Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 246 - Layu

Chapter 246 - Layu

Mata Fan Le menunjukkan kesedihan mendalam dan jiwanya menahan keinginan untuk berontak. Tubuh gemuknya bergetar, ia sangat membenci perasaan tidak berdaya ini.

Pilihan Leng Ning menunjukkan keinginannya untuk mati. Ia tidak punya niat untuk hidup lebih lama lagi, tidak pernah sekalipun memikirkan untuk menjadi budak tua bangsat itu.

Fan Le telah mengenal Leng Ning selama beberapa bulan dan meskipun hubungan mereka tidak bisa dianggap mendalam, interaksi sehari-hari mereka telah membangun persahabatan yang kuat. Dan sekarang, terutama ketika Fan Le memiliki firasat bahwa Leng Ning mungkin akan mati, hal ini menyebabkan hatinya bergetar hebat oleh ketakutan dan dengan kemarahan yang tak terkendali. Seolah-olah api sedang membakar hatinya.

"Arghhh!" Raungan Fan Le menggema rendah, sebuah bukti kemarahannya yang tak berdaya. Ia berbalik dan berjalan ke sebuah bangunan bertingkat dua di dekatnya dan menatap melalui jendela ke arah sosok Leng Ning yang beranjak pergi. Namun detik berikutnya, ia menyaksikan sederetan pendekar Yuanfu dari Klan Leng turun ke arah Leng Ning. Rupanya, pelariannya telah diketahui.

"Leng Ning!" Ayah Leng Lin berteriak, klan telah menyerahkan tanggung jawab atas masalah ini kepadanya.

Leng Lin juga berdiri di sisinya, tertawa dingin. "Perempuan binal, ini semua gara-gara kekasihmu. Kau tidak bisa menyalahkan klan karena hal ini, dan tidak ada yang akan menyelamatkanmu sekarang."

"Leng Ning, kau benar-benar pantas mati," kutuk orang lain.

Rasa dingin yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya membanjiri hati Leng Ning. Apakah orang-orang ini benar-benar keluarganya?

Akhirnya, tatapannya mendarat pada seorang lelaki tua kurus dan tampak menyeramkan yang berdiri di ujung sebelah kiri. Wajahnya yang menyeramkan membuatnya yakin tanpa ragu, lelaki tua ini, pastilah Yan Tie.

"Leng Ning, Klan telah memutuskan untuk menyerahkanmu kepada Yan Tie. Hukuman atasmu akan diputuskan olehnya," ayah Leng Lin berkata.

"Menyedihkan dan menjijikkan." Leng Ning menyapukan pandangan ke arahnya lalu melanjutkan dengan dingin, "Klan utama seperti kita ternyata telah memutuskan untuk mengorbankan salah satu dari anggota mereka sendiri, semua hanya demi bantuan semu yang mungkin tidak menjadi kenyataan. Benar-benar menyedihkan, aku merasa malu dilahirkan sebagai salah satu dari Klan ini."

Setelah berbicara demikian, Leng Ning berbalik pergi. Namun, kilatan cahaya dingin dan berbahaya muncul di mata ayah Leng Lin. Dalam satu langkah, tangannya membentuk cakar saat ia bergerak langsung ke arah Leng Ning.

Namun, tindakan Leng Ning kemudian mengejutkan semua orang. Sebilah belati muncul di tangannya, dan siap menancap ke jantungnya. Karena ia sudah membuat keputusan, bagaimana mungkin ia takut mati? Sebaliknya, itu akan menjadi bentuk penyembuhan.

Ayah Leng Lin menyipitkan matanya, telapak tangannya melesat dengan cahaya keemasan dan dengan paksa menghentikan langkah Leng Ning. Ia meraih tangan gadis itu yang memegang belati, lalu mengirimkan serangan telapak tangan lainnya ke arah Leng Ning. Beraninya gadis itu?

Leng Ning tidak berusaha menghindari pukulan itu, atau berusaha membela diri. Dia membiarkan serangan telapak tangan itu mendarat di tubuhnya dan menyebabkan dirinya memuntahkan seteguk darah. Ia meraih tangan ayahnya Leng Lin dan tidak bermaksud membiarkannya pergi.

