Sebelum Qin Wentian melangkah memasuki Hutan Kegelapan, ia sudah tahu ada kemungkinan musuh akan mengincarnya. Namun karena Mustang tidak keberatan, ia berpendapat mungkin Mustang ingin menggunakan ajang ini untuk menempanya.
"Saat ini, tingkat kultivasiku berada di tingkat delapan Kondisi Penyempurnaan Tubuh dan aku memiliki kekuatan 100 ekor lembu jantan. Aku masih bisa berurusan dengan pendekar biasa tingkat pertama yang berada pada Kondisi Peredaran Nadi. Namun, melawan Ksatria Bintang di Kondisi Peredaran Nadi yang memiliki jiwa astral yang menakutkan, aku tidak yakin pada kemampuanku untuk mengalahkan mereka." Qin Wentian diam-diam menyimpulkan. Kemudian ia berbisik, "Fan Le, sebaiknya kita berpisah. Aku punya musuh yang berencana mengincarku di Hutan Kegelapan ini."
Di bawah cahaya lembut dari bara api, tatapan si gendut beralih kepada Qin Wentian. Matanya bersinar dengan cahaya aneh lalu ia tersenyum, "Aku, Fan Le, adalah seorang jenius tertinggi di antara sekian banyak peserta disini. Bagaimana aku bisa meninggalkan temanku sendirian?"
"Jangan khawatir, meskipun kita sudah berada di Hutan Kegelapan, aku ragu bahwa musuhmu akan berani bergerak saat kita masih di zona aman," Fan Le meyakinkannya. "Ayo, ada cahaya di depan. Sepertinya ada area kosong. "
"Baiklah." Qin Wentian memiliki kepribadian yang santai dan mengikuti arus. Meskipun karakter Fan Le tampak sedikit vulgar, tapi ia yakin hatinya baik.
Di depan mereka terbentang ruang terbuka, konturnya sedikit miring seperti lereng gunung yang landai. Beberapa orang sudah mendirikan tenda sederhana dan sedang bersiap untuk beristirahat.
"Qin Wentian!" sebuah suara terkejut berseru. Qin Wentian mengalihkan pandangannya ke arah suara itu sebelum wajahnya tersenyum. Ia tak berpikir bahwa dirinya akan bertemu dengan wajah yang akrab itu di sini.
"Liu Yan, apa yang kau lakukan di sini?" Qin Wentian melangkah maju. Ia masih berpikir bahwa Liu Yan adalah orang yang telah menyelamatkan hidupnya sebelumnya.
"Aku ikut serta dalam ujian untuk bergabung dengan Perguruan Angin Dewa. Tapi cepat matikan apimu dan duduklah di dalam tenda. Cahaya mungkin menarik perhatian makhluk siluman." Liu Yan dengan ringan menasihati.
Di dalam tenda, selain Liu Yan, ada dua pemuda juga. Salah satu, adalah saudaranya, Liu Yue. Yang lainnya adalah temannya, Zufan.
"Liu Yan, mengapa kau mengundang orang asing?" alis Liu Yue berkerut, sementara ekspresi tidak senang muncul di wajah Zufan.
"Kakak, orang ini adalah orang yang kita jumpai di dalam hutan di luar Kota Langit Selaras. Namanya Qin Wentian," jawab Liu Yan.
Ia melirik Qin Wentian lalu bertanya, "Oh benar, mengapa kau memasuki Hutan Kegelapan? Apakah kau ikut serta dalam ajang latihan ini juga?"
"Kami adalah peserta dari Perguruan Bintang Kekaisaran." Fan Le meluruskan pakaiannya dan melangkah ke depan, menjulurkan tangannya. "Nona cantik, aku yakin kau akan baik-baik saja. Namaku Fan Le, dan aku dari Perguruan Bintang Kekaisaran. "
"Perguruan Bintang Kekaisaran." mata indah Liu Yan mengerjap, lalu ia juga mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Fan Le.
"Liu Yan, kau sangat cantik dan berbakat. Sangat langka." kata Fan Le.
Liu Yan tersenyum ketika menarik tangannya, tetapi Fan Le tampaknya tidak berniat melepaskan cengkeramannya.
"Apakah tenda ini milikmu? Kalian benar-benar berpengalaman di alam liar."
"Apakah Qin Wentian temanmu? Dia adalah teman terbaikku. Yang berarti kau juga temanku!"
Mata Qin Wentian hampir melompat keluar, tercengang menyaksikan Fan Le terus mengoceh omong kosong sambil memegangi Liu Yan. Orang ini, ia benar-benar pembual yang bagus.
