Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 266 - Kemarahan Qin Wentian

Chapter 266 - Kemarahan Qin Wentian

Perubahannya terlalu besar, hanya dalam enam bulan, transformasi Qin Wentian telah membuat Bai Fei hampir tidak bisa mengenalinya.

Meskipun boleh dikatakan bahwa ia benar-benar tidak terkesan pada Qin Wentian saat itu di negeri Chu, mereka pernah bertemu beberapa kali sebelumnya dan bahkan pernah berbincang.

Ia masih bisa samar-samar mengingat Qin Wentian sebagai pemuda yang spontan, dengan sedikit ketidakdewasaan dalam auranya, serta 'kebanggaan' seorang jenius dari sebuah negeri kecil. Saat itu ia mencemooh Qin Wentian dan pernah mengatakan kepadanya untuk bangun dari mimpinya, dan berhenti bermimpi dapat bersama dengan Mo Qingcheng. Bai Fei tidak akan pernah mengira bahwa hari ini, ia akan bertemu Qin Wentian lagi dalam keadaan seperti itu.

Pemuda ini telah benar-benar menyingkirkan seluruh aspek kekanak-kanakan dari dirinya, wajahnya sekarang memiliki tampilan yang kuat, sangat berkarakter. Matanya mencerminkan kepercayaan diri yang tenang, dan juga berkedip-kedip dengan niat dingin, membuat ketakutan kepada orang-orang yang ia tatap.

Ini adalah perbedaan yang nyata dibandingkan dengan arogansi samar yang secara tidak sadar pernah ia pancarkan sebelumnya. Dan yang paling membingungkannya adalah bahwa karakter yang dulu 'rendah' ​​itu sekarang berada di kalangan puncak, penulis aksara dewa tingkat ketiga hari ini, mampu dengan mudah membunuh lebih dari puluhan pendekar Yuanfu di tingkat puncak.

Perbedaan yang sangat besar ini membuat Bai Fei untuk sementara tidak dapat mempercayainya. Pemuda itu, ternyata telah datang ke Benua Bulan.

Apa mungkin ia tidak mengerti bahwa betapapun berbakatnya dia di negeri Chu, Kekaisaran Xia yang Agung seperti gunung yang mencapai langit yang tidak dapat diukur olehnya.

"Itu ternyata kau." Bai Fei menatap Qin Wentian. "Apakah kau sengaja berpura-pura tidak mengenalku?"

Qin Wentian hanya menatap Bai Fei sekilas dan menjawab, "Apakah aku terlihat sangat akrab denganmu?"

Wajah Bai Fei membeku, kedua bukit putihnya yang menyembul dan hanya tertutup samar bergetar ketika ia menarik nafas menggigil, pemandangan itu bisa membuat darah para laki-laki melonjak bergairah. "Mhm?" Pemuda berwajah sinis itu merasa sangat tertarik ketika ia dengan tenang memperhatikan apa yang terjadi.

Bai Fei dan Qin Wentian saling mengenal satu sama lain, tapi sepertinya Qin Wentian menyimpan dendam terhadapnya.

Selain itu, Bailu Yi yang merupakan tawanan dari seorang tetua Graha Pemburu Bintanglah sebenarnya yang ingin diselamatkan Qin Wentian.

Sebuah cahaya dingin muncul di mata si tua berjubah hitam itu saat ia menggelengkan kepalanya dan murka atas kekurangajaran Qin Wentian.

"Kupikir, kau masih tidak menyadari situasi saat ini." Lelaki tua itu mendengus saat mengacungkan telapak tangannya ke arah Qin Wentian, energi menakutkan yang dipancarkannya seakan mampu menenggelamkan bintang dan bulan.

"Hei, hei, jangan merusak kedamaian." Pemuda itu maju selangkah ketika ia juga mengirimkan serangan telapak tangannya untuk menghadang serangan lelaki tua itu, dampaknya menyebabkan suara gelegar udara yang memecah.

