Han Sen menyadari kalau Fang Jingqi telah salah paham. Dia tersenyum kepada Fang Jingqi. "Kita tidak perlu pergi ke tempat pertempuran. Apakah kau mau bermain sebuah permainan kecil denganku di sini?"
Xue Xi memperlihatkan pandangan tidak setuju pada Han Sen, namun kali ini Han Sen tidak menghiraukannya.
Han Sen mengetahui bahwa pria seperti Fang Jingqi tidak akan menyerah sampai dia terkalahkan.
"Permainan apa?" Fang Jingqi cemberut.
"Apakah kamu pernah bermain tertangkap basah?" Han Sen bertanya dengan senyuman samar.
Fang Jingqi tidak lagi cemberut, "Tentu saja, tetapi permainan itu sangat mudah."
"Tertangkap basah" adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang. Salah seorang pemain ("tertampar") dengan telapak yang terkelungkup, melayang-layang di atas tangan pemain lainnya ("penampar"). Penampar melayang-layangkan tangannya di tangan telapak tertampar yang terkelungkup, dengan telapak menghadap ke atas. Kedua tangan pemain tidak boleh saling bersentuhan.
Penampar adalah pihak penyerang yang akan berusaha membalikkan tangannya untuk menampar bagian belakang telapak lawannya. Tindakan ini harus dilakukan dengan kecepatan yang tepat, karena tujuan tertampar adalah menarik tangannya ke tempat yang tidak terjangkau oleh tangan penampar, untuk menghindari tamparan. Jika penampar tidak berhasil menampar tangan tertampar, maka mereka akan bertukar peran.
"Jika tangan kita bersentuhan, tentunya akan lebih mudah. Bagaimana kalau kita bermain dengan tangan tidak saling bersentuhan?" kata Han Sen masih dengan sambil tersenyum.
"Tidak masalah," tawa Fang Jingqi.
Tertangkap basah pada dasarnya adalah untuk menguji refleksitas seseorang dan Fang Jingqi merasa percaya diri dengan refleksitas berada di atas Han Sen.
Selain itu, Fang Jingqi juga merasa lega karena peraturan permainan ini adalah asalkan penampar berhasil menepuk tertampar, peran mereka tidak akan pernah berubah. Fang Jingqi ingin mencuri kesempatan dari peran ini dan menampar tangan Han Sen dengan sekeras-kerasnya hingga dia tidak sanggup mengangkat lengannya.
"Jadi, asalkan tangan penampar bergerak, akan dihitung sebagai satu tamparan dan dia tidak dapat mengingkarinya," Han Sen menetapkan peraturan pertama.
"OK, saya akan membiarkan kamu menampar dahulu." Fang Jingqi sangat percaya diri dan menjulurkan lengannya.
Han Sen tidak menjulurkan lengannya tetapi tersenyum pada Fang Jingqi, "Jingqi, kamu mengatakan bahwa akan ada jiwa binatang mutan?"
Fang Jingqi tidak bodoh. Walaupun dia tidak peduli dengan jiwa binatang mutan, dia juga tidak mau Han Sen mengambil kesempatan darinya. Dia berkata, "Jiwa binatang mutan adalah untuk pertarungan di tempat pertempuran. Karena kita sekarang bermain tertangkap basah, mari kita anggap itu sebagai hadiah. Kamu dapat memenangkannya jika kamu dapat menampar saya."
"Jingqi, ini tidak seru. Dan saya juga tidak mau memanfaatkanmu." Han Sen merenung sejenak dan berkata, "Lupakan saja jiwa binatang. Mari kita ganti hadiahnya dengan sepuluh ribu dolar. Setiap kali kau berhasil menampar tanganku, aku akan membayar sepuluh ribu dolar dan sebaliknya, bagaimana setuju?"
Jiwa binatang mutan piaraan Meowth yang Han Sen peroleh dari Qin Xuan tidak berguna dan rakus. Han Sen telah kapok dan meminta uang tunai karena dia tidak mengetahui seperti apa jiwa binatang yang dimiliki Fang Jingqi.
"Cukup adil. Aku mulai menyukaimu. Tetapi sepuluh ribu terlalu sedikit. Bagaimana kalau seratus ribu?" Fang Jingqi menatap Han Sen.