Liu Yan tersipu saat wajahnya merona kemerahan. Ketika akhirnya berhasil menarik tangannya dengan susah payah, ia melirik Qin Wentian.
"Aku tidak mengenalnya," jawab Qin Wentian saat keringat dingin mengalir di punggungnya. Orang ini terlalu memalukan.
"Kalian berdua, karena kita bertemu secara kebetulan, kita juga bisa dianggap teman. Meskipun ini hanya sebuah tenda sederhana, kalian bisa bergabung dengan kami, dan beristirahat di sini untuk malam ini." Liu Yue beranjak sambil tersenyum pada Qin Wentian dan Fan Le.
"Baiklah, baiklah. Kalau begitu kami terima ajakanmu dan tidak akan sungkan. Kami akan mengikuti saranmu." Fan Le dengan gembira menerima sementara Qin Wentian berdiri di samping, tak berkata apa-apa.
"Liu Yan, Fan Le, aku akan berjalan-jalan. Kalian berdua bisa mengobrol dulu." Qin Wentian tersenyum dan berjalan keluar dari tenda.
"Orang ini." Fan Le memelototi Qin Wentian, sebelum berkata kepada Liu Yan, "Sampai jumpa lagi nanti, Liu Yan."
Ketika ia menyusul Qin Wentian, ia bertanya, "Apa yang terjadi? Apakah kau tidak suka Liu Yan?"
"Tidak, meskipun kepribadiannya baik, kedua temannya tidak benar-benar menyambut kita. Buat apa berlama-lama di sana?" komentar Qin Wentian. Fan Le juga dapat mengetahui sebelumnya bahwa kedua sahabat Liu Yan jelas tidak menyukai mereka. Hanya ketika ia mengatakan bahwa Qin Wentian dan dirinya berasal dari Perguruan Bintang Kekaisaran, barulah sikap Liu Yue dan Zufan berubah.
"Dan bagaimanapun juga, aku masih bisa merasakan aura pembunuh yang tersembunyi di luar sana menatapku. Yang kubutuhkan sekarang adalah meningkatkan kekuatanku dengan cepat. Agar aku tidak mengecewakan mereka yang menaruh harapan padaku." bibir Qin Wentian mengerut dengan senyum dingin, membuat ekspresi Fan Le membeku. Seringai di wajah Qin Wentian itu dingin dan menusuk, seolah ia sedang memamerkan taringnya.
"Baik, baik, biarkan jenius teratas Perguruan Bintang Kekaisaran bermain dengan mereka juga." bibir Fan Le tersenyum lebar.
Qin Wentian mengabaikan bualan Fan Le lalu berjalan menuju pohon yang tampak tua, sebelum duduk bersila. Dia menutup matanya untuk persiapan berkultivasi. Sesaat kemudian, bunyi berderak dan terkoyak bergema dari dalam tubuhnya, mirip dengan deru ombak ganas di laut yang sedang mengamuk.
Fan Le menyipitkan matanya. Benar-benar teknik yang dahsyat. Tidak masalah, sudah waktunya baginya untuk menunjukkan kemampuannya.
Tubuhnya berkelebat saat Fan Le melesat lebih dalam ke Hutan Kegelapan.
Dengan bermandikan cahaya bintang, Qin Wentian tampak tenang. Tetapi di dalam tubuhnya, energi astral melonjak dan beresonansi dengan cahaya bintang yang mengalir turun kepadanya. Kekuatan yang luar biasa menyembur dari dalam dirinya, menyempurnakan organ-organ dalam dan juga meridian bintangnya, tanpa henti menyempurnakan tubuhnya.
Hari kedua, sebelum fajar menyingsing, semua peserta sudah bergerak. Qin Wentian membuka matanya, hanya untuk melihat si gendut, Fan Le, berbaring di sampingnya dengan busur baru dan beberapa anak panah mencengkeram di tangannya.
"Gendut, saatnya kita pergi." Qin Wentian mendesaknya. Fan Le mengucek matanya yang mengantuk lalu menguap lebar, sebelum menyeringai pada Qin Wentian.
"Bagaimana caranya kau membuat busur itu dan panah-panah itu?" tanya Qin Wentian, rasa ingin tahu terlihat jelas dalam nadanya. Meskipun peralatan itu terlihat kasar, mereka mengeluarkan kesan ketajaman yang tak tertandingi.
"Aku menebang beberapa pohon tua dan membunuh beberapa makhluk siluman." Fan Le dengan tak acuh menjawab. "Ayo pergi."
