Mengenai Majelis Perebutan Pusaka Pegunungan Surgawi, tentu ada alasan mengapa kata-kata 'Perebutan Pusaka' ada di dalamnya.
Majelis ini bukan hanya tempat bagi orang untuk bertemu untuk melakukan transaksi sederhana. Ada dua tempat yang sangat penting—satu di puncak gunung tempat para ahli tingkat atas berkumpul. Akan ada perdagangan timbal balik yang terjadi di sana antara para ahli dan tempat itu diselimuti oleh misteri yang tak berujung. Pendekar di bawah tingkat keenam Timba Langit dilarang masuk karena pusaka yang muncul di sana pasti akan sangat berharga sehingga mengundang hadirnya para Pewaris Fenomena Surga untuk bersaing mendapatkannya.
Tempat penting kedua adalah di lereng gunung. Sama seperti apa yang dikatakan Song Jia kepada Qin Wentian, Yin Cheng akan mengumpulkan sekelompok teman-temannya dari berbagai kekuatan utama untuk berpartisipasi dalam perebutan pusaka di sana.
Majelis Perebutan Pusaka berjalan dengan cara yang sederhana. Akan ada seseorang yang membawa pusaka mereka sementara yang lain akan memperebutkannya.
Mereka yang menghadirkan pusaka akan menyebutkan persyaratan mereka untuk transaksi, yang membuat pihak yang berkepentingan untuk menerimanya. Tentu saja, jika ada lebih dari satu pihak yang tertarik pada barang yang disajikan, perebutan harta itu akan dimulai. Pepatah mengatakan bahwa selama barang Anda bawa bernilai, Anda tidak akan kembali dengan kecewa. Contohnya adalah jika ada dua pihak yang tertarik pada item tersebut, mereka akan terlibat dalam pertarungan di mana pemenang mendapatkan hak untuk membeli item itu dari penjual. Inilah yang dimaksud dengan 'perebutan pusaka'.
Dan setiap kali Majelis Perebutan Pusaka Pegunungan Surgawi dimulai, daerah di lereng pegunungan akan menjadi tempat yang paling ramai. Karena persyaratan untuk memasuki puncak gunung terlalu ketat, mayoritas pendekar akan ikut serta dalam perebutan di lereng pegunungan. Dapat dikatakan bahwa pada setiap kegiatan majelis perebutan pusaka, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa daerah di sekitar lereng gunung akan dibanjiri oleh orang-orang.
Qin Wentian menyusuri jalur itu dan melanjutkan pendakian. Ada banyak gerai transaksi yang dibuka oleh para pedagang di jalur itu, namun bagi Qin Wentian, barang-barang biasa ini tentu tidak menarik minatnya. Selama bertahun-tahun mengarungi badai berdarah, ia telah mengumpulkan banyak kekayaan. Jika ia bisa menemukan pusaka yang cocok untuknya di majelis ini, itu berarti dia tidak akan melakukan perjalanan yang sia-sia.
Daerah lereng gunung adalah sebidang tanah datar yang sangat luas. Ia seperti koridor panjang yang menembus tepat ke pusat Pegunungan Surgawi. Tempat ini riuhnya seolah kuali yang sedang mendidih, ada sekitar puluhan ribu pendekar berkumpul di sekitar jalur itu hanya untuk menuju pusaka yang dibawa oleh para pembawa pusaka. Dan jalur itu menuju ke tanah yang kosong dan luas. Pembawa pusaka akan berjalan ke sana dan menyajikan harta mereka untuk melihat apakah ada pendekar di majelis ini yang tertarik pada barang-barang mereka.
Jauh di depan sana terdapat tebing gunung. Namun, di sekitar sana, ada banyak paviliun yang terlihat elegan yang bisa dituju untuk mengobrol dan bersantai. Hanya orang-orang yang sangat terkenal atau anggota kekuatan besar di Kota Raja Xuan yang memenuhi syarat untuk berada di sana. Orang-orang itu adalah tokoh-tokoh utama dari Majelis Perebutan Pusaka. Di dalam majelis sebelumnya, sebagian besar barang yang disajikan semuanya dibeli oleh kelompok orang ini.