"Apa maksudmu?" Tetua berjubah hitam dengan dingin menatap pemuda yang berwajah sinis itu. "Kita semua hanya ingin keluar dari formasi ini dengan aman, mengapa ada kebutuhan untuk bertarung satu sama lain?" Pemuda itu tertawa. "Saudara Qin, tempat ini penuh dengan bahaya, jadi jika kau dapat membantu kami meninggalkan tempat ini, aku dapat menjamin bahwa ia akan melepaskan tawanannya. Aku juga akan menghadiahkan wanita cantik ini kepada saudara Qin. Bukankah itu sempurna? Selain itu, teman dari Graha Pemburu Bintang ini memiliki temperamen yang buruk, mengapa memancing kemarahannya? Bukankah akan menjadi situasi yang saling menguntungkan jika kita semua bekerja sama?"

Wajah Bai Fei menegang, ia harus diserahkan pada Qin Wentian?

Qin Wentian tentu saja memahami ancaman samar yang mendasari di balik kata-kata pemuda berwajah sinis itu. Ia menjawab, "Maaf, aku tidak mungkin mempercayai kalian."

"Hmph." Tetua berjubah hitam dengan dingin mendengus saat ia meletakkan tangannya dengan mengancam di bahu Bailu Yi. "Apakah kau pikir kau punya pilihan?"

"Saudara Qin, tolong pertimbangkan kembali. Nona Bailu adalah semurni batu giok, dan memiliki keindahan yang dapat menyebabkan bulan bersembunyi dan mempermalukan bunga-bunga." Pemuda sinis itu tertawa licik. Setelah mendengar kata-katanya, Tetua berjubah hitam itu menyeringai ketika ia mulai membelai punggung Bailu Yi, membuat wajah gadis itu menjadi pucat pasi.

"Jika kau berani mencoba sekali lagi, kau bisa tinggal di sini selamanya," jawab Qin Wentian. Ia kemudian melanjutkan, "Jebakan di depan jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya, aku bisa memastikan bahwa dengan kekuatanmu pun, kau tidak akan dapat melewatinya. Aku telah menyaksikan langsung seorang pendekar dari Klan Hua melakukan upaya itu, tetapi yang tersisa darinya sekarang adalah abu. Itu sebabnya aku tinggal di sini untuk lebih memahami formasi itu. Tentu saja jika kau ingin mencari kematian, aku tidak akan menghentikanmu."

Telapak tangan pria tua itu mendadak membeku, tidak berani melakukan gerakan lainnya. "Apakah itu berarti kau setuju untuk bekerja sama?"

"Lepaskan dia dulu," jawab Qin Wentian dengan dingin.

"Hehe, jangan khawatir, aku sendiri yang akan menjaga keselamatannya. Tolong tunjukan saja jalannya." Bagaimana mungkin Tetua berjubah hitam melepaskan alat tawarnya yakni Bailu Yi?

Qin Wentian mengerutkan kening, "Aku tidak percaya kau bisa menjaga apa pun yang berjenis kelamin wanita."

"Haha, sepertinya kau memiliki perasaan pada gadis ini." Tetua berjubah hitam itu tertawa, saat ia memicingkan matanya. "Tapi karena aku mengetahuinya, semakin banyak alasan bagiku untuk tidak melepaskannya."

Wajah Qin Wentian menjadi lebih dingin, "Kalau begitu, kau dapat membunuhku sekarang dan menguji keberuntunganmu melewati jebakan."

Mata Qin Wentian teguh seperti baja, dipenuhi tekad yang tak tertahankan. Orang tua itu mengerutkan kening, betapa tak terduga bahwa Qin Wentian akan bertindak sedemikian gila, ia terlalu banyak menjadi budak emosinya.

"Saudara Qin, jangan bicara seperti itu, maut tidak akan menyelesaikan apa pun. Bailu Yi adalah wanita yang sangat cantik, akan benar-benar sia-sia jika ia dirusak oleh pria berjubah hitam itu. Bagaimana kau bisa mati dalam damai, kalau begitu?" Pemuda itu terus tersenyum jahat. Tidak ada pihak yang mau mundur.

