Chereads / Dahulu, Aku Mencintaimu / Chapter 129 - Aku Tidak Memukul Wanita! (9)

Chapter 129 - Aku Tidak Memukul Wanita! (9)

Jiang Qianqian tidak mengharapkan semuanya akan menjadi seperti ini. Ia juga sangat terkejut.

Lu Bancheng khawatir Gu Yusheng akan benar-benar memukul wanita kecil itu. Itu akan merusak reputasi Gu Yusheng jika hal ini tersebar keluar. Hal ini sangat benar terutama karena mereka mempunyai teman-teman yang sama dan saling bertemu setiap saat. Lu Bancheng merasa tidak perlu terlalu mempermasalahkan hal ini dan saling bermusuhan satu sama lain. Ia bangkit berdiri, menarik Yu Shali sedikit ke belakang, dan berkata ," Baiklah, ini hanya sebuah drama di antara para wanita. Ini bukanlah hal yang terlalu serius. Jadi, Xiaokou mengejek Xiaosha dan Xiaosha menyiramkan anggur pada Xiaokou. Sebut saja sudah impas, karena Xiaosha tidak benar-benar menampar Xiaokou."

Sambil berbicara, Lu Bancheng melihat pada Jiang Qianqian dan Yu Shali untuk memberi tanda pada mereka agar secepatnya pergi.

Jiang Qianqian dan Yu Shali segera paham akan tanda yang diberikan Lu Bancheng. Mereka menarik pakaian teman-temannya yang masih terkejut. Saat mereka sudah siap untuk pergi, Gu Yusheng tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang meja bundar kecil terbuat dari kayu, sampai meja itu melayang. "Apakah kita sudah selesai? Siapa yang bilang kita sudah selesai?"

Sekelompok wanita itu terkejut dan terdiam di tempat bagai tertanam ke tanah.

"Bagaimana dengan ini? Xiaosha, kita akan menyebut ini impas jika kau minta maaf pada Xiaokou," kata Lu Bancheng. Ia melihat Gu Yusheng dan bertanya dengan nada menengahi, "Oke?"

Ekspresi Gu Yusheng tidak menunjukkan bahwa ia mau melupakan masalah ini. Lu Bancheng mendekat dua langkah kepada Gu Yusheng dan mencoba meyakinkan Gu Yusheng dengan suara pelan ,"Bagaimana jika kita sudahi saja ini jika ia mau meminta maaf. Mereka para wanita. Kau tak berencana memukulnya, kan?"

"Wanita?" Gu Yusheng tampak seperti baru saja mendengar lelucon terlucu di dunia. Ia mendengus dan memberi pandangan jijik pada Yu Shali. "Aku tidak memukul wanita."

Gu Yusheng berdiri diam. Setelah kata-kata itu, ia tiba-tiba memegang Qin Zhi'ai yang berada di belakangnya dan menarik Qin Zhi'ai ke sebelahnya. Ia memegang pergelangan tangan Qin Zhi'ai dan mengayunkannya ke wajah Yu Shali.

Gu Yusheng bergerak begitu cepat sehingga orang-orang di sekitarnya tidak sadar apa yang dilakukannya. Mereka sebenarnya sedang meresapi kata-kata Gu Yusheng ,"Aku tidak memukul wanita." Pernyataan yang tegas dan serius ini terdengar di balkon. Gu Yusheng menarik Qin Zhi'ai dan membiarkannya berdiri di belakangnya lagi.

Seketika itu juga, semua orang terdiam, seperti seseorang telah menekan mereka sampai pada titik batas.

Keheningan menyelimuti balkon. Udara pun seperti membeku di sana.

Keseluruhan adegan ini seperti sebuah lukisan.

Rasa panas dan sakit dari tangan Qin Zhi'ai membantunya untuk segera pulih dari rasa kagetnya.

Gu Yusheng memegang pergelangan tangannya dan mengayunkannya ke Yu Shali. Gu Yusheng yang telah menampar wanita kecil itu, bukan dia. Jika sakit yang terasa di tangannya begitu buruk, apalagi sakit yang terasa pada wajah wanita itu, pasti lebih buruk lagi.

Mata Qin Zhi'ai berpaling. Ia menoleh untuk melihat Yu Shali. Satu sisi wajahnya tampak memar. Ada sedikit darah di ujung mulutnya.

Yu Shali mungkin sudah mengalami kerusakan otak karena tamparan itu. Ia berdiri di sana, terdiam, tanpa ekspresi ataupun air mata pada wajahnya.

"Aku tidak memukul wanita," Gu Yusheng mengulang apa yang baru saja ia katakan. Ia mengertakkan giginya dan mengeluarkan kata-kata untuk bertanya pada Lu Bancheng ,"Ia seorang wanita. Apakah itu baik-baik saja?"

Setelah ia berhenti berbicara, ia tampak kesal. Ia terlihat seperti tidak ingin berada di sana lebih lama lagi. Ia menyeret Qin Zhi'ai dengan memegang tangannya dan turun ke lantai bawah.

Ketika Gu Yusheng melewati Yu Shali, Qin Zhi'ai memandangnya dan menyadari ia baru saja tersadar dari kagetnya. Yu Shali tampak baru memahami apa yang baru saja dikatakan Gu Yusheng. Air matanya berjatuhan di wajahnya seperti kalung mutiara yang rusak.

Related Books

Popular novel hashtag