Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 568 - Jejak Seribu Ketiadaan

Chapter 568 - Jejak Seribu Ketiadaan

Siluman lembu itu tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata-kata Qin Wentian! "Lepaskan kemauan kehendak mandat yang kau kuasai agar aku bisa melihatnya!"

Qin Wentian tidak mengatakan apa-apa lagi dan melepaskan keempat mandatnya. Siluman lembu itu kemudian berkata, "Untuk mengurangi tingkat kesulitan ujian, aku akan mengijinkanmu memilih jenis teknik alami. Contohnya adalah teknik jenis pedang, teknik jenis ilusi, teknik jenis perubahan bentuk siluman. Pertimbangkan baik-baik, ini adalah ujian dari Gua Kematian dan sebuah bukan lelucon. Jika kau gagal, kau pasti akan mati. Sebagai penjaga tempat ini, aku harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Alam Beladiri Abadi."

Karena Qin Wentian sudah membuat keputusan untuk mencoba ujian itu sekali lagi, ia tidak lagi memiliki beban yang tidak perlu atau kekhawatiran di dalam hatinya. Ia mulai merenungkan, dengan pemahaman dan wawasan yang diperolehnya dalam beberapa tahun terakhir, ia telah menggunakan mandatnya dan menciptakan teknik alaminya sendiri. Seni tombak kunonya, dan seni tombak yang ia turunkan darinya, adalah ciptaannya sendiri dan karenanya sangat sesuai untuknya. Ia bahkan telah mengembangkan Sembilan Seni Utama dari Xia yang Agung sebelumnya. Contohnya adalah Jejak Kutukan Darah, tetapi karena Qin Wentian tidak mahir dalam Mandat Darah atau Mandat Kutukan, ia tidak dapat menguasai teknik itu hingga mencapai tahap kesuksesan besar.

Dia sangat memahami bahwa jika seseorang ingin mencapai kesempurnaan dalam teknik alami, mandat yang dipahami adalah sangat penting. Mandat yang dipahami harus sesuai dengan jenis teknik alami yang ingin dikembangkan. Baginya, meskipun ketiga mandatnya bisa menyatu menjadi seni pukulan telapaknya, kekuatan yang ia ledakkan masih terbatas. Seni tombak kunonya kuat dan seni pedangnya hebat. Yang masih kurang adalah seni telapak yang tangguh!

"Aku akan memilih teknik alami jenis pukulan telapak," jawab Qin Wentian.

"Baik, tunggu di sini." Siluman lembu itu berjalan ke dalam gua sekali lagi. Kali ini, Qin Wentian dengan serius memperhatikan gua itu hanya untuk melihat bahwa di bagian dalamnya, sebuah dinding batu tiba-tiba bersinar, mengubah rona emas murni saat itu menjadi sebuah perpustakaan yang sepertinya mirip dengan ruang penyimpanan pusaka. Siluman lembu itu kemudian masuk dan terlihat seolah-olah sedang mencari sesuatu.

Meskipun siluman lembu tahu bahwa Qin Wentian sedang memperhatikannya, ia tidak melakukan apa pun untuk mencegah pemuda itu. Qin Wentian benar-benar terkejut. Dia sekarang bisa memastikan beberapa kabar yang beredar di luar mengenai Alam Beladiri Abadi. Pemilik Alam Beladiri Abadi kemungkinan besar adalah sebuah sosok yang berada di tingkat dewa, tetapi tidak diketahui apakah ia masih hidup. Jika tidak, tidak mungkin sebuah dunia terasing seluas itu berada di bawah kendalinya. Seluruh Alam Beladiri Abadi serupa dengan sebuah pusaka raksasa, namun mengapa sekte yang besar dan klan tertinggi tidak ingin menguasainya? Pasti ada sebuah kekuatan yang tak terkira besarnya yang menahan mereka bertindak.

Dan setelah beberapa waktu, cahaya dari gua itu meredup saat siluman lembu itu keluar. Ia menatap Qin Wentian, "Kau bisa masuk sekarang. Kali ini, aku akan memberimu waktu sehari. Kau akan lulus jika bisa memahami teknik telapak tangan dalam rentang waktu yang ditentukan dan jika kau gagal, ya sudah mati saja."

