Chereads / Monarki Ilahi Kuno / Chapter 215 - Di Ambang Kehancuran

Chapter 215 - Di Ambang Kehancuran

Pemberontak Qin telah menyebabkan badai kekacauan menelan Ibukota Kerajaan. Selain itu, Pangeran Pertama membuat pengumuman, menyatakan bahwa ia akan merebut tahta kekaisaran. Intensitas keributan yang ditimbulkan, sudah bisa dibayangkan.

Kekacauan itu terjadi sedemikian rupa sehingga sebagian orang di dalam Ibukota Kerajaan yang telah merencanakan jalan keluar mereka, bersiap untuk pergi kapan saja.

Para bangsawan mulai memiliki pendapat yang berbeda. Mereka harus memilih di antara salah satu dari kedua saudara itu. Sepanjang tahun ini, Pangeran Pertama selalu berada di balik layar, namun klan-klan bangsawan yang berasal dari tingkat elit, di puncak kekuasaan, tentu saja tahu betapa besar pengaruh Chu Wuwei. Jika ia benar-benar berniat untuk merebut tahta, sudah diketahui siapa yang akan menang atau kalah. Namun, terlepas dari kecerdasan Chu Wuwei yang tinggi, Chu Tianjiao adalah penerus yang sah, tentu saja akan ada banyak orang yang mendukungnya.

Tetapi saat ini, ada faktor yang tidak terduga dalam kombinasi keadaan ini. Kehadiran pemberontak Qin menyebabkan Negeri Chu dipenuhi dengan kerusuhan internal dan ancaman eksternal. Apakah masih ada orang di Negeri Chu yang memberi kepercayaan kepada Chu Tianjiao?

Karena itu, ada beberapa klan bangsawan yang berdiri di tengah, tidak mau ikut larut dalam perselisihan tentang tahta Kaisar. Mereka takut mendukung pihak yang salah yang dapat menyebabkan klan mereka sepenuhnya menerima akibatnya.

Tak lama kemudian, 'Proklamasi Kejahatan' dikeluarkan dalam bentuk surat, isinya diumumkan ke seluruh Negeri Chu, membuat sebuah gelombang besar lainnya yang mengguncang hati rakyat.

'Proklamasi Kejahatan' ini ditulis oleh Pangeran Pertama, Chu Wuwei, yang mencatat berbagai kejahatan yang dilakukan oleh Klan Kerajaan.

Kejahatan no. 1: Raja Wu (leluhur Qin Clan) memiliki prestasi yang tak terhitung jumlahnya bagi negara, namun kaisar sebelumnya cemburu pada bawahan yang cakap dan takut akan kewenangannya, dan karenanya merencanakan kematiannya.

Kejahatan no. 2: Klan Qin memberikan hidup mereka untuk negara, namun ketidakadilan dan ketidakjujuran banyak terjadi. Mereka ditekan, wewenang militer mereka dilucuti, dipaksa untuk pindah dan akhirnya memudar menjadi tidak dikenal.

Kejahatan no. 3: Karena berperang untuk Negeri Chu, Klan Kerajaan mengabaikan kehidupan para prajurit, mengerahkan mereka untuk dikorbankan, menyebabkan banyak keluarga hancur.

Kejahatan no. 4: Untuk mempertahankan cengkeraman kekuasaan, Klan Kerajaan membantu para pelaku kejahatan dalam kebutuhan mereka terhadap perawan-perawan muda untuk memenuhi keinginan jahat mereka. Mereka membantai banyak orang tak berdosa, menggunakan cara apa saja dan semua hal yang tidak bermoral, melakukan tindakan yang tidak termaafkan dan melakukan kejahatan yang paling kejam.

Setiap kejahatan yang ada dalam daftar itu menunjukkan perilaku kejam Klan Kerajaan, dan bahkan Kaisar Chu sebelumnya pun tidak dibiarkan hidup. Keberanian seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Chu.

Tidak hanya itu, semua kejahatan yang berada di dalam daftar itu semuanya memiliki faktor yang sama yang mengecam fakta bahwa Klan Kerajaan tidak mempedulikan rakyat dan warga negara mereka yang loyal. Sebuah kerajaan yang tak berperasaan.

