Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 432 - Qing`er, Seorang Putri?

Chapter 432 - Qing`er, Seorang Putri?

Peri Qingmei membawa Qin Wentian dan Qing'er ke sebuah taman yang indah. Sekarang Qin Wentian berwujud seekor burung raksasa, tidak ada bangunan yang cukup besar baginya untuk bisa masuk.

"Ini pasti adalah Seni Pengorbanan Dewa Siluman, kan?" Peri Qingmei yang memimpin jalan tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap kembali pada Qin Wentian.

Burung itu dengan ringan menganggukkan kepalanya, "Ini adalah seni rahasia yang aku peroleh di Dunia Formasi Burung Vermilion, Seni Pengorbanan Dewa Siluman. Seni ini membuatku dapat membentuk kaitan alami dengan Dewa Siluman di seluruh delapan penjuru, dan mengubahku menjadi seorang siluman purba dan membuat kekuatan ku bertambah dengan eksplosif. Dalam kondisi ku saat ini, kekuatan garis darah dalam tubuh ku bisa dikatakan telah disempurnakan. Satu-satunya kelemahannya adalah bahwa perubahan bentuk ini tidak dapat dikembalikan."

"Aku pernah mendengar tentang seni rahasia ini, memang benar-benar tirani dan aku tidak pernah menyangka bahwa kau akan menerobos masuk ke Aula Kaisar Ramuan sendirian, dan membuat bentukmu menjadi seperti sekarang ini." Peri Qingmei menghela nafas, "Di jaman purba , kekuatan Xia yang Agung Kuno berkali-kali lebih kuat bahkan jika dibandingkan dengan keseluruhan tiga puluh enam kekuatan transenden yang digabungkan bersama-sama. Karena itu adalah seni rahasia dari zaman itu, jika mereka mengatakan itu tidak dapat kembali, maka wujudmu tidak dapat dikembalikan. Bahkan aku yang telah hidup selama ribuan tahun, tidak memiliki cara agar kau dapat kembali."

Qing'er mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata Peri Qingmei. Wajah Qin Wentian tetap setenang biasanya saat ia berkata, "Tidak masalah. Aku masih bisa hidup sebagai siluman purba tertinggi."

Peri Qingmei menatap langit, memutar kembali ingatannya saat ia bergumam, "Kau dan Kaisar Biru Langit benar-benar mirip. Dia pada waktu itu, juga tidak memiliki latar belakang yang mengesankan, namun watak alaminya seperti kuda yang tak dapat ditaklukkan. Dia tidak suka orang mengikatnya dan lebih memilih membubung bebas di seluruh Xia yang Agung dan tidak terkekang oleh orang lain. Karena temperamennya, ia menyinggung banyak orang, bahkan ada beberapa yang iri dengan bakatnya. Pada akhirnya, untuk bersaing dengan pihak lain, dia mendirikan Istana Kaisar Biru Langit dengan kekuatan satu orang. Namun sayangnya, pada akhirnya, jenius sebuah generasi tetap tidak bisa menghindari kematian.

"Meskipun kau dan Kaisar Biru Langit memiliki pengalaman yang berbeda, kalian berdua adalah satu jenis, sama luar biasanya satu sama lain. Aku tidak ingin kau mengikuti jejaknya," Peri Qingmei berbicara perlahan, kejatuhan Kaisar Biru Langit adalah rasa sakitnya yang terbesar.

Qin Wentian tetap diam, dia sudah lama tahu bahwa cinta Peri Qingmei pada Kaisar Biru Langit sangat dalam. Jika tidak, setelah tiga ribu tahun, emosi di antara mereka seharusnya sudah memudar. Kenapa da masih terus-menerus memenuhi pikirannya? Dia masih tidak bisa melupakan Kaisar Biru Langit.

"Meskipun kekuatanku luar biasa, aku juga sangat memahami bahwa pada tingkatan ku saat ini, untuk menembus ke tingkat berikutnya sudah bukan lagi masalah menyerap sumber energi eksternal. Kondisi Fenomena Surga mengharuskan seseorang untuk berjalan melewatinya selangkah demi selangkah, memperdalam pemahaman dan wawasan mereka tentang rasi bintang yang telah mereka pilih. Aku sudah berada pada batasku dan hampir tidak mungkin bagiku untuk maju lagi. Oleh karena itu, aku hanya bisa meletakkan harapanku pada generasi muda, dan kau ... tidak lain adalah penerus Kaisar Biru Langit. 

