Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 232 - Nama Mo Qingcheng

Chapter 232 - Nama Mo Qingcheng

Bailu Yi menyapukan pandangannya ke arah kerumunan itu, "Setelah ini, kalian semua akan memilih aksara dewa yang terukir di dinding batu itu dan mencoba untuk menuliskannya sendiri. Jika hasil kalian cukup baik, aku akan menjadi guru untuk angkatan ini."

Pandangan kerumunan itu menjadi cerah ketika mereka mendengar kata-kata Bailu Yi. Tidak ada yang meragukan pencapaian Bailu Yi dalam dunia penulisan aksara dewa mengingat usianya. Sebagai penulis aksara dewa yang paling luar biasa di kalangan generasi muda, tingkat keahlian Bailu Yi sangat mengerikan. Selain itu, ia cantik sekali, jadi kebanyakan orang lebih dari rela menjadi muridnya, terutama yang masih muda sudah mulai berfantasi.

Jika mereka bisa mengambil kesempatan ini untuk menarik perhatiannya …. "Apakah orang-orang ini serius?" Leng Ning tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis ketika mengalihkan pandangannya ke kerumunan, mata mereka sudah benar-benar menyala penuh harapan. Tentu saja Fan Le adalah salah satunya. "Perkumpulan Menjangan Putih ingin menemukan seorang pemuda berbakat untuk mendampingi Bailu Yi. Sayangnya, ia hanya memiliki satu syarat - pria yang ingin memilikinya sebagai istri hanya perlu memiliki tingkat pencapaian yang lebih tinggi daripada dirinya dalam dunia penulisan aksara dewa."

"Apakah pencapaiannya benar-benar setinggi itu?" tanya Qin Wentian dengan wajah terkesima.

"Apa yang kau pikirkan? Perkumpulan Menjangan Putih mengkhususkan diri dalam penulisan aksara dewa, belum lagi ia memiliki jiwa astral jenis penempaan. Bagaimana mungkin ia tidak menjadi ahli? Jangan bilang kau juga ingin mengejarnya?" Leng Ning memperhatikan Qin Wentian. Semua lelaki itu sama, sekelompok makhluk mesum, tidak ada satu pun kebaikan dalam diri mereka.

Setelah melihat tatapan Leng Ning yang sedikit 'tidak baik' terhadapnya, Qin Wentian merasa sangat tertekan. Makhluk cantik tentu saja memiliki pengagum. Pertama-tama, terlepas apakah ia menyukai Bailu Yi atau tidak, bahkan jika ia menginginkan dia, Leng Ning tidak perlu menatapnya seperti itu, kan?

"Aku sudah memiliki seorang kekasih yang kucintai." Qin Wentian menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum. Baru setelah itu Leng Ning berhenti menuduhnya.

"Ya, kekasihnya benar-benar cantik, kecantikan nomor satu di Aula Kaisar Ramuan," sela Fan Le. Tatapan Leng Ning sejenak membeku ketika menatap Fan Le. "Kenapa kau tidak bilang kalau kekasihnya adalah Mo Qingcheng?"

"Bagaimana kau tahu?" jawaban ini menyebabkan Fan Le tertegun. Ia hanya menyela santai, namun Leng Ning ternyata sudah menebaknya.

Melihat betapa seriusnya wajah Fan Le saat memandangnya, Leng Ning menarik napas dalam-dalam sebelum mengucapkan satu kata, "Enyah."

Orang ini terlalu tak tahu malu.

"Kau berkenalan dengan Mo Qingcheng?" tanya Qin Wentian dengan suara rendah, jantungnya berdebar.

Leng Ning menunjukkan tatapan aneh di matanya saat menatap Qin Wentian. Setelah itu, ia menjawab dingin, "Beberapa bulan yang lalu, Putri Kaisar Ramuan, Luo He, membawa pulang seorang murid berbakat yang ia temukan dalam perjalanannya. Beberapa kekuatan besar datang untuk mengucapkan selamat. Hal ini menyebabkan keributan yang mengguncang Benua Bulan, beredar kabar bahwa murid baru ini bernama Mo Qingcheng dan memiliki wajah yang begitu cantik sehingga mampu menggulingkan kerajaan dan kekaisaran. Sekarang, tidak ada orang di sini yang tidak tahu nama Mo Qingcheng."

"Namun, kalian benar-benar tak tahu malu, tak disangka bahwa kau bahkan dapat mengucapkan kata-kata seperti itu."

