Ciptaan Raja Dharma, yang sangat terbenam dalam pikirannya dan dengan mata tertutup, dengan cepat memetik gitar, itu dan berteriak sekuat tenaga, "Mati! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati! Mati!"
Setelah dia membuka mulutnya, rangkaian kata keluar dari sana. Raja Ciptaan Raja Dharma telah meneriakkan setiap kata dengan penuh penjiwaan berteriak dari dalam tenggorokannya.
Setiap kali kata mematikan itu keluar dari mulutnya, gelombang kejut yang tampak dengan mata telanjang juga menyebar dari mulutnya. Bersamaan dengan rangkaian 'mati' ini menyebar, rasanya seolah-olah perahu abadi dipenuhi dengan gelombang kejut dari ledakan bom nuklir.
Suaranya memekakkan telinga.
Yang terburuk adalah perahu abadi itu bertindak sebagai ruang pantul, dan rasanya seolah-olah Ciptaan Raja Dharma telah menyanyikan lagu itu dua atau tiga kali.