"Benar-benar sesuai dengan namanya Majelis Perebutan Pusaka, sebuah acara yang luar biasa." Qin Wentian berbaur di dalam kerumunan sambil merenung dalam hatinya. Orang-orang di sekelilingnya semua terlibat dalam perbincangan mereka sendiri, berspekulasi tentang siapa saja yang hadir yang memiliki kualifikasi untuk duduk di paviliun di depan.
Tatapan Qin Wentian beralih ke sana. Hanya dengan sekali pandang, ia bisa tahu bahwa ada lebih dari sepuluh tenda besar di sana. Mayoritas pendekar di sana adalah Penguasa Timba Langit yang merupakan bintang-bintang dari kekuatan utama Kota Raja Xuan. Jelas, kebanyakan dari mereka masih sangat muda, di bawah usia lima puluh.
Mata Qin Wentian saat ini tertuju pada sosok-sosok yang duduk di kursi utama di dua tenda terbesar di sana. Orang yang duduk di sebelah kiri memiliki basis kultivasi di tingkat ketiga Timba Langit dengan kulit yang sangat cerah. Ia mengeluarkan aura suram dan menyeramkan meskipun terlihat cukup tampan. Matanya tersenyum namun terkadang menyemburkan ketajaman yang mengandung jejak dingin yang samar. Hanya satu tatapan saja sudah cukup untuk memberi tahu Qin Wentian bahwa sosok ini adalah karakter yang sangat kejam. Dia juga memancarkan semacam kesombongan bawaan yang dimiliki orang-orang yang lahir dari posisi tinggi.
Menurut perbincangan di sekitarnya, orang itu tidak lain adalah tuan muda Klan Yin. Orang ini melakukan banyak kekejaman, dia bukan hanya tuan muda yang tidak berguna. Melangkah ke tingkat ketiga Timba Langit pada usia dua puluh lima, bakatnya di dalam Klan Yin dapat dianggap sangat luar biasa. Dan dari kisahnya yang memaksa seorang mahaguru tingkat lima hingga memusnahkan seluruh klannya itu saja sudah menunjukkan bahwa ia adalah seorang pria yang akan habis-habisan, menggunakan segala cara yang keji dan curang untuk mencapai tujuannya. Tentu saja, ia berani melakukan hal-hal seperti itu karena wewenang yang diberikan klannya sangat besar. Itulah sebabnya ia berani bergerak menyerang seorang mahaguru peringkat kelima.
Namun, karakter yang paling mempesona di Kota Raja Xuan bukan dia. Justru orang yang saat ini berdiri di sampingnya yang dengan mudah menarik perhatian orang banyak. Orang ini adalah seorang wanita yang kecantikannya dapat dianggap dapat membalikkan sebuah kota hanya dengan sebuah senyuman saja. Kulitnya halus seperti salju, dan wajahnya tidak bercela. Yang lebih luar biasa adalah auranya yang memproyeksikan rasa dingin dan darah bangsawan. Sebagian besar di antara kerumunan itu hanya berani berfantasi tentang wanita itu jauh di dalam hati mereka, tetapi setiap kali tatapan wanita itu menyorot, mereka akan menundukkan kepala, tidak berani bertemu pandang dengan mata indah itu.
Wanita itu adalah kecantikan yang sangat terkenal di Kota Raja Xuan. Jika diberi peringkat menurut kecantikan parasnya, ia bisa jadi akan masuk dalam tiga besar. Ia tidak lain adalah putri dari Istana Raja Xuan. Terlepas apakah membahas tentang kecantikan atau latar belakangnya, sebagian besar orang hanya bisa melihat ke bawah dan malu dengan posisi mereka sendiri yang rendah.