"Huff …." Qin Wentian menarik napas dalam-dalam, saat senyum pahit muncul dari bibirnya. Sepertinya ia harus segera meningkatkan kemampuan dan diterima di cabang Perkumpulan Biru Langit yang bersembunyi ini. Jika tidak, ia bahkan tidak memiliki kualifikasi untuk bertemu Qingcheng. Bahkan orang asing seperti Leng Ning merasa bahwa ia adalah seorang dungu yang sedang menghayal.

Namun, cabang ini telah bersembunyi selama beberapa ribu tahun. Qin Wentian tidak mengerti satu hal pun tentang Perkumpulan Menjangan Putih, jadi ia hanya bisa melangkah satu demi satu, memasuki perkumpulan itu terlebih dahulu dan kemudian mencoba menjadi anggota inti.

"Cukup, sekarang tuliskan aksara dewa pilihanmu pada dinding batu ini." Seorang lelaki tua di samping Bailu Yi berkata, lalu memimpin para calon siswa ke sebuah tempat di mana terdapat banyak monumen batu yang telah digunakan untuk upaya penulisan aksara dewa. Ini mestinya tempat para calon siswa angkatan sebelumnya mencoba menuliskan aksara dewa.

Orang-orang yang berada di kerumunan itu berjalan menuju batu yang mereka pilih. Fan Le dan Chu Mang berdiri di kiri dan kanan Qin Wentian saat mereka menggaruk-garuk kepala. Mereka bahkan tidak memiliki pemahaman dasar tentang aksara dewa.

Qin Wentian sudah memilih aksara dewa yang ingin ia tulis. Ia mengarahkan energi astral di dalam tubuhnya lalu mengalirkan ke jarinya ketika lebih banyak cahaya bintang yang muncul. Ia kemudian menuliskan garis besar aksara dewa yang dipilihnya - yaitu pedang terbang, di atas sebuah monumen batu. Itu semua dilakukan dalam ritme yang tak terputus, saat ia menyelesaikannya dalam satu percobaan.

"Aku sudah selesai, bisakah Nona Bailu melihatnya?" Sebuah suara memecah kesunyian, yang berbicara tidak lain adalah Yan Kong. Ia menyelesaikan tulisannya kira-kira bersamaan dengan Qin Wentian. Saat tatapan kerumunan itu mendarat, mereka hanya melihat goresan seekor elang yang terbang di langit dengan anggun. Aura yang keluar dari lukisan itu, membuat orang-orang tanpa sadar menghela napas kagum. Tingkat aksara dewa yang baru saja dilukis itu telah melampaui standar yang ada di dinding batu aslinya.

"Memang, ia berasal dari Klan Yan, bakatnya dalam dunia penulisan aksara dewa sangat tinggi," banyak orang membatin. Klan Yan, sangat terkenal di wilayah ini.

Tatapan Leng Ning agak tidak sedap dipandang. Setelah beberapa saat, ia juga menyelesaikan tulisannya. Meskipun tidak buruk, ada perbedaan yang jelas antara miliknya dan Yan Kong. Dia telah melakukan yang terbaik dan nyaris tidak memenuhi standar penulisan aksara dewa tingkat kedua. Ia sudah mencapai batas kemampuannya. Ia hanya bisa menatap tulisannya sendiri dengan bengong, sambil merasakan sedikit kesedihan di hatinya.

"Setelah kau menyelesaikan penulisannya, silakan berdiri di samping."

"Apakah kau sudah menyelesaikan penulisan aksara dewa tingkat kedua?" Leng Ning tampak sibuk, saat ia menoleh dan bertanya pada Qin Wentian. Pemuda itu telah memilih pedang terbang, sungguh aksara dewa yang sederhana.

"Ya." Qin Wentian mengangguk ringan.

"Jika semuanya berjalan normal , mestinya dia mendapatkan skor teratas." Fan Le sangat akrab dengan pencapaian Qin Wentian dalam dunia penulisan aksara dewa. Dia sudah bisa menulis aksara dewa tingkat ketiga yang sempurna, apalagi aksara dewa tingkat kedua.

Setelah semua orang selesai, pria tua itu bersama Bailu Yi berjalan berkeliling, menatap karya-karya yang sudah selesai dari setiap siswa. Ketika mereka mempelajari aksara dewa yang dibuat oleh Yan Kong, lelaki tua itu tersenyum dan mengatakan sesuatu dengan nada rendah kepada Bailu Yi, "Kemampuan Yan Kong dalam dunia penulisan aksara dewa sungguh mengesankan. Jika ia belajar di Perkumpulan Menjangan Putih untuk jangka waktu tertentu, pencapaiannya akan lebih tinggi. Ada beberapa bakat yang menonjol dalam kelompok siswa ini, tetapi Yan Kong adalah yang terkuat."