Khusus untuk kejahatan keempat, hal itu menyebabkan gelombang keributan yang seperti tsunami ketika suara-suara yang murka yang sangat banyak mempertanyakan perbuatan Klan Kerajaan. Semua orang tahu bahwa kekuatan kekaisaran itu sangat kejam, namun tidak ada yang bisa membayangkan betapa keji dan bejatnya itu. Tak disangka bahwa Klan Kerajaan bahkan rela mengorbankan kehidupan anak-anak perempuan untuk membantu para pendekar mempraktikkan seni jahat mereka. Jika bukan karena Pangeran Pertama Chu Wuwei, warga kerajaan Chu tidak akan pernah curiga bahwa sumber penculikan itu tidak lain adalah Klan Kerajaan yang mereka percayai.

Kejadian ini akhirnya menyebabkan banyak orang merasakan betapa dingin dan kejamnya kekuasaan dan wewenang itu. Mereka dari klan bangsawan yang lebih kuat juga seharusnya tahu tentang hal ini, namun tidak ada yang berani mengatakan apa pun.

Suara kemarahan dan kebencian yang ekstrem meletus di mana-mana di Negeri Chu. Seluruh kutukan mereka tentu saja ditujukan tidak lain kepada Chu Tianjiao. Kemarahan dan kemurkaan mereka mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan ada banyak pihak yang telah memutuskan bahwa mereka akan memberikan dukungan kepada pemberontak Qin untuk menggulingkan kaisar saat ini dan membunuh Chu Tianjiao.

Tidak ada yang menyangka bahwa Chu Wuwei akan membuat langkah gila. Tidak hanya ia mendorong Chu Tianjiao ke jurang, ia praktis mendorong Klan Kerajaan ke posisi yang sangat sulit.

Tidak diragukan lagi, langkahnya ini sangat bermanfaat bagi pemberontak Qin.

Setelah itu, Chu Wuwei mengirimkan berita lain yang mengatakan bahwa ia lumpuh secara bawaan, tidak dapat berkultivasi sejak lahir. Ia rela mencurahkan sisa hidupnya untuk melayani negaranya dan warganya. Ia juga akan mendirikan patung Qin Wu (Raja Wu) di luar Istana Kerajaan, sementara pada saat yang sama mengumumkan bahwa pasukan Qin bukan pemberontak, tetapi lebih merupakan pengelola keadilan, dan berada di sini untuk menumbangkan kaisar tiran.

Dan juga, ia berjanji untuk memberikan jawaban yang memuaskan kepada warga Chu tentang kasus-kasus hilangnya anak-anak perempuan.

Setelah berita ini beredar di sekitar Ibukota Kerajaan, banyak orang menyetujui karakter Chu Wuwei, namun ada beberapa yang juga berpikir ia adalah orang gila. Tindakannya menunjukkan bahwa ia mendukung pasukan Qin dan ingin mengizinkan pasukan Qin memasuki ibukota, menggabungkan kekuatan dengannya untuk menghadapi Chu Tianjiao. Tapi ... apakah Klan Qin akan setuju?

Bahkan jika mereka setuju untuk bersekutu dengan Chu Wuwei, setelah Chu Tianjiao digulingkan, Klan Qin kemudian akan berada di posisi di mana mereka dapat memulai dinasti baru sendiri. Apakah mereka akan membiarkan Chu Wuwei menjadi kaisar berikutnya dan karena itu melanjutkan warisan kekuasaan Chu?

Kekuasaan membawa godaan, terutama kekuasaan menjadi seorang kaisar. Mempertimbangkan bagaimana Klan Keluarga Kerajaan memperlakukan Klan Qin saat itu, jika Klan Qin benar-benar mengambil alih kekuasaan, bahkan jika mereka membantai seluruh garis keturunan Klan Chu, apakah akan ada orang yang mengatakan bahwa tindakan mereka salah?

Apakah tindakannya merupakan langkah cerdas secara keseluruhan, atau tindakan orang gila? Tidak ada yang mengerti apa yang dipikirkan Chu Wuwei, bahkan tidak juga Chu Tianjiao.