"Kau sedang mencari mati!" Ayah Leng Lin meraung marah. Ia memutar tangan Leng Ning yang memegang belati dan ketika terdengar suara tulang berderak patah, lengan Leng Ning telah dipelintir dengan keras. Namun, ia tidak mengeluarkan suara sedikitpun, dan sebaliknya membalas dengan mengarahkan tendangan brutal ke selangkangannya.

"Enyahlah," ayah Leng Lin menghardik dan menghindari tendangan itu dan dengan paksa mengangkat Leng Ning sebelum membantingnya ke tanah, yang menyebabkan permukaan tanah itu menjadi retak.

"Jangan kotori dia, aku masih ingin bermain-main dengan gadis ini." Aura mengerikan di mata Yan Tie membubung setinggi langit. Mendengar kata-katanya, barulah ayah Leng Lin melepaskan cengkeraman.

Leng Ning merangkak, lengan kanannya menggantung tidak berguna di sisi tubuhnya, ia menatap wajah-wajah di sekitarnya dengan tajam. Seolah-olah ia ingin mengukir semuanya ke dalam ingatan.

"Aku, Leng Ning, hanya bisa menyesali kenyataan bahwa aku dilahirkan dari klan hina seperti ini."

Lalu ia menambahkan dengan dingin, "Tapi izinkan saya memberi tahu hal ini, Qin Wentian adalah Penulis Aksara Dewa tingkat ketiga yang telah memperoleh diakui dan diterima oleh Perkumpulan Menjangan Putih. Tidak hanya itu, tidak ada yang terjadi di antara kami. Kami hanya berteman dan sama sekali tidak seperti desas desus yang telah menyebar. Sebaliknya, Bailu Yi telah jatuh cinta padanya, dan mengajaknya mempelajari aksara dewa bersama. Jika kalian tidak percaya kepadaku, kau dapat dengan mudah menyelidiki hal ini, atau cukup tanyakan saja kepada Yan Kong."

Setelah itu, ia mengalihkan pandangannya ke Yan Kong, lalu melanjutkan, "Yan Kong berpikir bahwa ia bisa mendapatkan pengakuan dari Bailu Yi, tetapi gadis itu hanya mempedulikan Qin Wentian. Ia merasa terhina dan ingin membalas dendam dan karena itu ia menyerang Qin Wentian. Jika kau ingin mendapat penjelasan atas kematian Hades dan anggota lainnya, cari tahulah dari dia."

Mata orang-orang dari Klan Leng dan Yan Tie beralih kepada Yan Kong, membuat wajahnya berubah pucat.

"Bohong, meskipun Bailu Yi mengakui bakat Qin Wentian, mereka hanyalah kenalan yang mempelajari aksara dewa bersama-sama. Jangan mencoba menggunakan cara ini untuk melindunginya." Ekspresi sangat buruk muncul di wajah Yan Kong.

"Hehe, Qin Wentian tidak kembali ke penginapannya di kediaman Klan Leng selama beberapa bulan dan bergaul dengan Bailu Yi setiap hari. Apakah kau berpikir bahwa seseorang yang sesombong dirinya akan melakukannya jika tidak ada sedikit pun rasa sayang di hatinya? Yan Kong, berhentilah berbohong pada dirimu sendiri. Karena Klan Leng ingin mengorbankanku, aku hanya bisa tunduk. Tetapi jika Klan Leng ingin menyerang Qin Wentian hanya untuk menyenangkan Yan Tie, mereka harus memikirkannya dengan seksama. Bisakah kalian benar-benar menahan api amarah dari Perkumpulan Menjangan Putih sesudahnya?"

Leng Ning tertawa dingin, ketika ekspresi orang-orang dari Klan Leng semua berubah. Mereka bisa merasakan bahwa Leng Ning mengatakan yang sebenarnya.

"Jika Yan Tie ingin berurusan dengan Qin Wentian, biarkan dia melakukannya jika dia mampu melakukannya. Tetapi jika Klan Leng ingin ikut bersenang-senang, izinkan aku memberi tahu kalian sekarang bahwa Qin Wentian, sebagai penulis aksara dewa peringkat ketiga, akan menghadiri kompetisi dengan Bailu Yi. Pikirkan baik-baik tentang statusnya di Perkumpulan Menjangan Putih. Tidak hanya itu, jika ia mengalahkan Yan Tie dalam kompetisi itu maka aku ingin melihat bagaimana kalian semua akan menelan penyesalan."