"Hmm, kau salah." Tiba-tiba, Bailu Yi berjalan maju dan berhenti di depan sebuah monumen batu.

Wajah lelaki tua itu bergeming, ketika dia mengalihkan pandangannya ke sebuah monumen batu yang menarik perhatian Bailu Yi. Di situ, sebuah lukisan pedang terlihat. Goresannya tampak sangat sederhana. Meskipun memancarkan sensasi ketajaman ketika seseorang memandanginya, itu adalah salah satu jenis aksara dewa yang termudah.

Bailu Yi mengulurkan jari telunjuknya, saat energi astral mengalir dari dalam dirinya ke dalam aksara dewa itu.

Zing …!

Sensasi ketajaman meningkat. Suara retakan terdengar, saat desing pedang yang tajam bisa terdengar. Pada saat berikutnya, monumen batu itu terbelah, meninggalkan bekas tebasan pedang yang sangat rapi.

"Jika kembali ke keadaan aslinya, pencapaian orang ini, paling tidak, telah mencapai tahap sukses besar untuk tingkat kedua." Mata Bailu Yi berkilau, ketika ia bertanya pada lelaki tua itu, "Siapa yang menulis ini?"

"Aku tidak tahu siapa dia, aku belum pernah bertemu pemuda ini di sini sebelumnya. Bailu Yi, maukah Anda menjadi guru untuk kelompok siswa ini?" tanya lelaki tua itu.

"Baiklah, aku mau." Bailu Yi mengangguk. "Bawa mereka ke perkumpulan setelah mengumpulkan Batu Meteor Yuan mereka."

"Baik." Pria tua itu berbalik dan mulai membuat pengaturan.

Di dalam perkumpulan, ada banyak meja batu dan kursi batu. Di depan mereka adalah dinding batu dengan berbagai macam aksara dewa yang diukir di atasnya. Qin Wentian duduk di samping Leng Ning, sementara Fan Le dan Chu Mang duduk di belakangnya.

Bailu Yi berdiri di depan sebuah meja batu dengan membelakangi dinding batu. Ia memandang ke arah para siswa, dan berkata, "Beberapa dari kalian bahkan tidak memiliki konsep sedikit pun tentang apa itu aksara dewa, namun memilih untuk membuang waktu di sini. Karena kalian telah membuat pilihan, aku tidak akan mengatakan banyak hal tentang itu. Bagaimanapun, ada satu orang di antara kalian yang pencapaiannya, paling tidak, mencapai tahap kesuksesan terbesar pada tingkat kedua. Aku sangat menghargai orang itu."

Chu Mang gelisah tidak nyaman sambil menggaruk kepalanya, seolah yang disebut sedang membuang waktu itu adalah dirinya. Sementara Fan Le yang ada di sampingnya, tidak menunjukkan rasa malu sama sekali. Ia terus menatap penuh perhatian pada Bailu Yi, memperhatikan wajahnya dan tenggelam dalam kekaguman.

Setelah mendengar kata-katanya, banyak di antara mereka mengalihkan pandangan mereka kepada Yan Kong. Orang yang dibicarakan oleh Bailu Yi, pastilah Yan Kong, kan?

Merasakan tatapan orang-orang dalam kerumunan itu, Yan Kong duduk lebih tegak saat seulas senyum penuh kebanggaan muncul di wajahnya.

Leng Ning merasakan kekalahan saat wajahnya menjadi dingin.

"Aksara dewa adalah sumber energi paling misterius di dunia ini. Dengan penulisan aksara dewa, seseorang dapat membuat senjata dewa, mengatur formasi, dan bahkan menggunakan penulisan aksara dewa itu sendiri dalam pertempuran. Dunia penulisan aksara dewa melampaui langit dan bumi. Kekuatan yang dikandungnya, tidak terbatas," Bailu Yi memberi pencerahan.

"Apakah aksara dewa itu begitu kuat? Bahkan jika tingkat pencapaian kalian dalam penulisan aksara dewa lebih tinggi dibandingkan denganku, selama kultivasiku lebih kuat, aku bisa mengalahkanmu dengan mudah," Fan Le berbicara. Bailu Yi menatapnya lalu menjawab, "Lihatlah apa yang telah kau tulis, maksudku gambar. Gambar seekor anak anjing berwarna putih. Keterampilan menggambar yang bagus memang."

"HAHAHA!" Semua yang hadir meledak dalam tawa. Untungnya, muka Fan Le cukup tebal, jadi ia tidak keberatan dengan keributan itu.