Memang, wajah Qin Wentian tumbuh semakin tidak sedap dipandang. Setelah hening sejenak, ia melanjutkan, "Kau boleh tawan aku menggantikannya. Kalian bisa berjalan di belakang kami berdua, kami akan menjadi 'perisai hidup' bagi kalian."

Mata Tetua berjubah hitam itu berkedip, saat ia bertukar pandang dengan pemuda sinis itu. Sesaat kemudian mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Kalau begitu, mereka akan menerima persyaratan itu.

"Ayo berdiri di depan kami." Tetua berjubah hitam itu menyeringai.

Qin Wentian tanpa ragu-ragu segera berjalan mendekat. Hanya ketika ia berdiri tepat di depan tetua berjubah hitam ia melepaskan cengkeramannya pada Bailu Yi.

Qin Wentian meletakkan kedua tangannya di pundak gadis itu saat ia berkata, "Aku akan melindungimu." Bailu Yi membeku, rasa malu terlihat di wajahnya yang polos. Ia tidak mengira bahwa Qin Wentian berani melakukan tindakan seintim itu.

Namun sesaat kemudian, ia bisa melihat cahaya yang sangat menakutkan berkedip-kedip di mata Qin Wentian saat ia menggunakan kekuatannya dan mendorongnya menjauh.

"Bagaimana cara yang kau inginkan untuk mati?" Tiba-tiba, Qin Wentian menghentakkan kakinya ke tanah dan mengaktifkan aksara dewa yang ia tulis saat menunggu kedatangan Bailu Yi tadi. Tanah merekah di bawah kaki Tetua berjubah hitam itu ketika sebuah daya hisap menariknya ke bawah. Secara bersamaan, Qin Wentian meminjam gaya gravitasi dari patung Sang Pewaris itu dan menggunakannya untuk menggerakkan aksara dewa miliknya.

Sebuah teriakan berdarah menggema di udara, kaki si tua berjubah hitam itu hancur tercabik oleh aksara dewa jenis pedang yang tersembunyi di bawah tanah.

Bai Fei berdiri tertegun. Tiba-tiba, tanpa aba-aba, ia merasakan seseorang menghantamkan telapak tangan padanya dan mendorongnya keluar dari formasi itu.

Bai Fei seketika terhempas ke tanah saat ia tanpa sadar mengutuk, "Bajingan." Namun hatinya tidak bisa tidak diam-diam menghela nafas lega saat ia menyaksikan betapa kuatnya jebakan Qin Wentian.

Orang itu telah lama menyelesaikan persiapannya dan telah menciptakan formasi berlapis-lapis di sini.

"Ampun!" Teriak lelaki tua itu, tetapi bagaimana Qin Wentian bisa mengasihaninya? Mengasihani musuh seseorang sama saja dengan melakukan hal kejam kepada orang itu. Ia tidak hanya mengabaikan permintaan tetua itu, tapi malah meningkatkan kecepatan cabikan pedang itu dan akhirnya membuat tubuh lelaki tua itu menjadi potongan-potongan kecil.

Sedangkan pemuda berwajah sinis itu, saat Qin Wentian menghentakkan kakinya untuk mengaktifkan formasi itu, ia juga telah terperangkap di dalam jebakan Qin Wentian. Itu adalah formasi berlapis-lapis; ada aksara dewa jebakan serta aksara dewa pembunuh yang tertanam di dalamnya. Qin Wentian telah menunggu kedatangan Bailu Yi, ia tidak mengira Bai Fei dan penyanderanya juga akan berada di sini.

Sinar keemasan menyelimuti pemuda itu di dalamnya dan menghalangi dirinya dari serangan perangkap itu. Pada saat yang sama, ia berulang kali mencoba melesat keluar, hanya untuk merasa seolah-olah berada dalam labirin dan ia tidak bisa keluar.