Perhatian Qin Wentian juga sedikit tertarik dengan keindahan sang putri, karenanya ia mencuri pandang sedikit. Adalah wajar bagi pria untuk tertarik pada wanita cantik tapi tentu saja, mereka yang memiliki hati yang teguh tidak akan membiarkan hati mereka goyah sedikit pun sementara yang lain tidak bisa menahan diri dan tenggelam dalam kecantikannya.
Qin Wentian sedang memandangi sang putri, tetapi mengingat keadaan hatinya saat ini, ia hanya mendapati seorang putri yang luar biasa, tetapi tidak mampu membuatnya terhanyut oleh kecantikannya. Lagipula jika berbicara tentang kecantikan, hanya sedikit yang benar-benar bisa menyamai Mo Qingcheng dari negeri Chu atau putri es Qing'er.
Tatapan Shang Yue menyapu kerumunan. Tiba-tiba, alisnya sedikit berkerut saat matanya mendarat pada seorang pemuda. Pemuda ini berpakaian putih dan membawa sebuah pedang kuno di punggungnya. Dia itu tampak bersih dan sederhana, dan membawa rasa kebanggaan alami dalam auranya. Dia adalah satu-satunya lelaki yang tidak berusaha menyembunyikan pandangannya saat menatap langsung ke arahnya. Pandangan Shang Yue menyorot dengan tajam, Qin Wentian secara alami merasakannya. Ia dengan santai tertawa dan mengalihkan pandangannya, baru saat itulah Shang Yue mengalihkan perhatiannya.
Qin Wentian lalu mengalihkan pandangan kepada pendekar lainnya yang berkumpul di sekitar Shang Yue dan Yin Cheng. Hanya dengan sekali pandang saja sudah cukup untuk mengatakan bahwa orang-orang ini memiliki latar belakang yang luar biasa.
Di sebelah kiri Yin Cheng, ada beberapa pria dan wanita muda duduk di paviliun. Masing-masing mereka memancarkan kehadiran yang tangguh, dan mereka semua sebenarnya berada di tingkat kelima Timba Langit.
Orang-orang ini tidak lain adalah murid dari Sekte Pedang Pengguncang Langit, sekte paling kuat di Kota Raja Xuan.
Para murid dari Sekte Pedang Pengguncang Langit sudah tentu mahir dalam seni pedang. Mereka terutama terkenal karena serangan kuat mereka, dan Yin Cheng sendiri juga berkultivasi di sana. Bukan hanya dia, Song Jia juga berasal dari sekte yang sama tetapi karena satu insiden di mana ia membantahnya di depan umum dan menyatakan perasaannya tentang masalah tombak siluman jingga, Yin Cheng memutuskan untuk tidak mengijinkan dia hidup.
Di sebelah kanan Yue Shang adalah sebuah klan bangsawan yang tangguh. Klan Bangsawan Api Emas sangat terkenal di Kota Raja Xuan karena mereka adalah salah satu dari tiga klan bangsawan yang tinggal di dalamnya.
Dan lebih jauh ke kanan mereka adalah orang-orang dari Klan Bangsawan Rajawali Angin.
Klan Yin, Klan Api Emas, dan Klan Rajawali Angin adalah tiga klan bangsawan besar di Kota Raja Xuan. Di antara mereka, Klan Yin adalah yang terkuat dan Klan Api Emas serta Klan Rajawali Angin berada sedikit di bawahnya. Meskipun begitu, mereka berdua juga sangat menakutkan dengan adanya para Pewaris Fenomena Surga yang menjadi pelindung mereka. Kekuatan mereka jauh melebihi kekuatan transenden di Xia yang Agung.
Selain itu, tak perlu dikatakan bahwa semua yang duduk di paviliun adalah murid atau anggota kekuatan luar biasa di Kota Raja Xuan.