"Baik." kedua pemuda itu saling bertatapan sebelum meluruskan tubuh mereka, dengan cepat melesat menuju Hutan Kegelapan. Kecepatan mereka seperti angin kencang, dan dalam sekejap mata, siluet mereka menghilang.
Tak lama setelah itu, sebarisan pemuda berlari mendekat. Yang mengejutkan, ada Orfon dari Perguruan Bintang Kekaisaran di antara mereka, bersama dengan berbagai pemuda dari perguruan beladiri lainnya.
"Kejar mereka! Kita akhirnya bisa bertindak setelah keluar dari zona aman!" Orfon berteriak dingin, memberi komando kepada kelompok mereka untuk mengejar Fan Le dan Qin Wentian, mirip dengan macan tutul yang mengintai mangsanya dengan melacak langkah-langkahnya.
"Gendut, wow, kau benar-benar bisa berlari secepat ini." ketika cahaya fajar pertama menyingsing, Qin Wentian melihat Fan Le yang berlari di sampingnya, bergerak seperti macan kumbang di hutan. Kelebihan lemak sepertinya tidak mengganggu sama sekali. Gerakan Fan Le yang gesit dan terkoordinasi dengan baik, mau tidak mau menyebabkan Qin Wentian menatapnya dengan heran.
"Yah, aku jenius." Fan Le membual.
Qin Wentian tertawa. Ia menatap Fan Le yang mengatakan, "Ada total enam orang yang mengejar kita di belakang.
"Ada Orfon yang berada di tingkat dua Kondisi Peredaran Nadi. Selain itu, ada satu orang di tingkat pertama Kondisi Peredaran Nadi dan empat lainnya pada Kondisi Penyempurnaan Tubuh. Mereka akan sedikit sulit untuk dikalahkan. Mari kita buat mereka menghabiskan energi mereka terlebih dahulu," kata Fan Le, membuat mata Qin Wentian bersinar dengan cahaya aneh.
Si gendut ini mampu menyimpulkan tingkat kultivasi seseorang dengan mudah. Mungkinkah dia benar-benar jenius?
"Ada seseorang di depan," kata Qin Wentian ketika pandangannya diarahkan ke wilayah yang luas, jauh di kejauhan, di depan mereka.
"Orang-orang dari Perguruan Kerajaan. Yang memimpin mereka adalah Ye Zhan. Aku pernah melihatnya mengikuti ujian di Perguruan Kerajaan sebelumnya. Kultivasinya harusnya sudah berada pada tingkat dua Kondisi Peredaran Nadi. Aku bahkan bisa merasakan aura membunuhnya dari jauh. Sebenarnya siapa yang telah kau buat marah? Cepat, mari kita belok kesana."
Setelah Fan Le berbicara, ia langsung berlari ke kiri. Qin Wentian dengan cepat mengikuti, tanpa ragu-ragu. Untuk membunuhnya, Klan Ye benar-benar tidak tanggung-tanggung, mengerahkan segala upaya. Kekuatan dan wewenang yang mereka miliki di Ibukota Kerajaan tidak ada duanya. Jika ia tidak bergabung dengan Perguruan Bintang Kekaisaran, ia mungkin sudah mati duluan karena alasan yang tidak diketahui.
Guru Mustang benar-benar telah membuat ujian yang sangat sulit baginya. Tapi, terus kenapa? Kalau memang ini jalan yang harus ia tempuh. Selain itu ia sudah mendapatkan teman yang baik dari ajang ujian ini.
"Fan Le, terima kasih." Qin Wentian mengucapkan terima kasih saat mereka berlari.
"Jangan iri. Si gendut ini punya bakat yang sangat hebat sehingga bisa menutupi awan. Di masa depan jika ada gadis cantik yang kau tidak berminat, kuharap kau ingat untuk menjodohkannya kepada saudaramu yang gendut ini," Fan Le menyeringai.
Pengejar mereka masih mengikuti jejak mereka tanpa henti. Satu jam kemudian, mereka sudah jauh di dalam Hutan Kegelapan di mana jejak-jejak aktivitas makhluk siluman berlalu lalang di sekitarnya.
"Masih ada empat orang yang mengejar kita. Gendut, apa tingkat kultivasi mereka?" tanya Qin Wentian.
"Ada Orfon, satu orang lagi di tingkat pertama Kondisi Peredaran Nadi, serta dua lainnya pada kondisi penyempurnaan tubuh. Apakah kau mau membereskan mereka?" Fan Le bertanya.
