"Ini benar-benar sebuah pembantaian."
Pikir Nail sambil duduk di atas menara pengawas, ia memegang gagang senapan mesinnya.
Selama pelatuknya ditekan, senjata ini akan terus menyemburkan peluru ke arah musuh. Musuh yang terkena rentetan senjata ini semuanya akan tewas, seperti sebuah mangkuk yang jatuh dari meja dan pecah berkeping-keping.
Mampu mendominasi medan perang dari posisi setinggi itu membuat Nail merasa sangat bersemangat.
Begitu juga rekan-rekan Nail yang lain di timnya.
"Korban yang ke 66! Lihat, kepala pria malang itu sudah hancur."
"Apa kamu tidak salah hitung? Itu korbanku yang ke 68!"
"Lihat ke sana, seorang pria masih berguling-guling di tanah. Bunuh saja orang itu."
"Ususnya sudah terburai keluar, simpan pelurumu dan biarkan orang itu mati perlahan-lahan!"
Dengan sekali klik, kain yang membungkus amunisi peluru itu jatuh ke tanah dan satu kotak peluru telah habis digunakan.