"Karena dia telah memilihmu. Aku tidak ingin kau tetap dalam wujud seperti ini selamanya. Lagipula, aku berharap Aula Kaisar Biru Langit akan muncul kembali dengan kejayaan dan kegemilangan mereka dan berdiri di puncak Xia yang Agung. Mungkin, ini hanyalah keinginan egoisku sendiri." Peri Qingmei bergumam pada dirinya sendiri sebelum berbalik dan meninggalkan tempat itu.

Ekspresi Qing'er mengerjap. Ia menatap Qin Wentian sebelum menggumam dengan suara rendah, "Aku akan pergi melihat-lihat."

Setelah menyelesaikan ucapannya, ia juga melangkah pergi dan mengikuti langkah Peri Qingmei.

Qin Wentian mengangkat kepalanya dan menatap langit. Mata besarnya membelalak dengan perasaan kehilangan. Hanya pikiran balas dendam yang membuatnya bertahan sampai sekarang.

"Bzzz!" Sebuah embusan angin menerpa. Burung raksasa itu mengepakkan sayapnya dan melesat ke langit.

Peri Qingmei dan Qing`er menghentikan langkah mereka, memandangi bayangan burung raksasa yang terbang di langit itu dan menghela nafas dalam hati mereka.

"Pemuda itu memiliki bakat yang menakutkan dan kemauan yang bahkan lebih menakutkan lagi. Sebagai manusia, ia adalah manusia di atas manusia, sebagai siluman, ia juga berharap menjadi penguasa siluman." Peri Qingmei menghela nafas saat ia melanjutkan, "Sedihnya, bahkan aku yang telah hidup begitu lama, tidak tahu dengan cara apa aku bisa membantunya."

"Aku akan mencobanya." Qing`er berucap lembut, kata-katanya menyebabkan mata Peri Qingmei berkedip-kedip dengan kilatan cahaya yang tajam. "Apakah kau akan mencari mereka?"

Qing'er tidak memandang gurunya, tetapi ia lebih memilih tetap diam.

"Kau harus tahu apa alasannya mengapa aku memilih untuk pindah ke sini. Jika kau pergi mencari mereka atas kemauanmu sendiri, aku takut ... dan, bagaimana kau tahu mereka akan setuju?"

"Mereka akan setuju."

Qing'er memperlakukan kata-kata seperti emas, ia adalah seorang gadis dengan sedikit kata-kata. Tapi begitu ia mengatakan sesuatu, ia pasti akan memastikan untuk dapat mencapainya.

"Tidak. Aku tidak setuju." Peri Qingmei menolak keras, "Bahkan jika mereka punya solusinya, mereka pasti akan membawamu pergi dari ku. Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi."

"Mereka tidak akan melakukannya." Qing'er menggelengkan kepalanya dengan ringan dan menatap burung besar yang terbang di langit itu.

"Aku masih ingin melihatnya menaklukkan Xia yang Agung." Dalam nada suara Qing'er yang seperti es, Peri Qingmei bisa mendengar tekadnya yang tegas. Melihat ke arah murid kesayangannya, Peri Qingmei merasakan sebuah gelombang yang kuat menghantam hatinya.

Dia memahami Qing'er dengan sangat baik. Begitu ia menetapkan pikirannya atas sesuatu, tidak ada yang bisa mengubahnya. Bahkan tidak juga dirinya, gurunya. Namun, dia tahu latar belakang Qing'er yang sebenarnya. Energi yang terkurung di dalam tubuhnya cukup kuat bahkan untuk menyebabkan keberadaan seperti dirinya merasa terengah-engah. Mengenai mengapa Peri Qingmei memerintahkan Qing'er untuk melindungi Qin Wentian saat itu, ia sebenarnya memiliki motif sendiri. Sama seperti apa yang ia katakan kepada Qin Wentian sebelumnya, ia juga ingin Istana Kaisar Biru Langit bangkit kembali di Xia yang Agung.

Itu karena lelaki itu, dia telah memilih untuk hidup selama tiga ribu tahun dan membantu pengganti lelaki itu untuk memenuhi wasiatnya.

