muda itu. Dia tidak keberatan memberitahukan tempat di mana dia tinggal.
"Tidak. Saat ini, aku hanya karena merasa agak sedih jadi aku keluar untuk bepergian sebentar. Rumahku ada di Benua Qing, mengapa aku harus pergi dari sana?"
"Mhm, ini adalah janjiku. Aku pasti akan pergi ke sana untuk mencarimu nanti. Pada saat itu, kau jangan berpura-pura bahwa kau tidak mengenalku, ya?" Mo Feng merasa lebih tenang sekarang, dia menyesap sedikit anggur dan meskipun ada yang mengatakan bahwa anggur dapat meningkatkan keberanian seseorang, dia masih belum cukup berani untuk berterus terang hari ini. Dia terlalu luar biasa yang membuat Mo Feng merasa rendah diri, dia tidak berani mengatakan kata-kata itu dalam hatinya.
"Dia putus asa." Mo Yu sangat cemas hingga dia hampir menjadi gila. Mo Feng dan gadis muda itu tetap diam saat mereka mulai fokus pada makanan dan minuman mereka seolah-olah mereka berdua bingung apa yang harus dilakukan.
Qin Wentian bertukar pandang dengan Mo Qingcheng sambil tertawa. Cinta yang tidak berpengalaman antara dua anak muda benar-benar sederhana dan jujur.
"Kakak ipar, Mo Feng memang jelas menyatakan bahwa dia mencintai gadis ini. Tujuan dia datang ke sini hari ini adalah untuk mengaku padanya, tapi dia benar-benar ketakutan. Pengecut!" Mo Yu marah. Suaranya sangat keras, membuat Qin Wentian berkedip saat dia mengetahui maksudnya.
Dan memang, Mo Feng langsung terpana saat dia mendengar suara Mo Yu. Sesaat kemudian, wajahnya memerah saat dia menatap gadis di depannya. Mata indah gadis muda itu melintas dengan panik dan malu. Namun, dia tidak menundukkan kepalanya. Meskipun wajahnya juga memerah, dia terus menatap Mo Feng. Mata jernihnya membuat detak jantung Mo Feng semakin cepat.
"Gadis ini juga jatuh cinta pada Mo Feng." Qin Wentian bisa mengetahuinya dari reaksi gadis ini.
"Kakak ipar juga ada di sini?" Jantung Mo Feng berdebar kencang. Dia mengidolakan kakak ipar laki-lakinya itu sejak ia masih muda. Saat itu, bukankah cinta antara kakak iparnya dan kak Qingcheng juga dipandang rendah oleh banyak orang? Namun, kakak ipar laki-lakinya itu tidak pernah menyerah dan terus menjaga perasaannya dan setelah sepuluh tahun, ia berhasil dan bahkan membawa kakak Qingcheng kembali ke rumah.
Saat dia memikirkan hal itu, wajah Mo Feng semakin merah karena gejolak dihatinya. Dia menatap gadis muda itu dan akhirnya mengaku, "Ling Yue, aku mencintaimu."
Mata gadis itu langsung memerah saat dia mendengar kata-kata itu. Namun, senyum bercahaya melintas di matanya saat dia berkata kepada Mo Feng, "Kalau begitu, kau harus berusaha keras, oke?"
Ketika dia mendengar bahwa gadis itu tidak menolaknya, ekspresi kegembiraan muncul di wajah Mo Feng. Dia menyuruhnya berusaha keras, itu adalah bentuk dorongan. Meskipun Ling Yue tidak secara langsung setuju untuk menerimanya, dia juga tidak menolaknya. Baginya, ini sudah cukup.
"Apakah kau masih harus pergi?" Mo Feng bertanya.
Mata indah Ling Yue terlihat sedikit sedih saat dia mengangguk. "Orang tuaku tidak akan membiarkanku tinggal di luar terlalu lama. Mereka sudah mengirim orang untuk menjemputku. Kau akan berusaha keras, bukan? Kau harus datang ke Benua Qing untuk menemuiku nanti."
"Mhm." Sebuah niat muncul di mata Mo Feng. Kalimat Ling Yue ini sudah cukup baginya. Dia menatap Ling Yue, dengan emosi yang dalam. Dia kemudian mengumpulkan keberaniannya dan bertanya, "Ling Yue, sebelum kau pergi ... bolehkah aku menciummu?"
Ling Yue tersipu ketika dia menatap ke kiri dan ke kanan, tangannya yang mungil mencengkeram gaunnya dan tampak sangat gugup.
"Seekor kodok yang lemah bernafsu mengejar angsa surgawi?"
Suara dingin yang dipenuhi dengan sarkasme terdengar. Setelah itu, beberapa orang mendorong tirai mutiara sambil menerobos masuk. Setelah orang-orang ini muncul, pengawal Ling Yue juga bergerak, muncul sebagai pelindung di sekelilingnya.
"Dong Yi, apa maksudnya ini?" Ling Yue menatap orang yang paling depan, dia adalah seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun. Saat ini, raut wajahnya dipenuhi amarah dan raut jijik dan mengejek ketika dia menatap Mo Feng.