Han Sen menggelengkan kepalanya, "Kita kan berteman. Kalau kalah terlalu banyak mungkin dapat merusak hubungan kita."
Xue Xi cepat-cepat menyela, "Benar sekali, ini hanya permainan. Tidak perlu bertaruh terlalu banyak yang. Sepuluh ribu sebenarnya sudah terlalu banyak."
"Karena kamu takut kalah, baiklah kita sepakat dengan sepuluh ribu," Fang Jingqi mengangkat bahunya.
Han Sen tidak berkata apa-apa, tetapi tetap tersenyum pada Fang Jingqi. Sekarang dalam matanya, Fang Jingqi bukanlah seorang manusia, tetapi sebuah ATM berjalan. Fang Jingqi datang kepadanya tepat pada saat dia memerlukan uang. Yang dia perlukan hanyalah menerima.
Jika lawannya tidak jauh lebih kuat dari dirinya, Han Sen percaya bahwa dia akan dapat memenangkan permainan tertangkap basah dari sebagian besar orang.
Keahliannya untuk memahami lawan dan pengaturan waktu adalah salah satu yang diantara yang terbaik. Sebelum dia memperoleh kristal hitam, itulah cara dia bertahan hidup. Fang Jingqi yang mengira permainan ini hanya mengenai refleksitas, sama sekali bukan tandingannya.
"Saya akan membiarkanmu jadi penampar dahulu." Fang Jingqi menjulurkan tangannya. Dia berpikir Han Sen tidak berkesempatan untuk menang.
Menilai dari usia Han Sen, dia berada di Tempat Suci Para Dewa kurang dari setahun, jadi dia seharusnya belum memperoleh banyak poin geno. Selain itu, kondisi keluarganya juga tidak memungkinkan dia membeli daging dari mahkluk tingkat tinggi.
Sedangkan Fang Jingqi telah berada di Tempat Suci Para Dewa selema beberapa tahun dan telah memperoleh banyak poin geno. Jadi, kebugaran dan tingkat refleks dirinya seharusnya jauh di atas Han Sen dan Han Sen sepertinya tidak dapat mengalahkannya.
"Baiklah." Han Sen menempatkan tangannya di bawah tangan Fang Jingqi dan menjaga sedikit jarak darinya. Han Sen tidak menggerakkan tangannya dan kemudian bertanya, "Bisa saya mulai?"
"Ya…" Han Sen menampar bagian belakang telapak tangan Fang Jingqi sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya.
"Sepuluh ribu." Han Sen berkata. "Xi, tolong dicatat."
Xue Xi cepat-cepat membuka papan catatan holografik pada jaringan komunikasinya dan menggambar sebuah garis.
"Lagi." Fang Jingqi kembali menjulurkan tangannya.
"Bisa saya mulai?" Han Sen bertanya sekali lagi.
Fang Jingqi hanya mengangguk, menatap tangan Han Sen dengan sepenuh hati tanpa berkedip. Dengan pelajaran yang diterimanya, Fang Jingqi bersumpah dia tidak akan tertipu oleh Han Sen lagi.
Han Sen tidak terburu-buru dan berkata kepada Xue Xi, "Xi, apakah kamu mau mendengar sebuah cerita lucu?"
"Sekarang?" Xue Xi terkejut.
Han Sen mengangguk dan memulai ceritanya, "Seekor anak anjing lucu sedang berjalan-jalan di padang gurun. Dia membawa cukup banyak air dan makanan, tetapi dia tetap saja mati dua hari kemudian. Apakah kamu bisa menebak mengapa dia mati?"
"Apakah ada badai pasir?"
"Tidak, cuacanya bagus."
"Karena dia tersesat?"
"Ada banyak air dan makanan, jadi dia tidak akan mati kalaupun tersesat," Han Sen berkata.
"Saya tidak dapat menebaknya. Mengapa dia mati?" Xue Xi tidak mau melanjutkan tebakannya karena dia terlalu gelisah dengan hasil permainan tertangkap basah.
"Karena anak anjing lucu itu tidak menemukan tiang listrik di padang gurun, jadi kandung kemihnya meledak," tawa Han Sen.
Wajah Xue Xi bersemu merah, "Sen, itu garing sekali."
"Vulgar…" Fang Jingqi berkata dengan wajah cemberut, dan tiba-tiba merasa kesakitan di belakang telapak tangannya.
Plak!