Tiga ribu tahun keyakinan dan tekad. Bagi Peri Qingmei, pentingnya Kaisar Biru Langit menaklukkan segalanya, bahkan lebih penting baginya daripada Qin Wentian atau Qing'er, dan bahkan hidupnya sendiri.

Namun, sekarang Qing'er berencana untuk mengungkapkan dirinya, Peri Qingmei merasakan ketidakrelaan yang kuat. Ia tidak ingin Qing'er dibawa pergi. Dia sudah lama memperlakukan Qing'er seperti putrinya sendiri.

"Guru, tunggu aku." Qinger menyatakan dengan suara rendah ketika bayangannya melesat, menghilang dari tempat ini. Peri Qingmei hanya merasakan emosi yang tak terlukiskan di dalam hatinya saat ia menatap ke arah yang dituju Qing'er.

….

Beberapa ratus mil di luar Benua Iblis, ada suatu dataran yang sepenuhnya ditutupi kabut, sebuah kawasan yang berdiri sendiri.

Setengah tahun yang lalu, lokasi ini sama dengan tempat lain—surga bagi binatang siluman. Tapi tiba-tiba, lapisan kabut aneh turun di daerah ini. Ketika manusia dan binatang siluman memasuki wilayah berkabut itu mereka tidak dapat menemukan apa pun kecuali fakta bahwa kabut itu akan mengacaukan mereka dan mereka hanya dapat menemukan jalan keluar dalam waktu yang lama. Karenanya setelah itu, tidak ada lagi yang datang ke tempat ini. Bahkan binatang siluman pun menghindarinya.

Namun saat ini, sebuah sosok kecantikan yang tak tertandingi perlahan turun dari langit dan mendarat di luar wilayah berkabut itu. Sosok itu tak lain adalah Qing'er. Ia berdiri di sana begitu saja, di luar wilayah berkabut, dengan tenang dan dalam diam seolah ia sedang menunggu sesuatu.

Sesaat kemudian, sejumlah siluet muncul di hadapannya. Siluet-siluet itu semuanya adalah para perempuan yang sangat cantik dan berpakaian putih. Mereka berdiri dalam dua baris, datang ke hadapan Qing'er, berlutut dengan satu lutut ketika mereka dengan hormat menyapa, "Hormat kepada sang Putri."

"Aku bukan putri."

Tidak ada fluktuasi pada wajah Qing'er saat ia menjawabnya dengan nada dingin.

"Putri, silakan." Dua baris sosok itu berlutut di kedua sisi, memberi jalan di tengah-tengah di mana tempat Qing'er berdiri.

Qing`er tidak menjawab tetapi tetap berdiri di sana, sosok-sosok itu terus berlutut dalam diam, hingga kesunyiannya terasa agak menakutkan.

Di kejauhan, sebuah cahaya yang tajam melintas ketika sepasang mata yang menatap ke arah situ. Sepasang mata berapi itu milik binatang siluman yang sangat kuat, seekor badak bermata api.

Namun saat itu, salah satu sosok berlutut mengerutkan kening saat ia mengalihkan pandangannya ke arah badak itu. Dalam sekejap mata, sosok itu menghilang dari pandangan. Sesaat kemudian, pekikan darah mengental keluar saat badak yang memiliki basis kultivasi di puncak Yuanfu itu hancur dalam sekejap.

Sosok yang melakukan tindakan itu kembali ke tempat asalnya, tenang dan tanpa suara, bahkan tanpa setitik debu pun di tubuhnya. Seolah-olah ia tidak pernah meninggalkan posisinya dan dari tadi tetap berlutut di sana.

"Prok prok prok …."

Suara langkah terdengar ketika beberapa sosok berjalan keluar dari kabut itu. Seorang lelaki tua, dan dua lelaki muda.

"Hormat kepada sang putri." Pria tua itu membungkuk pada Qing'er, sementara kedua pemuda itu berlutut, dengan ekspresi hormat yang tulus di wajah mereka.

Jika dua pemuda ini berada di Xia yang Agung, mereka akan menjadi yang paling menjulang, teratas di antara generasi mereka. Namun pada saat ini, mereka berlutut dengan tulus di hati mereka, tanpa sedikit pun keengganan.

"Putri, kau tidak bisa menghancurkan segel itu, kau hanya akan lebih menyakiti dirimu sendiri." Pria tua itu menatap Qinger saat dia dengan lembut menegurnya.

