Tanpa keraguan, Qin Wentian membuang tombak panjang yang dibawanya. Terlalu mencolok apabila di tengah pelarian, ia membawa tombak yang masih berlumuran darah segar. Para pengejar akan dapat menemukannya dengan mudah, hanya cukup bertanya kepada para penduduk kota yang kebetulan melihatnya lewat.
Qin Wentian tidak akan membiarkan rasa bangga penuh ego karena telah berhasil membunuh seorang pendekar yang berada pada Kondisi Peredaran Nadi. Lagipula lawannya hanyalah seorang pendekar biasa dan memiliki keterbatasan energi. Jika lawan yang dihadapinya sedikit saja lebih kuat dari yang telah dibunuhnya itu, tidak mungkin baginya untuk menang. Bahkan meskipun ia menggunakan tombak panjang.
Setelah membuang tombaknya, Qin Wentian membeli jubah di toko pakaian yang ada di pinggir jalan untuk menyembunyikan pakaian aslinya. Ketika ia kembali ke jalanan, para pengejarnya terlihat berkeliaran di setiap sudut kota. Qin Wentian berjalan acuh seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Walaupun begitu, dia masih tetap sangat waspada.
Namun ternyata untuk melarikan dari sini bukanlah hal yang gampang. Prajurit-prajurit Klan Bai dan Klan Ye semakin bertambah banyak. Ia merasa telah terkepung. Melarikan diri dari wilayah ini sama sulitnya dengan naik ke langit.
"Tutup semua jalan masuk dan kirim beberapa orang untuk menyisiri jalan-jalan. Hanya tinggal masalah waktu kita akan menemukannya." Qin Wentian bersandar di balik tembok tebal, tangannya menggenggam erat sebentuk bintang yang diberikan oleh Paman Keling. Ia tidak tahu benda itu untuk apa, tapi ia tahu tidak mungkin Paman Keling memberinya benda yang tak berguna.
Saat itu, suara telapak kaki terdengar mendekat. Dari sudut matanya, ia melihat seseorang berjalan pelan ke arahnya, jantungnya semakin berdebar. Karena Qin Wentian tetap menundukkan kepala, hal itu membuat sosok yang mendekat itu menjadi curiga, ia membentak, "Tunjukkan wajahmu!"
Qin Wentian tidak mematuhi perintah itu, dan ketika musuhnya semakin mendekat, tubuhnya menegang saat lilitan energi astral berkumpul di dalam tubuhnya.
Dengan cepat, Qin Wentian mengangkat wajah dan bergerak menyerang. Suara berdesing terdengar membelah udara. Ia mengibaskan tangan mengarah ke bagian leher musuhnya. Saat itu juga wajah lawannya terlihat olehnya.
"Paman Kedua," Qin Wentian menarik nafas karena terkejut. Ia adalah Qin He, Wentian tidak menyangka Qin He mencarinya tepat setelah ia membuat penyamaran.
"Kau harus tetap hidup." Qin He hanya mengucapkan empat patah kata itu ketika detik kemudian ia mundur ke dalam gang dengan memakai jubah panjang yang sama dengan Qin Wentian dan topi bambu kerucut sambil menundukkan kepala. Senjata yang ia gunakan juga sebilah tombak dan jubah panjangnya menyamarkan perbedaan tinggi mereka berdua. Selama tidak ada yang melihat sosoknya dengan jelas, tidak terlihat banyak perbedaan antara dia dan Qin Wentian.
"Paman Kedua" Qin Wentian berseru dengan suara yang rendah saat menyadari apa yang akan dilakukan oleh Qin He, pada waktu bersamaan terdengar suara berisik di luar gang. Seolah Qin He sengaja merobohkan sesuatu untuk menarik perhatian para pengejarnya.
"Kita menemukannya!"
"Di sebelah sini!" terdengar suara pengejar yang bersemangat, membuat hati Qin Wentian bergetar.
"Kau harus tetap hidup." suara Qin He terngiang di benaknya. Berbagai macam pikiran muncul di kepalanya. Pernah suatu ketika, Qin He membencinya dan memperlakukannya dengan dingin, dan bahkan ingin mengusirnya dari Klan Qin. Tapi kini ketika ia berada di antara keadaan antara hidup dan mati, Qin He tanpa ragu keluar untuk menyelamatkannya, walaupun harus mengorbankan diri sendiri.
Qin Wentian juga memikirkan sisi munafik Bai Qingsong. Ada sebagian orang yang terlihat menyenangkan di luar, elegan dan anggun dalam tindak tanduk, namun jauh di lubuk hati mereka terkandung sifat yang sangat licik dan keji. Sebagian yang lain yang terlihat dingin di permukaan namun keberanian dan keteguhannya tidak tertandingi ketika situasi memaksanya.