"Ling Yue, demi kau, aku melakukan perjalanan jauh dari Benua Qing ke negeri Chu yang kecil ini, tidak bisakah kau merasakan seberapa dalamnya cintaku padamu? Apa yang dipikirkan orang ini? Mengapa dia berani duduk bersama denganmu?" Dong Yi mengarahkan jarinya lurus ke arah Mo Feng sambil berkata dengan kasar.
"Siapa kau, berani-beraninya ikut campur dalam urusanku?" Wajah Ling Yue terlihat marah saat dia menatap Dong Yi.
"Baiklah, aku tidak akan ikut campur dalam urusanmu. Tapi bagaimanapun juga, dia adalah masalah yang berbeda." Dong Yi menatap Mo Feng dengan tajam setajam pedang. "Berlututlah di depanku dan katakan dengan keras bahwa kau adalah kodok lemah yang ingin memiliki angsa surgawi, dan aku akan mengampunimu hari ini."
"Kaulah yang seekor kodok." Mo Yu berlari masuk dan berteriak sambil menatap Dong Yi.
"Apakah dia penolongmu?" Dong Yi tertawa. "Mo Feng, seorang keturunan dari klan Mo. Sebelum ini, aku tidak peduli denganmu tetapi siapa yang akan menyangka bahwa kau akan begitu kurang ajar? Tidak apa-apa jika kau tidak ingin berlutut hari ini, tapi aku takut kediaman Mo mungkin tidak bisa menghadapi konsekuensinya."
"Siapa kau? Apakah kau punya hak untuk mengancamku?" Mo Feng berkata sambil menatap lurus ke arah Dong Yi.
"Mo Feng, lebih baik kau berlutut dan minta maaf. Jika tidak, kediaman Mo pasti tidak akan dapat menanggung konsekuensinya." Selain Dong Yi, ada seorang pria muda. Orang ini tidak lain adalah Bu Xiao yang pernah bertemu dengan Qin Wentian saat berada di kota Langit Selaras. Saat ini dia merupakan kekasih dari Xiaxue.
"Bu Xiao." Mo Feng mengenal Bu Xiao, dia tahu bahwa Bu Xiao adalah seseorang yang dikirim oleh Kekaisaran Awan Hijau untuk mengelola Chu. Status Bu Xiao sangat luar biasa.
"Bu Xiao, kau berani ikut campur dalam urusanku?" Mata Ling Yue berubah dingin.
"Saya tentu tidak akan berani untuk ikut campur dalam masalah Nona Ling Yue. Namun, Mo Feng benar-benar tidak mengetahui apa yang dia lakukan, dia benar-benar berani mengajukan permintaan seperti itu pada Nona Ling Yue. Karena Dong Yi adalah tamu dari Kekaisaran Awan Hijau ini, otomatis saya akan membelanya." Bu Xiao menjawab dengan tenang. Dong Yi berasal dari Benua Qing, juga murid dari kekuatan transenden Puncak Mistis dan dia juga jatuh cinta pada Ling Yue.
Ling Yue menatap pengawalnya, tetapi sekarang dia mendengar Dong Yi berkata pada Mo Feng dengan dingin, "Bahkan jika Ling Yue membantumu hari ini, dia akan segera pergi. Jika kau tidak berlutut sekarang, aku bisa memastikan bahwa konsekuensi yang akan menimpa kediaman Mo akan lebih dari yang bisa kau bayangkan. "
"Apakah kau pikir kau bisa melarikan diri?" Dong Yi mendengus. Mo Feng menoleh dengan raut wajah menderita, Kekaisaran Awan Hijau didukung oleh Paviliun Awan Hijau. Jadi ternyata Ling Yue berasal dari Paviliun Awan Hijau yang sangat berkuasa. Posisi itu membuatnya sesak karena tekanan. Dia akhirnya mengerti bahwa Ling Yue benar-benar menyukainya. Jika tidak, dia akan langsung menolak dan tidak akan memintanya untuk berusaha keras.
Konflik ini dengan cepat menyebabkan keributan di Penginapan Dewa Mabuk. Pandangan orang tertuju pada mereka dan bahkan pemilik penginapan pun datang. Pemiliknya adalah seorang pria yang tampak muda, dia berjalan mendekat dan berkata dengan tenang, "Apakah keributan ini bisa dipindahkan ke tempat lain?"
"Dewa Mabuk, meskipun kau adalah seorang ahli Timba Langit, sebaiknya kau tidak ikut campur dalam masalah ini." Bu Xiao berseru dengan dingin, ucapannya membuat Mo Feng merasa tubuhnya menjadi dingin. Mereka bahkan tidak menghormati ahli Timba Langit? Tetapi ini adalah kenyataan, ahli Timba Langit tidak ada apa-apanya dihadapan kekuatan yang berkuasa. Saat memikirkan tentang hal ini, wajah Mo Feng memucat, dia tidak ingin saudara iparnya, Qin Wentian dan Kakak Qingcheng terlibat dalam masalah ini!