"Mari kita bereskan." Qin Wentian dengan tegas menjawab, lalu menghentikan langkahnya ketika melihat Fan Le telah menyalurkan energi astral ke kakinya. Si gendut itu menghentak tanah sebelum melompat ke udara, dan mendarat di atas pohon raksasa. Ia tersenyum dan berkata kepada Qin Wentian, "Biarkan aku mengarahkan pertempuran saat kau menghabisinya satu per satu. Incar dua orang yang berada pada Kondisi Penyempurnaan Tubuh terlebih dahulu."
"Baik, kita lakukan dengan caramu." entah mengapa Qin Wentian merasa seolah-olah ia bisa mempercayakan hidupnya kepada si gendut vulgar itu. Langkah-langkahnya memendek ketika ia berbalik, bersiap menghadapi pengejarnya.
Orfon dan kelompoknya, melihat bahwa Qin Wentian telah berhenti, juga memperlambat langkah mereka. Mirip ular berbisa, tatapan mereka menatap lurus ke arah Qin Wentian, tidak menutupi aura membunuh mereka. Mereka berempat menyebar saat mendekati Qin Wentian.
"Jadi kali ini, berapa banyak kekuatan yang telah dimobilisasi Klan Ye untuk membunuhku?" Qin Wentian mengarahkan pertanyaannya ke Orfon.
"Klan Ye? Ada banyak orang yang ingin membunuhmu dan paman keduamu yang lumpuh. Beraninya dia memberontak? Hanya masalah waktu sebelum kepalanya ada di meja pemancungan. Untuk Qin Wu dan Qin Chuan, mereka telah ditahan dan dikurung di Penjara Maut Kastil Hitam." Orfon tertawa dingin melambaikan tangannya, memberi tanda kepada kaki tangannya untuk merangsek menuju Qin Wentian dari tiga arah yang berbeda dan menunjukkan keinginannya untuk membunuh .
"Wusss." tiba-tiba, dari belakang Qin Wentian, sebatang panah yang tajam melewatinya dengan kecepatan yang mengerikan. Terbang secepat kilat dan mengarah langsung kepada Orfon.
"Di sebelah kirimu." suara Fan Le seolah berbisik di telinganya, membuat Qin Wentian segera menerjang ke arah kiri, ke arah seorang pendekar yang berada pada Kondisi Penyempurnaan Tubuh.
"Wuss, wuss, wuss ..." anak panah terus dilepaskan, mengarah pada ketiga pendekar lainnya, hanya menyisakan yang di sebelah kiri untuk Qin Wentian.
"Patahkan!" Orfon melepaskan jiwa astral tipe tombaknya. Cahaya astral yang gemerlap berkumpul ke tombak panjang yang dipegangnya, menusuk ke arah datangnya anak-anak panah itu. Namun, panah yang ditembak Fan Le tampaknya memiliki nyawanya sendiri. Arahnya terbang sangat tidak menentu, dan bahkan bergeser ke arah beberapa kali, mengelak melewati tombak panjang Orfon lalu terbang mengarah langsung menuju pusat dahinya.
"Apa?" ekspresi Orfon berubah drastis ketika telapak tangan kirinya tiba-tiba meledakkan kekuatan yang sangat mengerikan sementara tubuhnya dengan cepat mundur, menghadang datangnya anak panah. Meskipun ia sudah mengantisipasi, sebatang panah masih berhasil menembus telapak tangannya, menyebabkan darah segar bercucuran, membasahi bumi.
"Panah yang bisa berubah arah?"
Bukan hanya Orfon yang dihadapkan pada kesulitan ini. Dua anak buahnya yang lain juga berhadapan dengannya. Tidak hanya itu, salah satu pendekar pada kondisi penyempurnaan tubuh telah mati di tempat, saat panah menembus titik di antara alisnya.
Bahkan sebelum anak-anak panah itu bersentuhan dengan mereka bertiga, Qin Wentian telah melepaskan serangan yang mirip dengan auman naga yang mengamuk menyerang seorang pendekar lainnya pada Kondisi Penyempurnaan Tubuh. Pendekar lainnya, menolak untuk mundur, menghadapinya dengan kepalan tangannya sendiri. Tetapi ketika tinjunya dilepaskan, ia langsung menyesalinya. Kekuatan yang terkandung dalam serangannya tidak ada bandingannya dengan Qin Wentian.
Suara tulang patah bergema, saat Tinju Penakluk Naga Qin Wentian membelah pendekar itu seperti pisau panas memotong mentega. Lawannya bahkan tidak punya waktu mengerahkan jiwa astralnya karena tubuhnya keburu hancur oleh tekanan kepalan tangan Wentian.
Demikianlah, dalam sekejap, Qin Wentian dan Fan Le sudah membunuh dua pengejar mereka.