Laki-laki Klan Qin menumpahkan darah bukan air mata.
"Aku harus tetap hidup." Qin Wentian mengepalkan tangannya dengan hanya satu pikiran di benaknya: tetap hidup.
Qin Wentian membalikkan tubuh dan memilih arah yang berlawanan dari Qin He dan melanjutkan pelarian. Qin He sengaja menantang bahaya dan mungkin tidak akan bisa bertahan, semua demi memberi harapan agar Qin Wentian tetap hidup. Demi pengorbanan Qin He, Qin Wentian menggemeretakkan giginya dan bersumpah akan meloloskan diri dari tempat itu hari ini.
Langkah Qin Wentian menjadi semakin cepat dan cepat. Saat ini konsentrasi para pengejar pasti terpusat pada Qin He. Qin Wentian harus memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini untuk melarikan diri sebelum identitas Qin He terungkap.
Kemarahan yang menumpuk di dada Qin Wentian telah berubah menjadi sebuah motivasi. Qin Wentian menambah kecepatan langkahnya sebelum akhirnya mencapai sebuah pintu masuk. Kelihatannya tidak ada seorangpun penjaga. Tanpa keraguan, Qin Wentian menyerbu masuk dan sepuluh helaan napas kemudian, sebuah dinding yang tinggi menjulang di sampingnya. Dinding ini memisahkan jalan di dalam dan jalan utama yang di luar dinding.
Tiba-tiba saja, di depan Qin Wentian, sebuah siluet yang anggun meloncat dan mendarat tepat di atas dinding tinggi itu. Siluet itu milik seorang gadis berusia sekitar 18 tahun. Pakaian yang dikenakan tampak ketat membungkus tubuhnya sehingga menunjukkan garis lekuk yang sangat sempurna. Rambut hitamnya menari-nari tertiup angin. Matanya berkilau saat menemukan Qin Wentian, lalu ia mengeluarkan semacam siulan aneh, sambil mengembangkan senyuman yang sangat mempesona.
Qin Wentian tidak mengenali kecantikan wanita yang mempesona itu, namun dari tatapannya, terlihat bahwa ia mengenal Qin Wentian. Karena tidak ada aura permusuhan yang muncul dari perempuan itu, Qin Wentian mempercepat langkahnya dan terus melesat.
Namun alangkah mengejutkan, Qin Wentian menyadari bahwa perempuan itu mengikuti dengan sangat gesit. Berlari dan meloncat-loncat di atas tembok tinggi tentu membutuhkan satu keahlian meringankan tubuh yang tidak sembarang.
"Haha, kau menemukannya?" sebuah suara yang renyah terdengar dan seketika Qin Wentian melihat satu lagi bayangan yang melompat dan mendarat di atas dinding yang tinggi itu. Orang yang baru datang itu langsung menatapnya.
"Aku, nona kecil ini, yang memimpin pencarian ini secara pribadi. Tentu ini tidak akan menjadi masalah." wanita yang muncul sebelumnya tertawa. Keduanya terlihat tidak berniat berbicara dengan Qin Wentian namun tetap mengikuti. Hal ini membuat Qin Wentian kesal. Di sebelah tembok itu terdapat jalan utama. Tindakan kedua badut itu pasti akan menarik perhatian orang lain dan jika terus berlanjut ia pasti akan ketahuan.
Qin Wentian menambah lagi kecepatannya dan memacu langkahnya melewati beberapa jalan dan gang lagi sebelum akhirnya tiba di jalan utama, bersiap untuk menuju ke arah gedung Perkumpulan Sungai Bintang untuk mencari perlindungan.
Terdengar suara langkah kuda yang berpacu kencang melepaskan gumpalan tanah dan membangkitkan kepulan debu. Dengan cepat, Qin Wentian melihat bahwa sekelompok pasukan mendekat ke arahnya, dan orang yang memimpinnya tak lain adalah Ye Mo.
"Ye Mo." kemunculan Ye Mo bersama dengan begitu banyak pasukan membuat wajah Qin Wentian memucat. Ia sudah ketahuan. Saat ini meskipun seandainya ia memiliki sayap, ia akan tetap mengalami kesulitan melarikan diri dari situ.
"Aku ingin ia tetap hidup." Ye Mo memberi perintah sedingin es, tidak sedikitpun berusaha menyamarkan aura membunuh di matanya. Dengan tiba-tiba bayangan dua sosok berkelebat dengan kecepatan kilat membuat Qin Wentian sedikit bergidik. Kedua lawannya ini pastilah pada Kondisi Peredaran Nadi.