Leng Ning tidak tahu apa hubungan sebenarnya antara Qin Wentian dan Bailu Yi, dan ia juga tidak tahu bahwa Qin Wentian akan menghadiri kompetisi bersama dengan Bailu Yi. Ia hanya ingin menakuti mereka agar tidak menyerang pemuda itu.

Sedangkan mengenai nasibnya sendiri, bahkan sebelum bertemu Qin Wentian, ia sudah memutuskan bahwa jika Klannya masih memaksanya untuk menikahi Yan Tie, ia akan mencabut nyawanya sendiri. Karenanya, ia sudah sangat siap. Tidak ada yang menakutkan tentang kematian, dibandingkan dengan pilihan lainnya.

"Pria yang dicintai Bailu Yi pasti akan menjadi seseorang yang luar biasa. Tapi apakah Klan Leng ingin mengambil tindakan terhadapnya hanya untuk menjilat Yan Tie? Bahkan seribu penyesalan tidak akan cukup untuk kebodohan ini. Aku mengutuk kalian semua, seluruh Klan Leng akan jatuh ke tangan para badut seperti itu."

Setelah menyelesaikan apa yang ingin dia katakan, pedang pendek muncul di tangan Leng Ning. Yan Tie mengerutkan alisnya saat ia berteriak, "Hentikan dia!"

Bahkan sebelum suaranya mereda, pedang pendek Leng Ning telah menebas tenggorokannya sendiri dan membuat darah segar menyembur keluar seperti air mancur.

Anggota Klan Leng sejenak terperangah dengan tindakan gadis itu. Mereka dengan cepat tersadar dari keterkejutan dan bergegas menghambur, tetapi semua sudah terlambat.

Mata Leng Ning masih terbuka, dan kata-katanya yang tenang masih bergema dengan sangat pasti di udara dingin, "Klan Leng Clan, bersiaplah untuk menyesali pilihan yang telah kalian buat. Untuk sebuah klan yang tidak punya prinsip, sangat tidak menghargai hal-hal kalian miliki, kehancuran kalian sudah dekat."

"Kau …." Tubuh ayah Leng Lin bergetar ringan. Tubuh Leng Ning merosot ke tanah jatuh menelentang menghadap ke langit. Ia melihat awan putih salju melayang dengan damai di atasnya, memberinya rasa kemurnian, dan kedamaian.

Di atas awan putih itu, seolah-olah ia bisa melihat siluet yang terlihat tampan dan tersenyum padanya dengan kepercayaan diri yang terlihat santai.

"Pembual ...." Leng Ning bergumam di dalam hatinya saat matanya tertutup dengan lembut. Mimpi buruk itu akhirnya berakhir, tidak akan ada yang memaksanya menikahi monster itu lagi.

Darah segar mewarnai pakaian Leng Ning yang merah, suara kutukannya bergema di benak anggota Klan saat mereka menatap mayatnya. Hati mereka terguncang dengan emosi yang tak terlukiskan.

Kematian Leng Ning serupa dengan panggilan yang membangunkan mereka, dan membuat mereka tersadar kembali.

Klan Leng akan menyesali keputusan yang telah mereka buat hari itu, dan pada akhirnya akan menghadapi kehancurannya. Itu adalah kutukan seorang gadis muda, kata-kata terakhir yang diucapkan saat hidupnya memudar.

"Apakah kau pikir kau bisa melarikan diri hanya karena kau sudah mati?" Yan Tie memelototi mayat Leng Ning saat cahaya jahat berkilau di matanya. "Bahkan dalam kematian pun, aku masih akan membuatmu menjadi boneka manekin. Siapa yang akan membayar kematian putraku? Memangnya kenapa jika pemuda itu adalah kekasih Bailu Yi? Dia harus mati! Mati!"

Kata-kata Yan Tie membuat pikiran orang-orang yang ada disitu bergemuruh. Anak laki-lakinya? Hades adalah putranya? Bukankah Hades hanya muridnya?

Hanya sekarang mereka benar-benar mengerti, Hades selain adalah murid Yan Tie, tapi juga putranya. Tidak heran Yan Tie begitu kesetanan ingin membalas dendam.

