Mo Qingcheng duduk di samping Qin Wentian, dan setelah memperhatikan cahaya yang berkedip-kedip di mata Qin Wentian, seulas senyum yang menyiratkan kemarahan muncul di wajahnya saat dia mencolek sedikit bahu Qin Wentian. Ketika Qin Wentian berbalik menatapnya, Mo Qingcheng memasang muka cemberut dan bertanya, "Apakah kau juga ingin bertemu dengan kecantikan nomor satu di Wilayah Suci Kerajaan?"
"Eh ...." Qin Wentian mengedipkan matanya dengan cepat saat menatap Mo Qingcheng. Ia awalnya memiliki pikiran seperti itu tetapi murni karena hanya ingin tahu seperti apa karakter 'kecantikan nomor satu' itu.
Saat melihat bagaimana Qin Wentian kehilangan kata-kata, tangan mungil Mo Qingcheng pindah ke paha lalu mencubitnya dengan kejam dan menyebabkan senyum pahit menghiasi wajah Qin Wentian. Wanita benar-benar makhluk yang lahir dengan kecemburuan. Namun, untuk wanita dengan kecantikan seperti Mo Qingcheng, harus diakui bahwa bahkan ketika ia cemburu, ekspresi marah itu juga sangat memikat sampai-sampai Ye Lingshuang yang sebagai di sampingnya menjadi terkejut menyaksikannya. Setelah kembali dari keterkejutannya, ia menoleh kepada Qin Wentian ketika sebuah senyum yang tidak terlihat seperti senyum muncul di wajahnya.
"Karena Wentian ingin pergi, biarkan dia pergi dengan Liu Yun kalau begitu. Aku akan menemani Qingcheng dan menunggu kalian semua kembali." Bibir Ye Lingshuang berkerut dan menyebabkan senyum masam muncul di wajah Qin Wentian. "Kakak Lingshuang, tolong jangan bikin aku sudah jatuh tertimpa tangga pula."
Para gadis di sebelahnya semuanya meledak cekikikan. Melihat pemandangan yang indah itu, mata Liu Yun melebar dan berkilau dengan cahaya terang yang kemudian berubah menjadi semakin cemburu pada rekannya Qin Wentian ini.
Saat ini, para gadis dari Lembah Penguasa Ramuan memiliki kesan yang jauh lebih baik terhadap Qin Wentian dibandingkan sebelumnya. Di negeri Ye, Qin Wentian mengamuk demi membela gadisnya, menerobos masuk secara paksa ke Istana Raja Qi sebelum membunuh Ye Kongfan untuk membersihkan penghinaan yang diderita Mo Qingcheng karena kata-kata fitnahnya. Fitnah jahat Ye Kongfan menghilang bahkan tanpa Qin Wentian melakukan tindakan khusus untuk membersihkannya, sementara hal-hal yang dilakukan Qin Wentian demi Mo Qingcheng menjadi sebuah kisah yang indah di negeri Ye dan diceritakan oleh banyak warga.
Selain pertempuran yang sangat mengguncang dunia yang terjadi di Istana Kerajaan Ye, kewibawaan Kaisar Insani saat ini jauh melebihi masa lalu, sementara sebagai putra angkat Kaisar Insani, reputasi Qin Wentian di Ye juga menjadi sangat hebat.
Semua kejadian ini menjadi perhatian para gadis dari Lembah Penguasa Ramuan dan secara perlahan, mereka tidak lagi memandang rendah Qin Wentian. Bagaimanapun, hubungan di antara mereka tidak terpisahkan seperti lem, dan fakta bahwa mereka mungkin telah melakukan hal-hal yang selayaknya antara pria dan wanita sudah tidak dapat diubah lagi.
"Kakak Lingshuang, kau tidak tahu banyak hal, dia adalah pria yang sangat tidak terduga yang tidak pernah kekurangan gadis cantik di sisinya. Bukankah ada juga seorang Qing'er yang memiliki wajah yang tiada tara cantiknya di sisinya." Setelah Mo Qingcheng berinteraksi dengan Qin Wentian, temperamennya menjadi jauh lebih ceria dibandingkan dengan sebelumnya sampai-sampai ia bahkan bisa bercanda seperti seorang gadis belia saat masih berada di negeri Chu.
"Qingcheng, kau tahu tentang Qing'er?" Mata Ye Lingshuang yang indah berkedip-kedip. Dia telah bertemu Qing'er sebelumnya dan kecantikannya yang menyerupai teratai salju di atas gunung es benar-benar sangat luar biasa sehingga menyebabkan seseorang akan menahan napas.