Duduk di atas takhta kaisar, untuk pertama kalinya, Chu Tianjiao dapat merasakan tekanan. Tepat ketika ia bersiap untuk melakukan serangan fatal kepada pemberontak Qin, Chu Wuwei, kakak laki-lakinya, tidak hanya gagal membantunya, tapi malah terang-terangan berdiri di sisi pemberontak Qin. Selain itu, ia entah bagaimana berhasil menyimpulkan apa yang terjadi dan mengekspos kartu truf rahasia yang telah disiapkan Chu Tianjiao - proklamasi kejahatan no. 4.

"Kakak Pertama, ah kakak pertama, jika kau berdiri di pinggir dan menyaksikan saja, maka biarlah. Tetapi karena kau ingin menjadi musuhku, jangan salahkan aku karena telah meninggalkan ikatan persaudaraan kita." Rasa dingin yang ekstrem berkedip di kedalaman mata Chu Tianjiao. Setelah itu, ia bertanya dengan suara rendah, "Apakah semua Pengawal Naga Bayangan sudah memasuki Ibukota Kerajaan?"

Sebuah bayangan melintas, saat sesosok siluet tiba-tiba muncul di samping Chu Tianjiao tanpa peringatan. Sosok yang tidak dikenal itu membungkuk ketika ia menjawab, "Yang Mulia, mereka semua telah tersebar dan ditempatkan di berbagai titik di dalam Ibukota Kerajaan. Anda dapat memerintahkan mereka kapan saja. "

"Mhm, jangan aktifkan Pengawal Naga Bayangan terlebih dahulu, tunggu perintah dariku. Sampaikan perintahku bahwa pasukan rahasia kita yang lain sudah bisa menjalankan rencana itu," Chu Tianjiao memerintahkan, dan seperti hantu, sosok tak dikenal itu menghilang dari pandangan.

Setelah sosok tak dikenal itu pergi, Chu Tianjiao berdiri. Aura dingin di matanya menjadi sedingin es, saat ia berjalan ke arah pintu keluar aula besar itu.

Puncak badai sudah melanda Negeri Chu.

Di dalam Ibukota Kerajaan, banyak arus bawah sudah bergerak secara diam-diam dan tersembunyi dari pandangan. Mengenai perebutan tahta antara Chu Wuwei dan Chu Tianjiao, para pejabat dan menteri yang memegang kekuasaan harus membuat keputusan tentang pihak mana yang mereka pilih. Bahkan jika mereka tidak ingin melakukannya, Chu Tianjiao memaksa mereka untuk membuat sebuah pilihan.

Di Ibukota Kerajaan Chu, ada rumah raksasa yang memancarkan aura keagungan, namun tidak kehilangan keanggunannya.

Di luar pagar rumah ini terdapat lapangan yang luas. Pilar-pilar batu giok putih terlihat menopang paviliun itu, dengan pahatan sembilan naga agung yang memancarkan air dari mulutnya. Pada saat ini sebuah pesta yang dipenuhi makanan yang nikmat disiapkan di balkon paviliun ini. Chu Wuwei duduk di sana dengan tatapannya keluar, seolah sedang menunggu seseorang.

Dari kejauhan di dalam lapangan itu, sebuah siluet tunggal muncul mendekat ke arahnya.

Qin Wentian melangkah menuju paviliun itu, sambil mengagumi keindahan arsitekturnya. Meskipun suasananya saat ini sunyi, Qin Wentian tahu bahwa jika ada insiden yang terjadi, banyak ahli akan segera muncul, menjaga keamanan Chu Wuwei.

Meskipun tinggal di Pondok Bambu selama beberapa hari terakhir, Qin Wentian sangat memahami situasi saat ini di Ibukota Kerajaan. Ia juga mengerti bahwa badai yang datang telah mencapai klimaksnya dan akan segera meletus.

Bentrokan terakhir untuk memutuskan nasib Klan Chu akan terjadi kapan saja.

"Saudara Qin." Chu Wuwei berdiri di balkon saat menatap Qin Wentian sambil tersenyum. "Bergabunglah denganku untuk menikmati pesta ini."

Qin Wentian tersenyum, saat ia naik ke balkon. Dia bertanya-tanya apa rencana Chu Wuwei, mengundangnya untuk mengambil bagian dalam sebuah pesta pada saat-saat kritis seperti ini.

Namun, 'Proklamasi Kejahatan' Chu Wuwei telah membekas di hatinya, membuatnya merasa kagum pada kecerdasan pria ini.