"Cukup!" Sebuah teriakan terdengar, dan tiba-tiba ayah Leng Ning telah di sisi tubuh putrinya. Ia berlutut dan menggendong tubuhnya lalu menatap Yan Tie dengan marah, "Ia bukan pembunuh dan ia sudah mati. Kau masih ingin menjadikannya boneka manekin? Bisakah kau masih menganggap dirimu manusia?"

Melihat bagaimana ayah Leng Ning berniat untuk membawa pergi mayatnya, niat membunuh terlihat berkedip-kedip di mata Yan Tie. "Kurang ajar, kembali ke sini!"

Ayah Leng Ning menatap Yan Tie dengan dingin lalu mengabaikannya dan terus berjalan pergi. Putrinya telah meninggal. Sebagai seorang ayah, bagaimana mungkin hatinya tidak hancur?

Saat menjadi anggota Klan Leng, ia telah melakukan banyak hal yang membuatnya malu terkait dengan urusan Leng Ning. Tapi sekarang, ia benar-benar merasa bahwa penyesalan telah memakan jiwanya, rasa sakit itu hampir tak tertahankan. Namun Yan Tie bahkan tidak mau melepaskan putrinya bahkan setelah ia meninggal?

"Heh heh." Tawa Yan Tie bergema menyeramkan. Tiba-tiba, sebuah manekin hidup muncul di sampingnya, yang mulai mengejar ayah Leng Ning.

Ayah Leng Ning menempatkan tubuh puterinya di tanah sebelum menghadapi boneka manekin itu. Namun saat terjadi bentrokan itu, ia dengan mudah terpental. Yan Tie berjalan perlahan-lahan, lalu berdiri di depan jasad Leng Ning. "Jangan kau berharap menemukan kedamaian, bahkan dalam kematian sekalipun. Ada pun Qin Wentian, dan juga teman besarnya yang menggunakan panah, aku akan membuat hidup mereka lebih buruk daripada kematian. Aku ingin mendengar mereka memohon belas kasihan kepadaku sebelum menjadikan mereka menjadi boneka manekin-ku. "

Dari kejauhan, Garis Darah Api Kahyangan milik Fan Le mendidih. Wajahnya berkecamuk karena amarah, ketika api garis darahnya menyala terang dan semakin terang, hingga nyaris seperti letusan.

Grrrrrmmmmm ….

Auranya membubung ke langit, dan saat itu di angkasa, Fan Le benar-benar menerobos ke tingkat berikutnya. Di dalam tatapan tajam nyala api yang berkelap-kelip di matanya, sebuah busur dan anak panah bergabung, bermandikan cahaya api keemasan.

"Leng Ning, aku akan membalaskan dendammu," suara Fan Le bergemuruh. Sebuah suara gemuruh mengguncang ruang saat seluruh bangunan itu mulai terbakar. Yan Tie dan anggota kelompok lainnya, yang berdiri di kejauhan, bisa merasakan sumber panas yang akan datang menyerbu jalan mereka. Mereka mengangkat kepala dan melihat sembilan panah emas berubah menjadi aliran cahaya yang menakutkan, menembaki mereka dengan kecepatan kilat.

"Hmff." Yan Tie mendengus dingin. Ia mengirimkan serangan telapak tangannya dengan jijik, dan melancarkan telapak tangan berwarna hitam untuk menghalau panah yang mengarah padanya. Namun, pada saat yang sama, panah lain juga menggeser lintasan mereka. Panah-panah itu dengan cepat mengiris udara, dan suara penerbangan mereka tampak seperti ratapan tangis atas kematian Leng Ning.

Bzzzzz …! Anak-anak panah itu menghujani dan menembus tanah di sekitar Leng Ning lalu mengurungnya dengan hujan anak panah. Panas yang mengerikan dihasilkan saat bara yang menakutkan melahap tubuh gadis itu, membuatnya menjadi abu.

"Siapa itu?" Yan Tie meraung murka. Setelah itu, ia melihat siluet samar si Gendut yang menaiki seekor binatang siluman berkelebat sesaat, sebelum keduanya melesat menjauh, menghilang dalam kilatan cahaya keemasan!