Tatapan Mu Chen masih terpaku pada puncak pohon hitam. Ia melihat sosok abu-abu ada di atas sana. Tetapi, ia merasa ada yang aneh dengan sosok abu-abu itu. Sosok tersebut tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.
"Apa itu sebenarnya?" Mu Chen mengernyitkan dahi.
"Paman Duan, aku membutuhkan bantuanmu." Bisik Mu Chen pelan. Matanya tampak berbinar.
"Perintah apa yang akan kamu berikan, Lord Kecil?" Dan Wei segera menjawab.
Mu Chen mendekatinya, ia membisikkan sesuatu di telinga Duan Wei. Mendengar ini, raut wajah Duan Wei seketika berubah pucat.
"Lord Kecil, itu terlalu berbahaya." Duan Wei berusaha membujuk Mu Chen. Ia tidak tahu mengapa Mu Chen ingin melakukan sesuatu yang sangat berbahaya seperti itu. Ini adalah sarang Devouring Spirit Bee. Jika mereka terjebak, tidak akan ada jalan keluar.
"Paman Duan, aku tahu apa yang aku lakukan. Percayalah." Bisik Mu Chen. Anak ini tampak sangat serius. Saat mata hitamnya berkedip dingin, tidak terlihat sedikit pun kecerobohan yang terpancar dari sana.
Melihat Mu Chen bersikeras mengenai hal ini, Duan Wei hanya mampu tersenyum masam. Ia memberi sinyal pada orang-orang di sebelahnya, dan segera pergi.
Mu Chen membungkuk ketika ia melihat mereka pergi. Ia menyembunyikan tubuhnya di dalam semak-semak. Matanya menatap pohon hitam raksasa.
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit sejak kepergian Duan Wei dan yang lainnya, terdengar keributan terjadi di kejauhan. Puluhan Spiritual Beast berlarian keluar dari hutan, menuju ke sini.
Ngunggg.
Keheningan di sini terpecahkan oleh suara puluhan Spiritual Beast. Beberapa cahaya merah menyala. Udara mulai berguncang. Suara mendengung terdengar saat Devouring Spirit Bee dengan jumlah yang tidak terbatas keluar. Mereka membentuk awan hitam, dan bergerak dengan cepat menuju Spiritual Beast.
Groaar!
Spiritual Beast yang kabur baru sadar akan bahaya di depan mereka. Mereka segera berteriak keras, lalu berbalik arah. Tetapi, tepat saat mereka pergi, awan hitam ini mengejar mereka.
Ditinggalkan oleh Devouring Spirit Bee, pohon hitam raksasa kini benar-benar kosong. Meskipun masih ada beberapa Devouring Spirit Bee yang tersisa, tanpa gerombol yang besar, jumlah sedikit itu sama sekali bukan masalah.
Tubuh Mu Chen segera berlari kencang saat ini. Ia menuju pohon hitam raksasa, lalu memanjat menuju puncak pohon, bagaikan seekor kera lincah.
Sepanjang perjalanan menuju ke puncak, beberapa Devouring Spirit Bee mencoba mengganggunya. Tetapi, dengan mudah ia mengalahkan mereka.
Kecepatan Mu Chen sangatlah cepat. Hanya dengan hitungan sepuluh tarikan nafas, ia telah mencapai puncak pohon. Puncak pohon ini cukup luas, tetapi tersembunyi. Batangnya yang menjulur seolah menyembunyikan rahasia di balik pohon ini.
Karena waktu yang terbatas, Mu Chen tidak berani bertindak lamban. Matanya melihat ke dalam pohon. Ia melihat sosok yang tengah duduk diantara rerumputan.
Namun, sosok ini tidak ada tanda-tanda kehidupan pada sosok ini karena sosok ini ternyata kerangka. Pakaian abu-abunya yang compang-camping menutupi tubuhnya.
Mu Chen menatap kaget pada kerangka di puncak pohon. Dengan hati-hati ia mendekatinya sembari melihat apakah ada perubahan yang terjadi. Ia akhirnya merasa lega.
Ketika ia mendekati tulang kerangka ini, ia mendapati setengah tulang dari kerangka itu hangus. Tanda-tanda pelapukan terlihat pada tulangnya yang hangus.
Sepertinya kerangka ini terluka parah ketika ia masih hidup.
Mata Mu Chen melirik ke sekitar. Matanya berhenti ketika melihat tulang telapak tangan di hadapannya. Tulisan samar terlihat di sana. Ia menggunakan lengan bajunya untuk menyapu dedaunan, sementara matanya terus menatap pada tulisan samar itu.
"Nama ku Tian Chong, aku dari
Tulisan selanjutnya terlihat samar. Tetapi, Mu Chen dapat melihat kata-kata kebencian di akhir kalimat itu. Ini membuatnya tertegun dan hatinya menggigil. Jadi orang ini juga menemukan tanda-tanda Nine Netherbird. Bahkan ia hampir berhasil mendapatkannya. Tetapi pada saat-saat terakhir, sesuatu yang buruk terjadi.
"Klan Bug Spirit..."
Mu Chen menggumam pada dirinya sendiri. Ia pernah dengar ada sebuah klan aneh di Great Thousand World yang mampu mengendalikan jutaan serangga di seluruh dunia. Orang lain menamakan mereka Spirit Bug Users. Mereka bertindak dengan cara-cara yang sangat rahasia. Akan sangat merepotkan jika mengganggu dengan mereka. Mu Chen tidak menyangka salah seorang dari mereka mati di sini.
