Di bak berendam, wajah cantik perempuan itu berubah menjadi pucat saat dia dengan tegang menggigit bibirnya. Rambutnya yang halus mengalir ke punggung perempuan cantik itu, dan diselimuti panas dan kabut, bisa terlihat kecantikan yang menakjubkan.
Tidak ada yang pasti berapa lama waktu telah berjalan, air obat di dalam bak berendam sudah berubah dari hijau menjadi hitam. Perempuan itu membuka matanya perlahan, dan bibirnya yang merah alami mengeluarkan hembusan udara yang keruh.
"Tuan Putri, kau telah berhasil! Sekarang kau adalah tingkatan pemula- peringkat rendah Pengolah Jiwa! Kau bukan lagi si sampah yang tidak bisa mengolah seperti sebelumnya. Kemudian, aku akan memberikanmu resep yang bisa kamu ikuti untuk mempersiapkan rendaman obat. Mengolah di dalam rendaman obat itu akan meningkatkan kecepatanmu."
Di dalam jiwa Yun Luofeng, Xiao Mo sangat gembira sehingga dia terus mengoceh tanpa henti.
"Sangat disayangkan kita tidak ada tanaman herbal, kalau tidak, efeknya akan lebih manjur. Tuan Putri, ketika kamu datang berkunjung ke Dunia Kode Dewa dan tanamlah herbal yang kamu dapat waktu itu…"
Alis Yun Luofeng berkerut, sebelum dia bisa menanggapi, suara Xiao Mo tiba tiba menjadi tegang.
"Tuan Putri, seseorang datang"
Seseorang datang?
Rupa Yun Luofeng mendadak serius. Yun Luofeng cepat cepat mengambil jubahnya dari samping dan menutupi tubuhnya. Dia keluar dari bak berendamnya dan teriak dengan tegas, "Siapa disana? keluar!"
Dibalik sekat, sosok hitam perlahan muncul.
Raut muka pria itu sangat istimewa, sempurna sampai di titik dimana dewa dewi saja akan merasa iri. Muka pria ini berkarakteristik, seperti pahatan yang tidak memancarkan emosi. Sepasang bola matanya yang gelap memandang Yun Luofeng dengan intens. Mata pria itu misterius dan mencegah siapapun untuk bisa mengetahui isi pikirannya.
Pandangan Yun Luofeng jatuh ke bibir lembut pria itu dan tidak bisa untuk tidak mengingat hari dimana pria itu mencium Yun Luofeng ketika terjatuh…
"Kenapa kau datang kesini?"
Keadaan pikiran gadis itu secara bertahap kembali tenang, mata mempesona gadis itu sekali lagi menatap ke wajah dingin pria itu. Bukannya dia tidak sabar, bahkan ada sedikit tanda penggodaan di suara gadis itu.
"Kamu menjatuhkan ini."
Pria itu mengangkat tangannya, dan sebuah liontin giok tergantung di genggamannya.
Di liontin giok itu ada tulisan "Yu" yang terukir jelas diatasnya, karakter itu tercermin di mata gadis itu.
Yun Luofeng sesaat tertegun. Hari itu, Yun Luofeng memang kehilangan liontin gioknya dan tidak bisa menemukannya bagaimanapun juga, tetapi Yun Luofeng tidak menyangka bahwa itu akan jatuh ke tangan pria ini.
Tak heran pria ini mau datang ke Kediaman Jenderal. Faktanya, hanya karena liontin giok ini dia datang mencari Yun Luofeng.
"Bagus, karena liontik giok ini telah kembali ke pemiliknya, kamu bisa pergi sekarang."
Yun Luofeng menerima liontin giok itu. Dengan senyum licik, Yun Luofeng menatap ke pria yang dingin dan datar itu sembari bertanya dengan alis berkerut, "Apa ada hal lain?"
Pria itu bergerak sedikit tetapi tidak pergi.
Karena alasan tertentu, saat itu, Yun Luofeng menemukan jejak… kecanggungan di wajah pria itu?
"Kau…. menyelamatkanku."
"Iya?"
"Dan kau juga melihat rupaku…"
"Lalu?"
"Bertanggung jawablah."
"… "
Yun Luofeng tercengang, melongo ke arah pria yang mempunyai ekspresi canggung.
Yun Luofeng tidak ada masalah di pendengaran barusan, kan?
Pria dingin ini dengan muka yang tidak nyaman membuat Yun Luofeng mengambil tanggung jawab hanya karena Yun Luofeng telah melihat rupa dibalik topeng pria itu.
"Aku tahu ini. Aku tahu ini akan terjadi! Tuan Putri, cepat terima dia! Kamu akan mendapatkan keuntungan dari dia! Cepat terima dia!"
Xiao Mo seperti benar benar berada disamping dirinya sendiri, tampaknya seperti Xiao Mo sendiri yang sedang dibuat untuk bertanggung jawab.
"Diam!" Yun Luofeng tidak bisa lagi menahan dirinya di saat itu dan dengan galak teriak. Baru kemudian Yun Luofeng melihat pria yang berdiri dihadapannya. "Bukannya aku memperkosamu! Tanggung jawab apa yang kamu buat untuk aku ambil? Terlebih lagi, kita sepenuhnya asing dengan satu sama lain. Kenapa kamu bisa mencari aku? Hanya karena aku pernah membantumu sekali itu?
Pria yang tanpa emosi itu mengerutkan bibirnya dan dengan canggung menjawab, " Aku tak tahu. Aku hanya merasa… nyaman di sampingmu."