"Aku butuh semacam teknik, atau seni khusus." Qinger menatap langsung pada pria tua itu dan mengabaikan kata-katanya. Dia melanjutkan dengan dingin, "Seni Pengorbanan Dewa Siluman meminjam kekuatan dewa-dewa siluman dan mengubah seseorang menjadi siluman purba dan memberikan peningkatan kekuatan yang eksplosif dan membuat garis darah mereka menjadi sempurna. Namun, itu adalah perubahan yang tidak dapat kembali. Aku membutuhkan suatu metode untuk membuatnya bisa kembali."

Alis pria tua itu berkedut saat ekspresi perenungan muncul di wajahnya. Setelah itu, ia berkata dengan bisikan rendah, "Putri, tentu saja, ingatlah agar tidak pernah mengangkat segel itu lagi, jika tidak, kerusakan pada tubuhmu bukanlah sesuatu yang bisa ditanggung olehku. Sedangkan untuk pertanyaan Putri, seni transformasi siluman ini menggunakan kekuatan dewa-dewa siluman yang sebenarnya. Ingin meniadakan sesuatu seperti ini terlalu sulit, bahkan mungkin mustahil."

"Aku harus mengusahakannya." Suara Qing'er yang sudah dingin turun beberapa derajat lagi, kata-katanya menyebabkan lelaki tua itu mengunci alisnya. Setelah beberapa saat perenungan, ia berbicara lagi, "Setahuku, hanya ada satu cara yang mungkin untuk mengembalikan perubahan itu. Metode yang ku bicarakan, adalah sebuah seni surgawi yang membuat seseorang dapat berkultivasi pada tubuh sejati lainnya, dan sepenuhnya menggandakan dirinya sendiri. Menurut sang putri, bahkan jika orang yang dimaksud sudah berubah menjadi seorang siluman, diri sejati yang ia kembangkan akan menggunakan basis aslinya sebagai kembaran. Jika ia berhasil mengembangkan seni ini, diri sejati yang baru baginya akan dilahirkan, dapat hidup bersamaan dengan tubuh silumannya yang sebenarnya secara bersama."

"Namun, aku yakin putri telah mendengar kemampuan seni ini sebelumnya, dan harus sangat memahami betapa berharganya itu. Bahkan klan kita mungkin harus membayar harga yang mengerikan, mengobarkan perang besar yang mengguncang langit dan yang menghancurkan bumi sebelum kita bisa mendapatkannya." Orang tua itu membujuk.

"Itu benar, itulah seni yang aku inginkan." Qing'er menyela, menyebabkan lelaki tua itu terdiam. Putri ini yang telah tinggal jauh dari klan mereka begitu lama mungkin tidak memiliki ide yang jelas tentang betapa berharganya seni itu. Dengan hanya dua kata, 'itu benar', dia menjawab bahwa itu adalah seni yang ia inginkan.

Tapi bagaimana ia bisa mendapatkannya dengan mudah? Saat ini ia sedang menerka-nerka demi siapa Putri Qing'er menginginkan karya seni itu. Bukankah keberuntungan orang itu terlalu menjulang?

"Aku harus menggunakan susunan ruang untuk melaporkan masalah ini, dan menunggu keputusan tetua klan. Tidak hanya itu, aku khawatir aku akan mengharuskan Putri untuk ikut dengan ku, dan Putri harus membicarakan hal ini secara langsung dengan tetua." Pria tua itu membungkuk dengan kepala menunduk dan mengatakan apa-apa tidak lagi.

"Baik."

Qing'er mengangkat kakinya dan melangkah maju. Dia sama sekali tidak ragu-ragu, ketegasannya menyebabkan lelaki tua itu terkejut. Ketika ia mendekati pria tua itu, ia segera membuka jalan, membuatnya dapat melewatinya.

"Pergi dan selidiki masalah ini dengan jelas. Demi siapa Sang Putri menginginkan seni khusus ini."

Pria tua itu mengirim pesan suaranya kepada seorang gadis berkulit putih yang masih berlutut di sampingnya. Saat Qing'er melangkah ke dalam kabut, ia melambaikan tangannya dan memberi tanda—bayangan gadis berjubah putih itu berkedip-kedip, menghilang dari pandangan, pergi untuk menyelesaikan tugasnya!