"Uhuk, uhuk ...." Hati Qin Wentian merasa sangat tertekan. Ye Lingshuang ini terlalu naif, bukan? Dan memang, Mo Qingcheng sekarang menatapnya dengan senyum yang tak tampak seperti senyum di wajahnya, membuat Qin Wentian menggelengkan kepalanya ketika menjawab, "Qingcheng, aku sudah jujur dan telah memberitahumu tentang Qing'er sebelumnya."
Di hadapan Qin Wentian, beberapa tatapan tidak menyenangkan segera terlihat. Qin Wentian hanya mendongak untuk melihat ekspresi kekejaman di wajah para gadis dari Lembah Penguasa Ramuan. Bocah bajingan ini, dengan seorang gadis secantik Perawan Suci menjadi istrinya, masih memiliki seorang wanita cantik di luar sana?
"Hmff," Mo Qingcheng mendengus, Qin Wentian segera merasa bahwa atmosfir di sini begitu berat sehingga dia tidak bisa lagi berada di tempat ini. Wanita-wanita ini terlalu kuat sehingga dia tidak bisa menangani mereka walaupun ia tahu bahwa dirinya dan Qing'er benar-benar tidak bersalah.
"Kakak Lingshuang, ayo kita kembali ke kamar. Kita tidak akan mengganggu mereka jika mereka ingin pergi dan melihat kecantikan nomor satu di Wilayah Suci Kerajaan." Mo Qingcheng berbicara kepada Ye Lingshuang di belakangnya, seluruh kelompok gadis itu benar-benar berdiri dan pergi. Namun, sebelum mereka pergi, Mo Qingcheng menoleh dan memandang Qin Wentian saat sebuah senyum yang menggerakkan hati muncul di wajahnya, "Hati-hati di luar, jangan biarkan kecantikan itu mencuri jiwamu."
Setelah mengatakan hal itu, ia berbalik dan pergi bersama Ye Lingshuang dan gadis-gadis lainnya. Melihat kepergian Mo Qingcheng, Qin Wentian merasakan arus kehangatan yang mengalir di hatinya. Ia sudah tahu bahwa gadis ini tidak benar-benar marah tetapi hanya menggodanya. Ketika ia memikirkan hal itu, ekspresi bingung memancar di wajahnya ketika ia berbicara dalam hati, "Lihat saja bagaimana aku akan berurusan denganmu nanti."
Qin Wentian tanpa sadar menunjukkan apa yang ia pikirkan dengan senyum puas di wajahnya.
"Adik seperguruan Qin, mengapa kau tersenyum licik, apa yang kau pikirkan?" Suara Liu Yun terdengar, kata-katanya menyebabkan Qin Wentian membelalakkan matanya.
"Ah, Perawan Suci itu benar-benar memahami kebutuhan pria, dia benar-benar mengizinkanmu untuk pergi bersamaku dan melihat kecantikan nomor satu di dunia ini. Huf, kapan giliranku untuk memiliki gadis yang begitu cantik yang jatuh cinta padaku?" Liu Yun menghela nafas.
"Cukup, jangan main-main lagi. Ayo berangkat." Duan Han menyela, membuat Qin Wentian dan Liu Yun memandangnya karena mereka berdua secara bersamaan bertanya, "Ke mana kita akan pergi?"
"Tentu saja kita akan melihat kecantikan nomor satu di dunia. Ini bisa juga dianggap semacam suatu pelatihan." Duan Han menegang sejenak sebelum menjawab.
Qin Wentian dan Liu Yun bertukar pandang sebelum berkedip kebingungan. Setelah itu siluet Duan Han berkelebat ketika sebuah senyum muncul di wajahnya sebelum ia menghilang dari penginapan.
"Ya pelatihan, ini adalah suatu bentuk pelatihan," saudara-saudara seperguruan mereka saling menatap lalu tertawa terbahak-bahak. Jadi, tampaknya kakak seperguruan Duan Han adalah pria yang benar-benar tangguh, menyembunyikan niatnya dengan baik tetapi sebenarnya mereka semua sama saja.
….
Di Paviliun Riak Abadi, beberapa pendekar tampan berkumpul di bangunan-bangunan yang indah dan menarik hati di sekitar tempat itu.
Suara sitar yang anggun terdengar di udara dan memancarkan rasa yang memenuhi jiwa dari melodi yang mengalun indah dan meresap jauh ke dalam hati orang-orang, membuat momen ini meninggalkan kesan yang mendalam.
Di pintu masuk Paviliun Riak Abadi, banyak gadis mengenakan penutup wajah berdiri di sekitarnya berjaga-jaga, tidak membiarkan siapa pun untuk melangkah lebih dekat.
Dari jauh, sekelompok siluet perlahan berjalan. Mereka tidak lain adalah Qin Wentian beserta teman-temannya dari Sekte Pedang Perang. Langkah mereka lambat dan tidak tergesa-gesa sambil menikmati musik di udara.