"Untungnya tersedia satu hari untuk melakukannya," Qin Wentian menghela nafas dalam hatinya. Jika hanya ada waktu dua jam, ia mungkin akan bunuh diri. Ia tahu betul berapa lama yang ia butuhkan untuk benar-benar memahami teknik alaminya.

Sehari saja sudah bisa dianggap sangat singkat. Tapi yang menjadi suatu keberuntungan adalah pasti ada sesuatu yang diberikan untuknya agar ia bisa mendapatkan pemahaman tentang hal itu, seperti halnya elang hitam yang muncul ketika ia menjalani ujian pertamanya.

Qin Wentian melangkah kembali ke gua itu. Cahaya astral memancar dan memang seperti yang diharapkannya, tempat ia berada bukanlah di bagian dalam gua itu. Cahaya astral itu membentuk sebuah gambar yang entah bagaimana membawa pemahamannya ke dalam sebuah ruang yang terpisah.

Di ruang itu Qin Wentian melihat sebuah siluet. Siluet ini membelakanginya dan berdiri di udara. Kedua telapak tangannya cemerlang tak tertandingi dengan aliran cahaya astral yang menakutkan saling menjalin dan mengitarinya dengan sangat stabil.

Dan pada saat itu, lengan sosok itu bergerak. Ia mengangkat tangannya dan menyerang ke depan dengan telapak tangannya. Serangan telapak tangan itu sepertinya menghantam kubah surga dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan benda-benda langit dan rasi bintang astral.

"Bumm!" Di atas langit, sebuah jejak telapak tangan raksasa muncul, kesan itu begitu dalam seolah-olah langsung menancap di langit. Melihat telapak tangan itu membuat hati Qin Wentian merasakan hawa dingin. Meskipun serangan telapak tangan itu tidak mendarat di suatu tempat, kekuatan yang meledak keluar darinya sangat menakutkan, sampai-sampai ia bisa meninggalkan tanda di langit. Apakah ada sesuatu yang tidak dapat dihancurkan oleh telapak tangan ini?

Sosok itu menarik telapak tangannya sebelum menghantam sekali lagi, dan tanpa henti mengulangi gerakan yang sama. Di atas langit, tak terhitung banyaknya jejak telapak tangan raksasa yang menutupi langit. Bahkan langit sendiri bergetar seolah-olah akan segera terlepas karena kekuatan yang menghancurkan itu.

"Seni telapak yang tak ternoda dan murni, aku bahkan tidak bisa membedakan mana mandat yang digunakan. Atau lebih tepatnya, teknik alami jenis telapak tangan ini adalah jenis teknik telapak tangan paling murni yang dapat menyatu dengan segala jenis mandat beladiri. Semakin kuat penggunanya, semakin kuat pula kekuatan yang dipancarkan," renung Qin Wentian.

Tidak ada rahasia dalam seni pukulan telapak ini, tidak ada cara untuk mengalirkan kekuatannya. Satu-satunya adegan yang ditunjukkan adalah sosok itu berulang kali melontarkan serangan telapak tangan yang sama dengan cara yang persis sama. Apakah pengulangan itu kuncinya? Secara terus menerus menumpukkan kekuatan? Dia harus memahami wawasannya sendiri dari petunjuk ini, wawasan yang hanya akan menjadi miliknya. Hanya pada saat itulah ia dapat memahami seni telapak yang cocok untuknya dari intisari seni telapak yang digunakan sosok itu dalam adegan itu.

Teknik alami yang jumlahnya banyak sekali itu semuanya diciptakan oleh manusia. Bagi teknik alami yang lebih kuat, mereka awalnya diciptakan oleh para ahli sebelum menjalani penyempurnaan yang tak terhitung jumlahnya lalu menjadi semakin sempurna pada setiap perubahan. Qin Wentian memahami hal ini dengan sangat jelas di dalam hatinya.

