Seperti diperkirakan … 'boneka' yang mereka pukuli ternyata adalah tubuh Peramal Abadi Tembaga Trigram yang sebenarnya, dan yang menulis di grup adalah klon atau boneka. Sungai Utara si Pendekar Kelana telah melihat skema Trigram Abadi dan menghancurkannya.
Sungai Utara si Pendekar Kelana tertawa, dan menjawab Trigram Abadi, "Aku akan mengembalikan kalimat yang sangat sama ini, tanpa diubah, kembali kepadamu. Kau yang akan menangis dan memohon ampun, setelah pukulan yang kau akan terima pada waktu yang telah ditentukan! Peramal penipu, tunggu dan lihat!"
Tepat pada saat mereka berdiskusi, orang lain mengirimkan pesan di Grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.
Pedang Gila Super Ceroboh: "Senior Putih, aku membuat kesalahan! Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku!"
Setelah itu, teriakan yang menyedihkan bergema di langit kediaman liburan.
