Chereads / Cincin Naga / Chapter 6 - Coiling Dragon Ring – bagian 1

Chapter 6 - Coiling Dragon Ring – bagian 1

Dibawah matahari terbenam, awan-awan terlihat menutupi sebagian permukaan langit dengan warna merahnya yang mencolok menyelimuti kaki langit.

"Membersihkan aula para leluhur cukup mudah."

Berangkat menuju aula para leluhur, Linley baru sadar bahwa ia terlalu berlebihan dalam persiapannya. Ia telah menyediakan waktu sekitar satu jam untuk membersihkan aula namun ternyata dia hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk membersihkan seisi aula.

Di pegunungan Yulan, satu tahun terdiri dari dua belas bulan, satu bulannya terdiri dari tiga puluh hari, setiap harinya memiliki dua puluh empat jam, dan enam puluh menit di tiap jamnya. Sebagian besar bangsawan memiliki jam antik dan bisa mengetahui waktu dengan tepat. Beberapa bangsawan yang teramat sangat kaya atau memiliki status yang sangat tinggi berkemungkinan untuk mempunyai jam tangan yang sangat mewah di pergelangan tangannya.

"Aula para leluhur ini dibersihkan tiap bulannya. Terus terang, meski dibiarkan sebulan, aula ini tak terlihat begitu kotor. Cukup hanya dengan sedikit mengelap untuk membuat seluruh ruangan bersih. Aku masih punya waktu sekitar satu jam sebelum latihan. Apa yang harus kulakukan?" Kata Linley dengan bosan sambil melihat sekitar.

Kediaman klan Baruch mempunyai sejarah selama lima ribu tahun.

Halaman depan selalu dibersihkan setiap hari, namun ruangan yang berada di bagian belakang perumahan kecuali aula para leluhur terlihat sangat kotor, dan bahkan terlihat dinding yang retak. Rerumputan liar dan lumut hijau terbentang luas di lantai bahkan ada yang merambat hingga ke dinding.

"Heeeei…" melihat arsitektur yang berumur itu, mata Linley perlahan terlihat bersinar. "Banyak tempat yang belum pernah dikunjungi setelah ratusan tahun di halaman belakang. Kira-kira apakah ada benda antik yang berharga disana?"

Setelah menyadari hal ini, jantung Linley mulai berdegup kencang.

"Jika saja aku dapat menemukan beberapa benda berharga disana dan memberikannya pada ayah, tentu ayah akan sangat bahagia." Linley mengambil nafas dalam-dalam, lalu mulai menuju ke ruangan tua yang berada di sebelah aula para leluhur. Selangkah demi selangkah, ia berjalan dengan hati-hati sambil membawa batang kayu di tangannya yang ia gunakan untuk membersihkan sarang laba-laba agar ia dapat melihat dengan lebih jelas.

Seketika setelah memasuki ruangan itu, bau busuk menghampiri hidung Linley. Sarang laba-laba yang sangat tebal bisa terlihat dengan jelas di setiap sudut ruangan, dan juga laba-laba yang mengitari sarang-sarang itu.

Banyak tirai dan benda berharga lainnya tertutupi oleh sarang laba-laba. Setelah melihat dengan teliti, seluruh tirai itu terlihat sangat kuno. Namun sayangnya, tirai itu penuh dengan goresanan, yang sepertinya bisa robek kapanpun juga.

"Jika saja tirai ini dalam keadaan baik, tentu akan terjual sangat mahal." Linley menggelengkan kepalanya. Ia melanjutkan pencariannya, dengan menggunakan tongkat ditangannya untuk membersihkan sarang disana, ia mencari dengan hati-hati.

Ia mencari di lantai, di lemari dan bahkan mencari jika ada jalan rahasia di dinding.

"Menurut buku yang aku baca, umumnya dinding biasanya memiliki tuas rahasia menuju jalan rahasia." Linley dengan hati-hati memeriksa dengan mengetuk dinding dan mendengar suaranya.

Linley sangat menikmati pencarianya untuk sebuah harta karun di ruangan ini. Namun ia melupakan satu hal. Jika dia saja bisa mempunyai ide ini, seharusnya ayahnya, kakeknya dan tetua sebelumnya tentu pernah memiliki ide yang serupa bukan?

Ruangan-ruangan ini telah lama dijelajahi oleh tetua klan Baruch sebelumnya.

Linley hanya berumur delapan tahun. Meskipun pendidikan yang ketat membantunya tumbuh dewasa lebih cepat, namun masih ada perbedaan yang jelas antara anak-anak dan seorang dewasa. Tentu saja, ia belum mampu untuk mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang yang berbeda-beda.

"Tak ada apapun di ruangan ini, selanjutnya…" Linley keluar dari ruangan pertama dan pergi menuju ruangan yang kedua.