Misalnya, ia telah mengembangkan seni tombak kuno untuk waktu yang sangat lama. Seni tombak yang telah ia ciptakan sebelumnya bisa dianggap cukup lemah, tetapi ketika ia perlahan-lahan menjadi lebih kuat, seni tombak ciptaannya berkembang bersama dengan dirinya. Sekarang, bukan hanya kekuatan seni tombaknya yang sangat menakutkan, ia bahkan bisa mengelabui hati lawan dan memaksakan sebuah mimpi ke dalam pikiran mereka.

Saat ia memikirkan hal itu, Qin Wentian mengulurkan telapak tangannya. Ia teringat Jejak Seribu Tangan yang pernah ia kembangkan di Perguruan Bintang Kekaisaran. Ia mengangkat tangannya lalu melepaskan serangannya ke udara saat ia menggunakan kehendak yang paling dasar dari Mandat Kekuasaaannya untuk melapisinya. Namun, tak mengikuti tingkatannya saat ini, kekuatan yang bisa dihasilkan oleh Jejak Seribu Tangannya masih terbatas. Jika ia ingin menggunakannya sebagai dasar, ia harus mengembangkannya.

Aura Qin Wentian berubah saat ia melepas kehendak Mandat Silumannya yang berada di Batasan Kesempurnaan. Ia memancarkan keangkuhan, kesombongan, rasa dingin dan penghinaan. Ia berdiri di sana terlihat tak tertandingi oleh semua orang di dunia.

Bumm!

Ia melepaskan satu lagi pukulan telapak tangannya dan menyebabkan udara bergemuruh. Dengan tumpukan kekuatan dan tambahan aliran dari kehendak Mandat Siluman, kekuatan telapak tangannya jelas lebih kuat.

"Jurus terakhir dari Jejak Seribu Tangan adalah Jejak Seribu Tangan Agung dan itu adalah inti dari seluruh rangkaian teknik telapak. Saat itu di Perguruan Bintang Kekaisaran, aku terlalu lemah. Tapi sekarang, segalanya sudah berbeda. Intisari ini harus dapat menyatu dengan Mandat Kekuatanku. Jejak Seribu Tangan dapat menghasilkan puluhan ribu jejak telapak tangan, dan sebagai wawasan tingkat keduaku dalam Mandat Kekuatan, ia adalah Getaran Ruang. Jika aku bisa membuat puluhan ribu jejak telapak tangan ini berlapis dan bertumpuk, lalu memadatkannya menjadi satu lalu mengubahnya menjadi sebuah gelombang kejut yang bergetar, kekuatan yang dilepaskannya akan berlipat setidaknya seratus kali."

Saat ia memikirkan hal itu, Qin Wentian mulai menggunakan Jejak Seribu Tangan sebagai dasar saat ia berulang kali melepaskan serangan telapak tangan satu demi satu ke atas, mengikuti tindakan sosok yang tidak dikenal itu. Keduanya terus menerus melepaskan serangan, tetapi setelah beberapa saat, serangan telapak tangan Qin Wentian masih tidak bisa meninggalkan jejak di langit.

Dalam sekejap mata, satu hari hampir berlalu. Saat ini, seni telapak tangan Qin Wentian ternyata telah jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Dengan melepaskan serangan telapak tangannya, Jejak Seribu Tangan itu berubah menjadi aliran kacau yang menghancurkan seluruh ruang dan menyebabkan langit dan bumi berguncang. Kekuatan yang terpancar sangat menakutkan.

Terutama ketika ia menambahkan kehendak Mandat Silumannya dan melepaskan serangan telapak tangannya menggunakan maha energi, kekuatan yang dihasilkan jauh lebih merusak dan ganas. Namun terlepas dari itu, serangan telapak tangannya masih tidak dapat meninggalkan bekas di langit. Ia tahu bahwa untuk lulus ujian ini, seni telapak tangan seseorang harus sampai bisa meninggalkan tanda. Itu adalah simbol kelulusan dalam ujian ini.

"Waktu habis, aku gagal." Qin Wentian dengan pasrah menurunkan telapak tangannya. Waktu satu hari terlalu singkat, terlalu sulit untuk mencapai tingkatan hingga bisa meninggalkan tanda di langit.