Akhirnya, pemuda itu menghentikan gerakannya karena tidak berani bergerak sembarangan. Ia tidak terbiasa dengan aksara dewa dan formasi dewa, dan tahu bahwa akan sangat sulit baginya untuk melarikan diri. Namun, ia juga tahu bahwa selama ia berhati-hati, ia tidak akan mudah terbunuh oleh formasi itu. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menghentikan gerakannya dan tidak ingin mengalami nasib yang sama dengan Tetua berjubah hitam itu.

Pedang-pedang tajam yang menakutkan itu meraung-raung, namun pemuda berwajah sinis itu mewujudkan sebuah patung emas murni di depannya untuk menangkis tebasan pedang-pedang itu.

"Saudara Qin, formasimu tidak akan bisa membunuhku. Biarkan aku keluar dan mulai sekarang dan seterusnya, kita berdua bisa melupakannya dan menganggap tidak ada hubungan dengan satu sama lain," pemuda itu berseru.

Wajah Qin Wentian tetap dingin. Ia tahu bahwa jika pemuda itu tidak mati, pasti akan ada akibatnya.

Namun, Qin Wentian juga memahami bahwa menggunakan aksara dewa tingkat ketiga untuk membunuh seorang pendekar puncak Yuanfu yang tidak mencurigainya adalah satu hal dan merupakan hal yang sama sekali berbeda jika ia ingin melakukan hal yang sama dengan seseorang yang berada dalam penjagaannya.

Melihat Qin Wentian tidak menjawabnya, ekspresi pemuda sinis itu menjadi dingin ketika sebuah niat membunuh berkedip di matanya. Sebilah tombak emas kemudian muncul di tangannya dan memancarkan sebuah aura kehancuran yang mengancam.

"Hati-hati," Qin Wentian memperingatkan. Tiba-tiba, seberkas cahaya keemasan langsung menembus formasi itu dan menyebabkan retakan kecil pada aksara dewa itu saat meluncur menuju Qin Wentian dan kelompoknya.

"Lari." Qin Wentian meraih Bailu Yi sebelum melesar pergi. Pemuda itu memiliki senjata dewa yang sangat kuat, hanya masalah waktu saja sebelum ia bisa menerobos formasi Qin Wentian.

Tindakan Qin Wentian sangat menentukan, ia memilih segera pergi dan menarik Bailu Yi. Wajah Bai Fei menegang lalu ia juga mengikuti ke arah Qin Wentian. Ia terlalu lemah di sini, satu-satunya harapannya untuk bertahan hidup terletak pada Qin Wentian.

"Menyingkir." Qin Wentian tiba-tiba menoleh ke belakang dan menatap Bai Fei dengan dingin.

Bai Fei tergagap, "Kau ...."

"Aku, Qin Wentian, hanyalah orang miskin dan kasar yang tidak layak untuk berinteraksi dengan Nona Bai Fei," kata Qin Wentian tanpa perasaan, kata-katanya membuat Bai Fei pucat. Saat itu ia memandang Qin Wentian dengan jijik tetapi hari ini, situasinya terbalik. Sekarang ia adalah orang yang 'memohon' agar boleh mengikuti Qin Wentian.

"Bahkan sekarang, kau ... kau ... masih tidak layak untuk bersama dengan Qingcheng!" Bagaimana mungkin Bai Fei bertahan bersikap seperti itu. Ia meludah dengan dingin pada Qin Wentian, "Sedangkan kalian berdua, kalian terlihat benar-benar serasi satu sama lain."

"Layak atau tidak, itu bukan urusanmu. Aku menyelamatkanmu hari ini karena satu alasan, dan hanya karena satu alasan — bahwa kau berasal dari sekte yang sama dengan Qingcheng. Sedangkan antara aku dan Bailu Yi, hanya ada persahabatan di antara kami. Katakan hal ini kepada Qingcheng. Aku, Qin Wentian, pasti akan datang ke Aula Kaisar Ramuan suatu hari untuk membawanya kembali."

Dan dengan sumpah itu, Qin Wentian segera berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Bai Fei yang terpaku di tempatnya!