Tapi di saat yang sama, sebelum Qin Wentian sempat bereaksi apa-apa, terasa hembusan angin yang kuat lalu mewujud menjadi dua siluet bayangan yang bergerak cepat menuju kedua pendekar Kondisi Peredaran Nadi yang menyerangnya terlebih dulu.
Getaran yang keras mengguncang tanah ketika setiap sosok bayangan itu menapak menyebabkan jejak yang dalam di tanah dan membuat hari orang bergetar.
"Puchi!" waktu terasa melambat saat sebuah suara terdengar. Qin Wentian mengamati bahwa telapak tangan sosok misterius itu setara dengan golok tajam dan secara langsung menusuk tepat ke jantung kedua pendekar itu. Dengan sedikit mengerahkan tenaga, orang itu telah membunuh kedua pendekar dari Klan Ye dengan mudah, dan perlahan meninggalkan tubuhnya tumbang ke tanah. Pendekar dengan Kondisi Peredaran Nadi telah dikalahkan dengan gampangnya!
"Kekuatan yang luar biasa." wajah Qin Wentian membeku ketika menyadari bahwa sosok misterius itu tidak lain adalah salah satu dari dua orang yang melaju kencang di atas tembok tinggi sebelumnya. Dan pada saat itu, perempuan yang sebelumnya dilihat di atas tembok itu muncul di depannya. Tidak hanya itu, sekelompok orang, semuanya tampak berusia di bawah 20 tahun memancarkan aura yang tidak biasa muncul sesaat kemudian dari segala penjuru.
"Adik magang tampaknya cukup tampan." perempuan itu menunjukkan seulas senyum menawan di wajahnya dan keharuman tercium kuat dari tubuhnya — selain pakaiannya yang pas di badan semakin menonjolkan bentuk tubuhnya yang mempesona — membuat penampilannya menyihir setiap pria. Kecantikannya berada pada tingkatan yang sama dengan empat keindahan tercantik di Kota Langit Selaras, tapi perempuan ini memiliki satu hal yang mereka tidak punya; ia sangat sangat menggoda — mampu membuat pria mana pun merasakan api yang nakal membakar di bawah pinggang mereka.
"Adik magang?" kebingungan menyelimuti wajahnya setelah mendengar istilah yang disebutkan oleh wanita itu.
Namun, ia segera mengerti setelah melihat sosok Mustang.
Ini membuat latar belakang para pemuda itu menjadi jelas: mereka semua adalah anggota Perguruan Bintang Kekaisaran.
"Aku tidak percaya bahwa ini adalah rencana Perguruan Bintang Kekaisaran, bukan?" Ye Mo berbicara dengan tenang. Perguruan Bintang Kekaisaran seharusnya tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Mustang dan yang lainnya tidak punya urusan di sini.
"Ini ideku, ide Mustang. Tidak ada hubungannya dengan Perguruan Bintang Kekaisaran." Mustang menjawab dengan tenang. Yang sebenarnya terjadi tepat seperti yang diperkirakan oleh Ye Mo; karena Klan Kerajaan, serta tekanan secara tidak langsung yang disebabkan oleh jaring-jaring rumit yang berkaitan dengan urusan ekonomi, permintaan Mustang pada Perguruan Bintang Kekaisaran untuk mengirim bantuan ditolak. Dan karenanya, tanpa pilihan lain, Mustang dan orang-orangnya harus datang ke Kota Langit Selaras sendirian.
Adapun alasan sebenarnya di balik penolakan itu, Mustang tidak tahu. Namun, dia benar-benar menyukai pemuda ini, Qin Wentian. Mustang tidak punya keluhan baik itu atas kepribadian atau bakatnya. Karena itu, ia ingin melindungi Qin Wentian. Ia mengajak semua muridnya dan bergerak cepat sepanjang malam - akhirnya, mereka bisa melihat kejadian sebelumnya.
"Karena sesuai dengan perkiraanku, aku tidak perlu khawatir."
Ye Mo dengan dingin menjawab sambil melambaikan tangannya. Saat itu juga, para prajurit di bawah kendalinya melingkari Qin Wentian dan yang lainnya. Meskipun kemampuan tempur Perguruan Bintang Kekaisaran luar biasa, Ye Mo memiliki keunggulan telak dalam hal jumlah. Karena Mustang dan murid-muridnya ingin ikut campur dalam masalah ini, mereka semua akan dikuburkan di sini hari ini.