"Fokus pada pemahaman, aku lupa memberitahumu bahwa gua ini sebenarnya adalah sebuah ilusi besar dan akan membuatmu merasa bahwa aliran waktu lebih cepat dari biasanya. Faktanya, baru dua jam waktu yang berlalu."

Suara siluman lembu itu terdengar, kata-katanya membuat Qin Wentian tertegun lalu mengutuk, "Apakah kau bermain-main denganku?"

"Hmff, bagaimana kata-kata penguasa di sini dianggap main-main? Jika kau tidak lulus ujian ini dalam sehari, kau pasti akan mati. Hanya karena kau berada dalam taman ilusi sehingga membuatmu salah memahami konsep tentang laju waktu yang berlalu. Ini lebih seperti mimpi," siluman lembu mendengus dingin dan terdengar bergema.

Qin Wentian percaya, kadang-kadang ketika seseorang berada dalam mimpi, rasanya mereka mengalami seumur hidup tetapi pada kenyataannya, hanya satu masa singkat yang telah berlalu. Saat itu di makam kerajaan, ia sudah mengalami perasaan ini sebelumnya dengan sangat jelas.

Namun, siluman lembu itu sangat licik, ia tidak memberitahunya sebelumnya. Tapi untungnya, ia masih punya waktu tersisa untuk terus mendapatkan pemahaman itu.

"Perbedaan antara hal-hal seperti taman ilusi, taman mimpi, dan kenyataan hanyalah sebuah masalah perspektif," Qin Wentian merenungkannya dalam hati. Ia terus mengulangi gerakan itu, dan berusaha menanamkan kehendaknya dari Mandat Mimpi ke dalam seni pukulan telapaknya, ia berharap bahwa ia akan bisa berhasil mengembangkannya secara kualitatif seperti seni tombak kunonya.

Hal itu sangat sulit, ia perlu mencapai sebuah perpaduan yang lengkap. Tetapi untuk Jejak Seribu Tangan Agung, segudang jejak telapak tangan yang terwujud masing-masing memiliki frekuensi yang berbeda. Dan untuk gelombang kejut getarannya, sangat sulit untuk mencapai sebuah perpaduan lengkap dengan segudang jejak telapak tangan.

"Denyutan, aku harus menemukan frekuensi denyutan yang sama. Ini serupa dengan gelombang pasang besar di samudera. Setiap kali air yang mengalir mencapai frekuensi tertentu, mereka akan membangun bersama dan meletus dengan momentum yang tak terkira. Jika gelombang kejut Getaran Ruang milikku bisa menemukan 'momen itu' dan menyatu sepenuhnya dengan Jejak Seribu Tanganku lalu memadatkannya menjadi satu, betapa kuatnya itu?"

Qin Wentian segera kembali ke dalam kondisi yang hanyut sepenuhnya sehingga lupa pada berjalannya waktu. Perlahan-lahan, seni telapak tangannya menjadi semakin mendalam ketika kekuatan yang dihasilkan bertambah besar dan semakin menakutkan.

Qin Wentian tanpa henti melepaskan serangan telapak tangannya ke udara. Ia mengakibatkan ledakan gemuruh dan kekuatan yang tak terbatas. Jejak telapak tangannya secara bertahap mulai memadat bersama dan puluhan ribu jejak menjadi hanya beberapa ratus, beberapa ratus secara perlahan memadat menjadi belasan. Meskipun jumlah jejak telapak tangan itu berkurang, kekuatan mereka jelas meningkat ke tingkat selanjutnya. Sebelumnya, serangan telapak tangannya serupa dengan pergerakan air di lautan. Setelah proses pemurnian yang berkelanjutan ini, mereka mulai menyerupai sebuah gelombang pasang besar yang dapat membangun momentum satu sama lain dan menghantam pantai dengan kekuatan yang menghancurkan. Aliran energi tak berbentuk menciptakan gelombang kejut getaran yang menyatu dalam seni telapak tangannya yang saling bertumpuk, dan membangun kekuatan sebelum meledak dahsyat pada akhirnya.