"Lin Xian`er terampil dalam seni musik, melodi sitarnya dikatakan mampu mencuri jiwa, memikat hati dan membuat semua orang terpesona. Namun siapa yang mengira bahwa melodi ini tidak memiliki sedikit pun kesan yang murahan tetapi benar-benar penuh perasaan dan indah. Aku benar-benar meremehkan 'kecantikan nomor satu di dunia ini.'" Qin Wentian merenung dalam hatinya saat memikirkan hal-hal yang dikatakan oleh anggota Sekte Pedang Perang tentang Lin Xian'er ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini.
Sekte Bidadari Surga ini adalah sekte besar yang terletak di Kawasan Timur, mereka hanya merekrut murid perempuan dan dalam merekrut mereka membuat prioritas perekrutan berdasarkan kecantikan, sebelum melihat bakatnya. Oleh karena itu, para murid dari Sekte Bidadari Surga terdiri dari para wanita yang sangat cantik. Pemimpin Sekte Bidadari Surga saat ini telah menyebabkan keributan sedahsyat tsunami pada masa mudanya seratus tahun yang lalu, dan kabarnya ia pernah memiliki hubungan dengan hampir semua jenius absolut di Wilayah Suci Kerajaan pada masanya.
Sebagai contoh, sang jenius Nangong Zhu dari Klan Bangsawan Nangong di Kawasan Timur Wilayah Suci Kerajaan memiliki talenta yang luar biasa dan dianggap sebagai pemimpin klan masa depan di Klan Bangsawan Nangong, ia dikagumi oleh banyak sekali wanita cantik yang mau menikah dengannya. Namun saat itu, ia ternyata memilih untuk meninggalkan segalanya demi pemimpin Sekte Bidadari Surga saat ini. Masalah ini langsung menyebabkan badai meningkat di Kawasan Timur dan Klan Bangsawan Nangong bahkan berperang habis-habisan melawan Sekte Bidadari Surga yang menginginkan mereka menyerahkan Nangong Zhu. Namun Nangong Zhu ternyata memilih memihak pada Sekte Bidadari Surga dan berperang melawan klan keluarganya sendiri. Akhirnya, kedua kekuatan itu berhenti berkelahi dan Nangong Zhu diusir dari klannya. Sejak saat itu, Nangong Zhu tidak pernah muncul lagi dan menurut cerita, ia menjadi pelindung bagi pemimpin sekte Bidadari Surga.
Sampai sekarang, tidak pernah ada yang mendengar berita tentang pemimpin sekte Sekte Bidadari Surga menikah dengan seseorang. Beberapa mengatakan bahwa para perempuan abadi dari sekte Bidadari Surga semuanya adalah siluman peri yang menggunakan kecantikan mereka untuk menjerat jiwa para pria sementara yang lain mengatakan bahwa meskipun reputasi mereka tidak baik, setiap wanita di sekte itu menjaga tubuh mereka seperti batu giok yang berharga. Meskipun ada banyak cerita-cerita tentang mereka dengan para pahlawan dengan bakat luar biasa dari seluruh dunia, tidak seorang lelaki pun pernah benar-benar memiliki mereka sebelumnya.
Dan saat ini, kecantikan Lin Xian`er tidak kalah sedikit pun dibandingkan dengan pemimpin sekte Bidadari Surga di masa jayanya. Tidak hanya itu, ia bahkan melampauinya, dan mendapatkan pengakuan sebagai kecantikan nomor satu di dunia. Saat ini, ia sedang bepergian di sekitar Wilayah Suci Kerajaan, orang hanya bisa bertanya-tanya sebesar apa badai yang telah ditimbulkan olehnya.
Qin Wentian perlahan berjalan sambil mendengarkan musik itu. Melodi sitar itu meresap ke dalam hatinya dan ternyata ada energi unik yang dapat menyebabkan kekhawatiran mereka meningkat, membuat mereka merasakan jejak kesedihan dengan cara yang sangat alami hampir tanpa mereka sadari.
"Hanya mendengar melodinya dan tidak pernah melihatnya, tetapi musiknya seakan membuat jarak kita semakin dekat seolah-olah kita ditakdirkan untuk bertemu cepat atau lambat. Cara seperti itu benar-benar menakutkan." Duan Han merenung mengungkapkan pemikiran yang muncul karena perubahan emosi yang dirasakannya.