Sebelumnya, Qin Wentian sudah memahami kekuatan Shang yang Agung. Tujuh Kota Raja adalah kekuatan tertinggi yang bahkan melebihi kekuatan transenden Xia yang Agung. Kota Raja terkuat memiliki para pewaris di puncak Fenomena Surga, tidak perlu diragukan lagi tingkat kekuatan mereka. Dan untuk beberapa sekte dan klan terkuat, mereka memiliki kemampuan untuk melawan otoritas kerajaan jika mereka menggabungkan kekuatan pasukan mereka. Dari sini, bisa terlihat juga seberapa kuatnya mereka.
Shang yang Agung berada di tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan Xia yang Agung.
Dan sekarang karena dia berpetualang sendirian di salah satu Kota Raja di Shang yang Agung, tentu saja akan lebih baik jika ia bisa mendapatkan beberapa pusaka yang bisa menyelamatkan nyawa. Adapun Qing'er, dia berkali-kali lebih kuat dibandingkan dengan dirinya, ia tidak perlu khawatir tentang gadis itu.
"Putri, aku melihat bahwa banyak orang sudah bersiap untuk memperebutkan pusaka. Bagaimana kalau kita mulai menghadirkan pusakanya?" Pada saat ini, mata Yin Cheng menatap Shang Yue yang berdiri di sampingnya saat dia bertanya dengan senyum di wajahnya.
"Aku di sini hari ini sebagai peserta. Kau bisa memutuskannya." Suara Yue Shang tidak keras, tetapi sangat jernih dan membawa perasaan sangat nyaman bagi yang mendengarkannya.
"Baik." Yin Cheng mengangguk sambil tersenyum. Setelah itu dia mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan itu dan berkata, "Pada Majelis Perebutan Pusaka kali ini, aku percaya bahwa mereka yang membawa pusakanya tidak akan membuat kita semua kecewa. Selama pusaka yang Anda bawa cukup berharga, apa pun yang Anda inginkan, sebutkan saja persyaratannya dengan percaya diri."
Suasana di sana meledak dengan kata-kata Yin Cheng. Orang-orang di sekitar Yin Cheng memiliki latar belakang yang luar biasa. Jika pusaka para pembawa tidak cukup kuat, mereka tidak akan repot-repot meliriknya. Oleh karena itu, sebagian besar pusaka yang muncul di Majelis Perebutan Harta Karun itu pastilah pusaka yang unik dan kuat.
Tepat pada saat ini, sebuah siluet terlihat di jalur itu. Mata kerumunan semua terfokus pada siluet itu hanya untuk menemukan bahwa ia sebenarnya adalah seorang wanita yang sangat dipenuhi gairah muda. Tidak hanya itu, ia tidak memakai topeng untuk mengaburkan wajahnya.
Yin Cheng mengerutkan kening, saat cahaya dingin yang menyeramkan bersinar di matanya. Song Jia ternyata masih berani muncul di depannya? Orang-orang dari Sekte Pedang Pengguncang Langit juga terlihat dalam ekspresi kebingungan ketika mereka menatap Song Jia.
Song Jia berjalan tepat ke tengah, matanya menatap Yin Cheng lalu berkata, "Song Jia ada di sini untuk meminta maaf hari ini atas kejadian di mana ia tak bisa mencegah mulutnya mengucapkan omong kosong sebelumnya dan menyinggung senior Yin Cheng, dan merusak reputasinya. Aku berharap senior akan memaafkan Song Jia karena ketidaktahuannya."
Yin Cheng mendengus dingin di hatinya. Song Jia benar-benar cerdas, menggunakan kesempatan seperti itu untuk meminta maaf di depan orang banyak. Dia, sebagai anggota salah satu klan bangsawan agung di Kota Raja Xuan, tentu saja akan menjaga prestise-nya di depan umum dan tidak akan bersikap terlalu keras padanya. Dia benar-benar cukup pintar untuk menggunakan cara ini untuk melindungi dirinya sendiri. Tapi sayangnya, bukankah cara berpikirnya itu terlalu naif? Meskipun Yin Cheng berpikir seperti itu di dalam hatinya, ia menunjukkan senyum pemaaf di wajahnya.