Pada hari kesembilan yang dihabiskan Qin Wentian di dalam taman ilusinya, sosok di depannya masih mengulangi tindakannya. Qin Wentian juga mengikuti gerakannya dan suara dentuman bergemuruh di angkasa. Aliran qi yang mengguncang langit dan menghancurkan bumi beredar mengelilingi dan pada saat terakhir, mereka semua memadat menjadi sebuah serangan telapak tangan yang menghantam ke atas ke langit dan meninggalkan sebuah tanda.

Qin Wentian tidak berhenti; ia terus berlatih dan tanpa henti meninggalkan bekas telapak di langit. Dan pada saat terakhir sebelum waktu habis, ketika Qin Wentian meledakkan telapak tangannya lagi, pada saat aliran qi yang pekat menyatu, tidak ada jejak telapak tangan yang terwujud. Tidak ada apa-apa sama sekali.

Dhuaarrr!

Tiba-tiba, sebuah suara yang menghancurkan dunia bergemuruh ketika sebuah telapak tangan yang sangat besar menutupi seluruh langit, meninggalkan tanda di sana dan cukup untuk membuat hati semua orang bergetar.

Qin Wentian tersenyum. Kekuatan serangan telapak tangan ini bahkan lebih kuat dari seni tombak ciptaannya sendiri.

"Teknik alami ini, aku akan menamakannya 'Jejak Seribu Ketiadaan'," Qin Wentian berkata dalam hati. Namun, tingkat konsumsi energi untuk melepaskan serangan ini terlalu menakutkan, seluruh pasokan energi di keempat Yuanfu-nya telah sepenuhnya habis terkuras.

Namun, karena ia belum mati, itu berarti ia lulus ujian dalam batas waktu yang ditentukan.

"Kau bisa melanjutkan kultivasimu di sana," suara siluman lembu itu terdengar, seolah-olah ia tahu apa yang dipikirkan Qin Wentian. Hati Qin Wentian mekar oleh rasa senang. Energi astral di dalam gua ini sangat padat dan merupakan tempat yang sangat bagus untuk berkultivasi. Bagaimana mungkin ia bisa melepaskan peluang bagus seperti itu? Ia langsung duduk dan mulai berkultivasi.

Hanya ketika keempat Yuanfu-nya terisi penuh, Qin Wentian keluar dari gua itu. Saat itu, ia melihat siluman lembu itu tersenyum padanya. "Kekuatanmu meningkat lagi, mengapa kau belum berterima kasih padaku? Atau apakah kau ingin mencoba sebuah ujian lagi?"

"Apakah ada hadiah bila lulus ujian tiga kali secara berturut-turut di Gua Kematian?" Qin Wentian mengerutkan alis mempertanyakannya.

"Tentu saja, jika kau melewati tiga ujian berturut-turut, aku akan mengirimmu ke tempat yang indah dengan tantangan lainnya. Jika kau bisa melewati tantangan itu, tentu saja akan ada hadiah yang sangat bagus menunggumu."

"Baiklah untuk ujianku berikutnya, aku akan memilih Gua Mandat, aku ingin memilih Mandat Kekuasaan." Alis Qin Wentian yang berkerut berubah menjadi santai. Dan seolah-olah ia meniru siluman lembu itu, seulas senyum lebar muncul di wajahnya. Ia menatap siluman lembu itu ketika ia melepaskan kehendak Mandat Kekuasaannya yang telah berada pada batasan transformasi wawasan tingkat kedua.

Lembu tua itu menatap senyum Qin Wentian, senyum di wajah lembu itu lenyap saat ekspresi aneh muncul di wajahnya.

"Aku tertipu?!" siluman lembu itu mengutuk ketika menatap Qin Wentian. "Sepertinya Mandat Kekuasaanmu sudah berada di puncak batasan transformasi dan sudah berada di ambang terobosan. Kau sengaja memancing informasi dariku dan bahkan berani mengambil keuntungan secara curang dari penguasa ini? Bocah nakal, sebaiknya kau mengingat ini!"

Setelah mengatakannya, siluman lembu itu berbalik dan memasuki gua itu sekali lagi. Senyum cerah di wajah Qin Wentian malah menjadi lebih lebar dan semakin lebar!