"Udara dipenuhi aroma wewangian, secara tidak sadar, tanpa kehadiran maupun suara namun terasa begitu alami, menyentuh hati orang lain yang menyebabkan mereka secara sukarela ingin bertemu dengannya." Liu Yun menarik napas dalam-dalam ketika ekspresi terpesona muncul di wajahnya. Qin Wentian juga menghirup aroma wangi itu, ia merasa dirinya melayang di antara awan-awan namun perasaan ini tampak begitu alami dan ia tidak keberatan terhanyut di dalamnya.
"Wangi bunga apa ini?" tanya Qin Wentian tanpa sadar.
"Aroma wanita," jawab Liu Yun. "Jiwa astral Lin Xian'er adalah jiwa astral jenis tanaman yang tidak biasa. Jenis wewangian ini dapat memikat atau memabukkan orang lain. Adik seperguruan Qin sebaiknya berhati-hati."
Setelah berbicara, siluet mereka berkelebat lalu mendarat di atap sebuah bangunan kuno dan menatap ke arah Paviliun Riak Abadi
Di atap bangunan di dekat paviliun itu, sudah ada banyak pemuda yang berkumpul di sana. Orang-orang itu memancarkan aura yang luar biasa, berdiri di sana dengan tenang dan tanpa kecuali tatapan mereka semua terpaku ke arah paviliun kuno di depan mereka.
Di paviliun itu, ada sebuah tirai yang menghalangi pandangan orang-orang. Melodi sitar itu berasal dari dalam sana. Melalui tirai tipis dan sedikit transparan itu, terlihat siluet seorang wanita cantik yang duduk di sana bermain sitar. Jari-jarinya yang lentik memetik senar sitar kuno itu dengan indah, setiap gerakannya tampak memiliki magnet yang dapat menggerakkan hati orang yang menyaksikannya. Hanya dengan melihat siluet buram itu saja sudah cukup untuk mengatakan bahwa wanita di dalam sana pastilah seorang wanita yang menawan.
Di suatu ruang yang sunyi, tidak ada suara lain kecuali melodinya. Hati mereka yang mendengarnya perlahan merebakkan rasa kecewa dan frustrasi ketika saat ini terjadi perubahan dalam melodinya.
"Huf ...." Seseorang menghela nafas saat dia berbisik, "Keahlian Peri Xian'er dengan sitar telah mencapai tingkat yang sempurna dan menyebabkan orang menjadi sangat kagum."
"Raja Mata terlalu berlebihan memberikan pujian." Sebuah suara yang lembut dan empuk seperti kapas terdengar, namun suara itu sama merdunya seperti suara sitarnya. Seolah-olah suara wanita itu tanpa cacat seperti halnya wajahnya yang dipenuhi dengan pesona dan godaan yang tak tertahankan.
"Karena kita semua sudah tiba, aku penasaran apakah peri akan berkenan menunjukkan diri atau kita semua akan benar-benar kecewa." Shang Tong berbicara lagi. Jadi, ternyata pria itu tidak lain adalah salah satu raja Shang yang Agung yang pernah ditemui Qin Wentian sebelumnya di Kota Raja Xuan. Saat ini, ia tidak memperlihatkan sedikit pun kesombongannya seperti waktu itu, dan sebaliknya ia bersikap ramah dan mudah didekati. Kesan seperti itu benar-benar berbeda dengan sebelumnya karena yang dihadapinya bukan wanita biasa, itulah sebabnya mengapa sikap dan temperamennya juga berubah.
"Seperti yang seharusnya, ya kan." Suara merdu itu terdengar saat tirai itu tersingkap ke samping. Setelah itu, sebuah siluet memperlihatkan dirinya di depan mata para lelaki itu. Hanya satu lirikan darinya telah membuat jiwa semua orang yang memandanginya menjadi tergerak.
Jiwa Qin Wentian tidak terkecuali. Setelah itu, ia menggigit bibirnya agar tetap dapat berpikir jernih dan ia menyadari bahwa punggungnya dingin dengan keringat.
Mata Lin Xian'er yang indah menatap langit tanpa henti. Wajah cantiknya itu bisa disebut tanpa cacat. Namun, aura yang dipancarkannya kepada orang-orang memberikan kesan yang rapuh dan lembut dan membuat hati para lelaki itu mekar dengan keinginan untuk melindunginya.
Namun, Lin Xian'er adalah sebuah sosok yang menjadi kandidat di masa depan yang akan menempati posisi pemimpin Sekte Bidadari Surga, betapa ringkih dan lembutnya dia? Godaan seperti itu hadir dalam senyap dan tanpa disadari langsung menyusup ke hati setiap orang yang melihatnya. Betapa mengerikan itu? Perempuan yang mematikan, begitu cantiknya sehingga bisa menghancurkan sebuah negara, bahkan menyebabkan penderitaan bagi rakyatnya. Kira-kira begitulah kata-kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan wanita seperti dia.