Terdapat banyak ruangan yang ada di halaman belakang. Lagipula, bagian depan kediaman yang ditinggali oleh keluarga Linley hanya menggunakan sepertiga dari seluruh lahan. Halaman belakannya jauh lebih besar. Linley mungkin membutuhkan waktu seharian untuk dapat menyelesaikan pencariannya.

"Semua hiasan ini telah rusak. Tak berharga sepeserpun." Linley keluar menuju ruangan sebelahnya.

Ia menatap ke arah langit.

"Ah, sepertinya ini sudah mendekati waktu untuk berlatih. Waktu yang kumiliki mungkin tersisa sekitar lima belas menit." Linley menoleh kebelakang dan melihat sebuah ruangan yang sangat besar. "Ruangan itu sekaligus mengakhiri pencarianku untuk hari ini. Aku akan mencari selama sepuluh menit, jika tak kutemukan benda apapun, aku akan pergi berlatih."

Setelah memutuskannya, Linley berlari menuju ruangan itu.

Ruangan ini sangat besar bahkan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan aula tengah rumah. Linley meneliti ruangan itu sambil memasukinya. "Aku berani bertaruh ratusan tahun yang lalu, ini adalah ruang makan untuk klan Baruch." Dari perabotan yang ada di dalamnya Linley bisa memahami hal tersebut.

Sebuah aula yang sangat besar dan mewah.

"Pertama-tama, periksa permukaan lantainya."

Sama seperti sebelumnya, Linley menundukkan kepalanya dan membuka matanya lebar-lebar, dan mencari dengan seksama. Setelah melihat hal-hal yang menarik, ia mengetuknya dengan menggunakan tongkat kayu sebanyak dua kali, jika terbuat dari batu, ia akan mengabaikannya. Karena ia tak mempunyai banyak waktu lagi sebelum latihannya dimulai, ia mempercepat pencariannya.

"Saatnya mencari di dinding dan di tirai. Harapan terakhir ku." Kata Linley sambil mencari di sekitarnya. "Tetua kuharap kalian meninggalkan satu atau dua buah benda berharga kalian disini. Meskipun sangat kecil."

Linley mencari di dinding dengan seksama, bahkan mencari di belakang tirai.

Di tembok itu terdapat banyak lemari yang sangat tua, tiap-tiap nya memiliki laci. Linley membuka seluruh laci itu namun tak satupun benda berharga didalamnya hanya butiran debu yang didapatnya.

"Ah!"

Setelah membuka laci yang terakhir, Linley merasa sangat kecewa.

"Semua pencarian ini tak membuahkan hasil apapun, hanya lelah dan debu yang kudapat." Sambil melihat ke pakaiannya yang terlihat sangat kotor.

Linley melihat ke ruangan itu sekali lagi.

"Hmmph. Aku pergi." Dengan penuh amarah, Linley memukulkan tongkat yang selama ini dipegangnya ke lemari disamping dengan keras seakan ia melampiaskan amarahnya ke lemari itu.

"Tuk!" Kayu itu menghantam lemari di sebelah Linley.

Namun lemari itu cukup tua. Setelah digerogoti oleh rayap selama ratusan tahun, lemari itu tak dapat menahan beratnya sendiri. Setelah dipukul menggunakan tongkat kayu, lemari itu mulai retak dan bersuara seperti mau hancur.

Mendengar suara itu, Linley secara reflek menoleh ke belakang. "Sial, lemari itu akan roboh!" Ketika ia mencari di ruang-ruang sebelumnya, ia juga menghancurkan beberapa perabotan, jadi ia setidaknya sudah berpengalaman dalam menghancurkan perabotan.

Linley dengan cepat menghindar ke samping.

Akhirnya, lemari yang memiliki tinggi dua kali lebih tinggi dari Linley jatuh. Dengan suara gemuruh, lemari itu menghantam ke arah lantai yang mengakibatkan lemari itu hancur menjadi tujuh hingga delapan bagian, dan membuat ruangan itu semakin kotor dengan debu. Linley tak menyadari terdapat sesuatu yang ada ditumpukan debu itu…

Setelah menghancurkan lemari itu, sebuah cincin berwarna hitam yang tersembunyi pada penyangga kayu lemari itu terlempar dan jatuh ke tanah.

"Aw, aw!" Linley mengucapkan dua kata tersebut sambil bergegas menghindari debu-debu yang berterbangan.

"Sialnya diriku! Badanku sangat kotor sekarang, dan aku yakin sebentar lagi latihan akan dimulai. Sebaiknya aku segera bergegas mandi dan berganti pakaian." Kata Linley sambil mendorong pintu itu dan keluar dari ruangan itu.