Jimat kenangan kuno berwarna emas melayang di depan mata Mu Chen. Saat cahaya cerah menyinarinya, sebagian cahaya tersebut tidak terpantul. Jimat ini terasa seperti sebuah lubang hitam dan cukup misterius.
Mu Chen menatap jimat emas tersebut lekat-lekat. Ia mengulurkan tangannya dan membiarkan jimat tersebut jatuh ke telapak tangannya. Tangannya mengelus permukaan jimat tersebut. Meskipun tulisan 'Kedua' terlihat kuno dan usang, tapi tulisan tersebut masih memancarkan aura keagungan yang tidak bisa dijabarkan.
Mu Chen berkonsentrasi untuk mengalirkan Spiritual Energy-nya ke jimat tersebut dan mencoba memeriksanya lebih jauh lagi. Tapi, usahanya tidak membuahkan hasil. Jimat tersebut tidak bereaksi sedikit pun saat ia memeriksanya, seolah ini hanyalah benda biasa.