Mu Chen termenung sejenak. Matanya melihat ke kerangka telapak tangan satunya. Ia melihat suling hitam, dengan panjang beberapa inci, berada di telapak tangan kerangka ini. Berbagai motif serangga terukir di suling ini. Sayup-sayup terdengar suara suling yang keluar dari suling ini, tiap kali angin bertiup.
"Benda ini.. Apakah ini Suling (flute) yang digunakan untuk mengendalikan serangga.
Mu Chen melamun. Menurut kabar, seluruh Spirit Bug Users memiliki Spirit Bug Flute yang mereka gunakan untuk mengendalikan Spirit Bug yang mereka besarkan. Apakah suling hitam di depannya termasuk benda itu?
"Jadi ketika aku mendengar sayup-sayup suara suling, ternyata karena angin masuk ke dalam Spirit Bug Flute ini...Sepertinya Devouring Spirit Bee membuat sarangnya di sini karena mendengar suara suling ini."
Menyadari ini, Mu Chen berteriak kegirangan. Spirit bug Users ini punya cara yang cukup unik.
"Senior, karena kamu sudah mati, biarkan anak muda ini mewarisi peninggalanmu."Mu Chen menunduk menghormati kerangka itu. Dengan hati-hati, ia mengambil suling hitam tersebut dari kerangka tersebut. Jika ia tidak salah, Spirit Bug Flute ini bisa memanggil Devouring Spirit Bee. Tetapi, ia tidak boleh gegabah dalam menggunakannya. Lagi pula, ia bukanlah Spirit Bug User. Jika ia benar-benar memanggil Devouring Spirit Bee, tapi gagal mengendalikan mereka, ia hanya cari masalah.
Meski begitu, Mu Chen tidak ingin kembali dengan tangan kosong. Benda ini akan rusak jika dibiarkan bertahun-tahun melapuk. Daripada membiarkan benda ini rusak, tentu akan lebih berguna jika berada di tangannya.
Tepat ketika Mu Chen mendapatkan Spirit bug Flute dan hendak pergi, ia melirik pakaian abu-abu dari kerangka tersebut. Pada awalnya ia ragu, sebelum akhirnya berdoa untuk si kerangka. Kemudian, ia menyentuh pakaian abu-abu si kerangka yang compang-camping.
Karena melapuk bertahun-tahun, baju abu-abu itu berubah menjadi abu ketika Mu Chen menyentuhnya. Di bawah tulang tersebut, tampak dua buah botol transparan. Sepertinya botol itu tidak terbuat dari bahan biasa. Bahkan setelah bertahun-tahun, botol-botol itu masih dalam kondisi yang baik.
Mu Chen mengambil kedua botol. Di dalam botol, terdapat cairan hitam. Tetapi Mu Chen tidak tahu apa efek dari cairan hitam itu. Ia termenung sejenak. Dengan hati-hati ia membuka tutup botol tersebut. Aroma aneh tercium dari dalamnya.
Ngunggggg!
Ketika aroma tersebut tercium, Mu Chen merasa pohon raksasa itu berguncang untuk sesaat. Lalu, ia sadar, ada beberapa Devouring Spirit Bee yang keluar dari dalam batang pohon itu. Dengan mata merahnya, mereka menuju ke puncak pohon.
Melihat ini, Mu Chen kaget. Ia segera menutup botol itu, kemudian menaruhnya di dalam Mustard Seed Bracelet-nya. Aroma itu sepertinya berfungsi untuk menarik Devouring Spirit Bee.
"Aku tidak bisa di sini lebih lama lagi."
Ketika menyadari keributan yang baru saja terjadi, Mu Chen tidak berani berdiam di sini lebih lama lagi. Spiritual Beast yang digiring oleh Duan Wei dan yang lainnya tidak bisa menahan Devouring Spirit Bee untuk waktu yang lama. Jika ia tidak segera pergi, tidak akan ada jalan keluar untuknya ketika ia dikelilingi oleh Devouring Spirit Bee.
"Terima kasih, senior."
Mu Chen mengatupkan tangannya pada si kerangka. Ia tidak berdiam diri di tempat ini lebih lama lagi. Ia melompat turun dari pohon hitam raksasa. Lalu, bergegas masuk ke dalam hutan.
Setelah melewati hutan, ia segera berhenti untuk menunggu Duan Wei dan yang lainnya datang. Tiba-tiba, angin kencang berhembus di atas kepalanya, membuatnya terkejut. Ujung kakinya menyentuh tanah, lalu ia bergerak mundur dengan cepat.
"Siapa?!"
Aura dingin melintas, menembus mata Mu Chen. Ia mengangkat pandangannya. Tampak sosok familiar berdiri di sebuah batang pohon di hadapannya. Sosok itu menatapnya dengan tatapan acuh.
Itu Liu Mubai!
Liu Mubai menatap dingin Mu Chen, lalu menjulurkan tangannya. Dengan pelan ia berkata: "Sepertinya kamu sangat beruntung. Kamu bisa menemukan benda bagus kemanapun kamu pergi. Jadi apa yang kamu temukan kali ini di puncak pohon? Serahkan padaku."