Di balkon, keduanya duduk saling berhadapan, dengan meja penuh dengan makanan lezat di antara mereka.

"Yang Mulia ...." Qin Wentian mulai berkata, hanya untuk melihat Chu Wuwei melambaikan tangannya, saat ia memotong. "Jika kau tidak meremehkan aku, bagaimana kalau kau cukup memanggilku sebagai kakak Chu?"

Qin Wentian melihat kelembutan dari mata Chu Wuwei yang dipenuhi dengan karisma yang tak terlukiskan, membuat orang merasa sangat nyaman di hadapannya. Qin Wentian mengangguk sambil tertawa dan melanjutkan, "Kakak Chu, apakah ada alasan mengapa kau mengundangku di sini hari ini?"

"Langit Chu sedang berubah, beberapa bagian bisa tetap setenang dirimu," Chu Wuwei tersenyum, "segala sesuatu tentang Chu, baik atau buruk, akan sampai pada sebuah kesimpulan dalam beberapa hari mendatang."

"Kakak Chu, tampaknya kau sangat percaya diri." Qin Wentian tertawa. Chu Wuwei, Chu Tianjiao dan Klan Qin adalah tiga kekuatan dalam perseturuan ini. Orang bisa mengatakan bahwa Chu Wuwei adalah yang terlemah di antara ketiganya. Bahkan jika ia ingin bersekutu dengan Klan Qin untuk menjatuhkan Chu Tianjiao, apakah Klan Qin akan setuju?

"Kau salah, aku tidak percaya diri sama sekali. Hal-hal yang telah kulakukan beberapa hari terakhir ini adalah semua yang bisa kulakukan. Tetapi pada akhirnya, nasibku tergantung padamu." Chu Wuwei melanjutkan dengan tenang, "Karena itu, aku mengundangmu ke sini hari ini."

"Aku?" Wajah Qin Wentian terlihat bingung.

"Ya, orang yang menentukan nasib Negeri Chu bukan Chu Tianjiao, juga bukan aku, Chu Wuwei, juga bukan Klan Qin. Qin Wentian, pilihan itu milikmu." Chu Wuwei mengangkat cangkir anggurnya ke arah Qin Wentian sambil tersenyum.

Qin Wentian tidak berkata apa-apa, menunggu Chu Wuwei untuk melanjutkan.

"Aku tidak pernah ingin menjadi bagian dari sengketa kekuasaan. Tapi aku tidak lagi punya pilihan. Aku harus mengambil alih tampuk kekuasaan sebagai Kaisar Chu," Chu Wuwei melanjutkan, "mengenai mengapa aku berani mengatakan kata-kata seperti itu, itu karena aku percaya padamu, Qin Wentian. Jika aku menjadi Kaisar Chu, aku bersumpah untuk tidak pernah menyentuh Klan Qin lagi sepanjang hidupku. Selanjutnya, posisi dan status orang-orang yang memimpin pasukan yang bergabung dalam Klan Qin dalam ekspedisi untuk menaklukkan Ibukota Kerajaan ini akan tetap tidak berubah dan tidak ada hukuman yang akan dijatuhkan. Tidak hanya itu, aku akan memberikan sebidang tanah kepada Klan Qin, membuat kakekmu Qin Wu, dapat mewarisi posisi ayahnya, Raja Wu.

"Biarkan kujelaskan ... Jika aku adalah kaisar, sebagai seorang yang lumpuh tak dapat berkultivasi, aku tidak akan membuang waktu untuk berlatih kultivasi atau mendambakan seluruh sumber daya kultivasi. Satu-satunya tujuanku adalah agar Negeri Chu bisa berkembang, agar menjadi lebih sejahtera. Perguruan Bintang Kekaisaran tentu saja akan dibangun kembali dan bahkan akan menggantikan Perguruan Kerajaan sebagai simbol Negeri Chu. Ini adalah rencanaku untuk Negeri Chu."

