Chereads / Sistem Terkuat / Chapter 14 - Tangisan Palsu, Mengeluarkan Potensi Tersembunyi Mereka

Chapter 14 - Tangisan Palsu, Mengeluarkan Potensi Tersembunyi Mereka

'Ting … selamat teknik <> naik tingkat.'

Mendengar pemberitahuan ini, Lin Fan menampakkan senyum riang. 'Kerja keras memang terbayar. Selama kau mencoba, usahamu pasti akan membuahkan hasil.'

"Hm, Saudara-saudaraku, hentikan sekarang. Sepertinya dia sudah hampir mati," seru seorang murid sekte luar saat Lin Fan sedang tenggelam dalam kegembiraan.

"Apa?"

"Kita bertindak gegabah. Kita semua berasal dari sekte yang sama. Bagaimana bisa kita melakukan hal seperti ini?"

"Cepat! Bawa dia ke paramedis, jangan sampai terjadi sesuatu yang buruk."

Han Lu berdiri mengawasi dari kejauhan. Sudut mulutnya membentuk senyuman. Jika orang itu benar-benar mati, maka itu sudah sepantasnya.

Pada titik ini, Lin Fan buru-buru meneriakkan ejekan, "Kalian makhluk hina, kalian pikir dapat membunuhku. Kalian semua terlalu memuliakan diri sendiri. Saat aku bilang aku meremehkan kalian semua, aku memang memandang rendah kalian semua …." Han Lu yang sebelumnya tersenyum, kini ekspresinya berubah seketika. Dia sedikit terkejut dan juga tidak percaya. 'Dia masih baik-baik saja. Ini mustahil!"

'Sialan, kau bocah! Kau masih berusaha untuk terlihat tangguh?" Setelah melihat orang ini yang masih menolak menyesali perbuatannya bahkan masih terus mencela mereka, para murid sekte luar yang sebelumnya mengalah kembali mengamuk dan mulai menyerang Lin Fan lagi.

'Ting … <> pengalaman + 2.000.'

'Ting … <> pengalaman + 3.000.'

'Ting … <> pengalaman + 1.000.'

Lin Fan memanjakan dirinya dalam sensasi pengalaman yang meroket. Makin banyak pengalaman harta karun ini dicoba, Lin Fan menjadi makin senang. Satu-satunya penyesalan yang Lin Fan rasakan adalah masih banyak murid sekte luar yang hanya berdiri tenang dan tidak memberikannya pengalaman.

"Bocah sialan, cepatlah akui kesalahanmu," teriak Wang Tianfeng dengan marah. "Kau menyuruhku menundukkan kepala kepada segerombolan rendahan yang suka menindas perempuan? Mimpi saja kau!" teriak Lin Fan dengan gembira.

"Kami tidak menindas siapa pun, Bocah! Kenapa kauhina kami?" Para murid sekte luar yang sedang menghukumnya semua berteriak marah. Mereka hanya pengamat dan yang mereka lakukan hanyalah menonton dari sisi, tetapi mereka juga dihina oleh Lin Fan.

"Memang kenapa kalau aku menghina kalian semua? Aku hanya ingin melakukannya saja. Ayo pukuli aku!" teriak Lin Fan, yang hanya minta dipukuli, "Saudara-saudaraku, kenapa kita harus repot-repot mengurusi dia? Mari kita buat dia mengerti hari ini apa yang terjadi pada orang yang berbicara omong kosong," bentak Wang Tianfeng.

Sejak dia menjadi pengikut Kakak-Senior Yi, tidak ada seorang pun yang pernah berani berbicara kepadanya seperti itu. Orang inilah yang pertama.

….

Untuk membuat mereka merasakan suatu prestasi, Lin Fan juga melakukan tangisan palsu, tangisannya mendekati guncangan bumi. Setiap kali dia merasa para sumber pengalaman akan berhenti memukulinya, Lin Fan akan segera mengejek mereka lagi,

'Buk …. Buk.'

Saat ini, aula makan dalam kondisi hancur berantakan dan banyak murid sekte luar yang berkumpul secara tidak sadar. Mereka melihat semua kejadian dari awal hingga akhir. Mereka juga merasakan kekaguman di hati mereka pada saudara sekte yang sedang dipukuli dan berteriak kesakitan namun tetap menolak untuk menyerah. Dengan watak seperti itu, bagaimana mungkin dia tidak menderita? Lagi pula, satu orang tidak bisa menang melawan begitu banyak orang. Kenapa dia tidak menyerah saja? Tunggulah sampai dasar kultivasi seseorang meningkat di masa depan. Lalu, kembalilah untuk membalaskan dendammu satu per satu.

Tidak perlu bersikap keras hati.

"Apa kau menyerah?" Wang Tianfeng sudah agak kelelahan saat ini. Meskipun secara logika, bagi seseorang dengan dasar kultivasi prasurgawi tingkat keenam dan tenaga dalam yang tinggi, seharusnya tidak seperti itu. Awalnya, Wang Tianfeng tidak menggunakan kekuatan penuhnya untuk menghajar Lin Fan. Tetapi setelah itu, dia sadar yang dilakukan orang ini hanyalah berteriak kesakitan tanpa pernah pingsan. Hal ini membuat Wang Tianfeng tidak sabar. Jadi, setelah itu, Wang Tianfeng mulai menggunakan kekuatan penuhnya.

"Menyerah kepalamu! Aku, Lin Fan tidak menyerah kepada langit, tidak menyerah kepada bumi. Sekalipun kalian yang hina memukuliku sampai mati, aku masih tidak akan menyerah," balas Lin Fan. "Kau …." Wang Tianfeng menahan napasnya sambil menunjuk Lin Fan, tidak tahu harus berkata apa. Apakah orang ini terbuat dari besi baja?