"Song Jia, kau menodai reputasi senior Yin Cheng di depan umum dan masih berani muncul di depannya memohon pengampunannya sekarang?" Saat ini, seorang pemuda dari Sekte Pedang Pengguncang Langit memancarkan aura dingin dan melangkah maju. Orang ini pernah mengagumi Song Jia dan tertarik untuk memikatnya. Tapi sekarang gadis itu telah menyinggung Yin Cheng maka ia memutuskan untuk mengubah pendiriannya.
Song Jia menggertakkan giginya saat melihat orang itu. Orang itu adalah senior yang bernama Yang Ting dan memiliki bakat yang sangat tinggi. Namun, ia sangat bernafsu dan telah melecehkannya berkali-kali.
"Song Jia, atas tindakanmu, aku harus menuntut pertarungan satu lawan satu dan membunuhmu karena kata-katamu. Tetapi melihat bahwa kita berasal dari sekte yang sama, aku akan membiarkan kau hidup jika kau setuju untuk menjadi budakku. Bagi Majelis Perebutan Pusaka hari ini, aku akan menjadi yang pertama yang menghadirkan pusaka. Pusaka yang ingin kutampilkan berada di sini, aku bersedia menerima sebuah batu meteor Yuan tingkat yang lebih rendah sebagai gantinya. Song Jia, apakah kau bersedia?"
Wajah Song Jia memucat, ia menggigit bibirnya. Memang, Yin Cheng tidak punya rencana untuk membiarkannya hidup. Ia mencoba untuk mempermalukannya, menjadikannya budak dan menyatakan bahwa nilainya hanya bernilai sebuah batu meteor Yuan dari tingkat yang lebih rendah.
"Aku ... aku bersedia." Suara Song Jia bergetar. Ia tidak memiliki jalan lain, lebih baik dia mati di sini daripada melibatkan seluruh klannya.
Kerumunan itu tentu saja tahu siapa dia dan tidak bisa menahan lamunan di hati mereka. Namun dengan status Klan Yin di Kota Raja Xuan, siapa yang berani melakukan sesuatu padanya? Fakta bahwa dia secara terang-terangan telah membunuh seluruh klan juga sudah diketahui oleh semua orang, namun tidak ada yang berani membicarakannya di depan umum. Song Jia melakukannya tepat seperti itu, bagaimana mungkin ia tidak menjadi target balas dendam pemuda itu?
"Kalau begitu, dan mengingat bahwa kita berdua berasal dari sekte yang sama, aku akan mengambil Song Jia jika ia jatuh di tangan orang-orang jahat dan menjadi sasaran perbuatan yang tak senonoh. Aku akan merawatmu di masa depan." Tepat saat itu, mata senior yang sangat bernafsu pada Song Jia, Yang Ting berbinar dengan sinar jahat dan dipenuhi semangat. Ia sudah lama menginginkan tubuh Song Jia, ini benar-benar kesempatan yang sempurna.
Orang-orang dari Sekte Pedang Pengguncang Langit tentu saja tahu niat Yang Ting. Namun, bakat Yang Ting cukup tinggi dan memiliki kultivasi di kondisi Timba Langit tingkat ketiga disamping mendapat dukungan Yin Cheng. Mana mungkin ada yang berani untuk bersaing mendapatkan Song Jia dan berisiko menyinggung Yin Cheng?
"Gadis itu milikku." Tepat saat itu, sebuah suara terdengar dari kerumunan. Kata-kata yang diucapkannya membuat kerumunan itu terdiam saat ekspresi mereka menegang. Mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah suara itu, semua orang berusaha melihat siapa orang yang berani menantang itu!