"Pernahkah kau mendengar cerita di mana seorang pendekar Yuanfu membunuh seorang Penguasa Timba Langit?" Bailu Yi bertanya kepada Fan Le.

"Itu tidak mungkin, kan?"

"Tentu ini tidak mungkin bagi para pendekar biasa, tetapi bagi penulis aksara dewa yang tangguh, mereka bisa melakukannya dengan meminjam kekuatan dari langit dan bumi. Di sini, di Benua Bulan, ada seorang Tuan Guru dalam dunia penulisan aksara dewa dengan basis kultivasi di kondisi Yuanfu yang membunuh seorang Penguasa Timba Langit yang menakjubkan. Tidak hanya itu, kejadian ini disaksikan sendiri oleh banyak orang, kau bisa bertanya kepada orang-orang."

Bailu Yi dengan santai menjelaskan, sementara para siswa mendengarkan dengan serius dan khidmat. Rupanya, mereka semua sudah tahu soal ini.

"Sekuat itu?" Fan Le menyeringai.

Leng Ning memutar kepalanya untuk mendelik kepada Fan Le. Orang ini sama sekali tidak tahu seberapa kuat Perkumpulan Menjangan Putih itu.

Dalam dunia penulisan aksara dewa, Perkumpulan Menjangan Putih adalah yang paling terkenal dan terkuat di antara semua kekuatan di Benua Bulan. Mereka memiliki aksara dewa untuk senjata dewa, aksara dewa untuk formasi dan aksara dewa untuk pertempuran. Mereka sangat mahir dengan penggunaan semua jenis aksara dewa itu.

Bailu Yi tidak menanggapi Fan Le. Dia melanjutkan ceramahnya sementara Qin Wentian mendengarkan dengan tenang. Meskipun bakatnya dalam Penulisan aksara dewa dapat dianggap mengerikan, pengetahuannya tentang dunia penulisan aksara dewa sangatlah kurang.

Aksara dewa tidak diragukan lagi kunci yang akan membuatnya bisa memasuki Perkumpulan Menjangan Putih.

Kelas itu berlangsung selama empat jam. Qin Wentian merasa bahwa ia telah mendapat banyak pencerahan. Setelah kelas usai, mereka meninggalkan Perkumpulan Menjangan Putih.

"Bagaimana perasaanmu?" Leng Ning bertanya pada Qin Wentian.

"Tidak buruk, pencapaian Bailu Yi dalam dunia penulisan aksara dewa memang pada tingkat yang cukup tinggi. Penjelasannya membuatku mendapatkan beberapa wawasan," jawab Qin Wentian sambil tertawa.

Leng Ning berbalik terdiam. Kata-kata Qin Wentian terdengar menjadi semakin sombong, mungkinkah itu kepribadiannya? Sebenarnya, Qin Wentian hanya mengatakan apa yang ia rasakan karena tingkat pencapaiannya dalam dunia penulisan aksara dewa sudah cukup tinggi. Namun, Leng Ning terus berpikir bahwa bakat Qin Wentian dalam dunia penulisan aksara dewa adalah hal biasa, itulah sebabnya ia merasa Qin Wentian menyombongkan diri. "Nona Leng, kami datang ke sini dengan sangat tergesa dan tidak punya tempat untuk tinggal. Apakah akan merepotkan jika kami tinggal di kediamanmu selama beberapa hari?" Fan Le menyela saat berjalan ke sisi Leng Ning.

"...." Untuk sesaat, Qin Wentian kehilangan kata-kata, sebelum ia kemudian menjawab, "Tidak apa-apa, kami bisa mencari sebuah penginapan untuk tinggal. Bajingan kecil, kemarilah."

Namun, Bajingan Kecil hanya meringkuk lebih lekat ke dada Leng Ning dan menolak lepas meski hanya seinci. Tindakannya membuat Qin Wentian terdiam. Makhluk ini sama bejatnya seperti Fan Le.

"Jangan khawatirkan hal itu. Lagi pula, tempat tinggalku tidak jauh dan ada banyak kamar kosong. Tidak masalah, kalian bisa tinggal selama beberapa hari," jawab Leng Ning, ia sangat menyukai Bajingan Kecil. Meskipun Qin Wentian suka menyombongkan diri, sifatnya tidak telalu buruk. Mungkin ia cenderung menyombongkan diri sebagai cara untuk terlihat lebih unggul daripada dirinya sebenarnya, apa ia berpikir ia benar-benar bisa mengesankan para gadis dengan cara ini?