'Ting … <> pengalaman + 800.'

'Ting … <> pengalaman + 600.'

Lin Fan terkejut, 'Kenapa ini? Kenapa pengalamannya begini kecil?' Lalu, Lin Fan melirik ke sekililingnya dan menyadari bahwa para murid sekte luar yang sedang memukulinya semua berwajah merah seolah-olah mereka sudah sangat kelelahan.

'Persetan ….'

Lin Fan tidak memercayai hal ini. 'Mereka ini, apakah mereka semua selesai dengan cepat? Kita baru di titik ini dan mereka sudah hampir selesai. Tidak, Yang Mulia harus berteriak lebih menyakitkan dan mendorong potensi tersembunyi mereka. Jika pengalamanku bertumbuh selambat ini, ini akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum aku bisa naik tingkat.'

"Aduh, sakit sekali! Aku hampir saja mati."

"Kalian segerombolan orang hina, aku tidak akan menundukkan kepalaku kepada kalian semua."

"Penindas-wanita rendahan *&(@ …."

….

Saat Fan Yuxin melihat orang yang membelanya dikepung oleh timbunan manusia, niat membunuh berkilat di matanya yang lembut. Sebelum dia hendak mengatakan sesuatu, sudut mata Fan Yuxin membuatnya menoleh ke luar.

"Hentikan." Setelah mendengar laporan dari Adik-Junior Yin Mochen, Ni Mingyang terkejut sebelum dia segera berlari datang. 'Adik junior Lin ini benar-benar tidak kenal takut, membuat marah siapa pun yang dia inginkan.'

Di dalam sekte, biasanya suasananya damai, tetapi perkelahian masih sangat intens dan sedikit kesalahan dapat membuat seseorang tak terselamatkan. Ni Mingyang, seorang prasurgawi di tingkat kedelapan, segera mendorong semua orang yang mengepung Lin Fan, seolah-olah satu tangannya mempunyai kekuatan tak terbatas. "Wang Tianfeng, apa yang sedang kaulakukan?" tanya Ni Mingyang sambil memelototi Wang Tianfeng.

Yin Mochen segera maju dan membantu Lin Fan yang ambruk untuk berdiri dan mulai memeriksanya dengan panik, 'Adik-Junior Lin, kau harus bertahan.' Pada saat ini, Lin Fan tercengang. 'Apa yang terjadi? Semua sedang berjalan mulus, kenapa mereka semua bubar?'

"Adik-Junior Lin, tidak apa-apa. Kakak-Senior Ni ada di sini," kata Yin Mochen ketika melihat wajah bodoh Adik-Junior Lin. Dia pikir Adik-Junior Lin pasti dibuat sangat ketakutan oleh kelompok orang ini. Dia pun segera menenangkannya.

Lin Fan menatap kaku kepada Yin Mochen. Jika lirikan bisa membunuh, Yin Mochen pasti sudah lama mati sebanyak ribuan kali.

Ini kecurangan …. Setelah meneriakkan begitu banyak hinaan, hanya mengeluarkan setengah dari hasilnya.

Melihat tempat di mana Lin Fan terbaring basah oleh genangan darah, Yin Mochen seketika berseru marah kepada murid sekte luar di sekitarnya, "Sebagai anggota sesama sekte, bagaimana bisa kalian begitu kejam? Apa kalian tidak mempunyai rasa kekeluargaan di dalam sekte?"

"Ini …." Saat ini, saudara sesekte yang sebelumnya memukuli Lin Fan melihat ke kubangan darah di lantai dan kembali sadar lalu menundukkan kepala mereka dengan rasa malu.

….

Wang Tianfeng menatap Ni Mingyang selagi berkata "Kakak-Senior Ni, setelah kejadian ini, kupikir Kakak harus mengendalikan adik-junior ini dengan baik dan mengajari dia untuk tidak sembarangan berbicara." Meskipun dasar kultivasinya tidak lebih tinggi dari Ni Mingyang, Wang Tianfeng sama sekali tidak takut dengannya. Seorang sampah yang berlatih selama bertahun-tahun dan masih berada di tahap prasurgawi tingkat kedelapan, dia sama sekali tidak menganggapnya pantas. "Hmmh, Wang Tianfeng, aku akan menyampaikan kejadian ini kepada Kakak-Senior Meng dan mari kita lihat apakah semua orang di bawah pimpinan Kakak-Senior Yi adalah orang yang berkeliling di aula makan dan mencuri makanan para anggota sesama sekte?" kata Ni Mingyang.

….

Melihat situasinya, Lin Fan menghela napas di dalam hati. Salahnya sendiri memilih tempat yang salah hari ini. Lain kali, dia akan belajar dari kesalahannya dan tidak akan memilih tempat sembarangan seperti yang dia lakukan hari ini. Kalau tidak semua usaha verbalnya akan terbuang percuma.

"Kakak-Senior, aku merasa sedikit lemah. Aku ingin pulang dan beristirahat." Saat itu Lin Fan juga merasa sakit, hatinya tenggelam dalam derita. Yin Mochen segera berkata "Adik-Junior, bertahanlah. Aku akan membawamu pulang sekarang."

….

Ni Mingyang menatap Wang Tianfeng, mengetahui situasi ini tidak dapat diselesaikan, dan menghela napas dengan dingin sambil membantu Adik-Junior Lin lalu pergi. Fan Yuxin berdiri di antara keramaian lalu pergi juga dalam diam.