"Sekarang aku ingin menempatkanmu dalam perspektif Klan Qin. Jika kakek angkatmu Qin Wu mengklaim takhta untuk dirinya sendiri, hal pertama yang akan ia lakukan adalah memusnahkan semua orang di klanku, tidak ada yang akan selamat. Ibukota Kerajaan akan segera dibanjiri oleh sungai-sungai darah. Mayat orang-orang dari klan bangsawan akan bertebaran di jalanan. Pada saat yang sama, Qin Wu akan memulai penindasannya dari berbagai kekuatan, menghilangkan orang-orang yang mengakar dan memasukkan orang-orangnya sendiri di posisi penting, menstabilkan otoritasnya, menggunakan darah segar untuk mengamankan tahtanya. Katakan padaku, apakah itu berbeda dari yang sedang terjadi sekarang?"

Alis Qin Wentian bertaut saat mendengar kata-kata Chu Wuwei. Chu Wuwei tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "Mereka yang terlalu terlibat tidak dapat melihat situasi dengan jelas. Kau harus menyadari banyak hal, tetapi kau secara tidak sadar menolak untuk memikirkannya. Atau mungkin, kau tahu tetapi memilih untuk melarikan diri. Lihatlah faktanya; saat itu ketika Chu Tianjiao memerintahkan Klan Ye untuk membereskan Klan Qin, Qin Wu dengan rela melemparkan dirinya ke dalam perangkap, semua demi rencana yang ia buat selama sepuluh tahun. Tindakan itu, karenanya juga menyebabkan sisa anggota Klan Qin berada dalam bahaya, menjadi pengikut bodoh atas rencananya. Misalnya, jika bukan karena keikutsertaanmu dan kehadiran Perguruan Bintang Kekaisaran, pertempuran di mana paman keduamu Qin He kehilangan salah satu lengannya, akan memberi hasil yang lebih dahsyat. Pada kenyataannya, semua ini bisa dihindari."

Suara Chu Wuwei masih setenang sebelumnya. Ia menatap Qin Wentian sambil menambahkan, "Qin Wu kakekmu tidak sesederhana yang kau kira."

Qin Wentian terpana ketika mendengar kata-kata Chu Wuwei. Sebenarnya, bagaimana mungkin ia tidak menyadarinya? Sama seperti apa yang dikatakan Chu Wuwei, mereka yang terlalu terlibat tidak dapat melihat situasi dengan jelas. Mungkin kadang-kadang, dia hanya tidak ingin melihat terlalu dalam.

"Mungkin kakekku melakukan hal ini demi membalas dendam ayahnya (Wu King)," kata Qin Wentian.

Chu Wuwei tersenyum saat menggelengkan kepalanya, "Meskipun ayahnya telah meninggal, ia masih memiliki kerabat lainnya. Apakah kau, demi balas dendam untuk orang yang sudah mati, membahayakan kehidupan semua orang yang kau cintai yang masih hidup? Apakah kau percaya bahwa dengan kecerdasan yang diungkapkan kakekmu, ia akan membiarkan emosi mengaburkan pemikirannya?"

Qin Wentian terdiam, ia hanya bisa menatap kosong pada Chu Wuwei.

Chu Wuwei terdiam beberapa saat sebelum melanjutkan, "Chu Tianjiao akan segera mengirim orang untuk membereskanku. Aku bertaruh bahwa jika kau secara langsung memberi tahu Kakek Qin tentang semua yang telah kukatakan; bahwa aku akan membiarkan pasukan Qin memasuki Ibukota Kerajaan tanpa hambatan; bahwa dia harus segera mundur setelah pertempuran; bahwa aku akan mengambil alih posisi Kaisar; Aku bisa menjamin bahwa dia akan segera setuju."

"Setelah mengalahkan Chu Tianjiao, jika Kakek Qin mengikuti perjanjian awal dan menarik pasukannya, aku secara terbuka akan membuat proklamasi dan mengirim undangan baginya untuk memasuki Ibukota Kerajaan dalam kemegahan, menganugerahkan wilayah dan kerajaan kepadanya."

Qin Wentian berhenti sejenak sebelum bertanya, "Bagaimana jika Kakek Qin mengingkari janjinya sementara aku juga, berdiri di sisi Klan Qin?"

"Itulah sebabnya aku mengatakan nasibku, serta nasib kerajaan Chu, ada di tanganmu." Chu Wuwei tersenyum. Setelah itu, ia mengalihkan pandangannya ke cakrawala saat ia bergumam, "Sudah tiba waktunya …."