Chereads / Bebaskan Penyihir Itu / Chapter 57 - [Penyihir Ular] Cara

Chapter 57 - [Penyihir Ular] Cara

Namun, Wendy sepertinya tidak bersemangat seperti Nightingale. Malah, Wendy bertanya dengan nada curiga, "Apakah Pangeran benar-benar mengatakan hal itu?"

"Pangeran benar-benar berkata begitu, dan ia sudah menyelamatkan Anna dan Nana bahkan sebelum aku sampai di sana. Pangeran tidak pernah percaya bahwa kekuatan yang kita miliki berasal dari iblis. Sebaliknya, Pangeran mengatakan bahwa kekuatan itu milik kita sendiri …" Nightingale tiba-tiba menghentikan perkataannya , ia menyadari bahwa Wendy dan saudari-saudarinya di asosiasi tidak akan mempercayai apa yang dikatakannya.

Yah, pikir Nightingale, itu bukan kesalahan Wendy. Wendy juga pasti tidak yakin akan adanya kehidupan yang baru dari informasi yang didapat hanya oleh satu saksi mata saja. Mereka telah diintimidasi dan ditindas selama perjalanan dari Wilayah Timur sampai ke Pegunungan Tak Terjangkau untuk waktu yang lama. Tidak jarang mereka dijual dan dibuang, dan dengan perlakuan seperti itu kepada mereka, mereka sudah lama kehilangan kepercayaan pada orang-orang di sekitarnya.

Nightingale menenangkan dirinya atas pemikiran yang ia pikirkan saat ini. Segalanya ternyata sedikit lebih rumit dari yang ia bayangkan.

"Wendy, kamu mengetahui kemampuanku, selain mampu melihat aliran kekuatan sihir, aku juga bisa mengetahui apakah orang sedang berbohong," kata Nightingale dengan serius. "Aku bertanya pada Pangeran mengapa ia mempertaruhkan begitu banyak hal demi para penyihir, dan 'Kota Perbatasan tidak peduli dengan siapa jati dirimu' adalah jawaban yang Pangeran katakan kepadaku. Pangeran berharap semua penyihir juga dapat memiliki kebebasan."

"Jika Pangeran benar-benar melakukan apa yang ia katakan, Pangeran akan menjadi sasaran empuk pihak gereja." Wendy mengerutkan kening. "Aku yakin Sang Pangeran belum menyadari apa artinya melindungi para penyihir yang sebenarnya, kamu juga tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."

Nightingale tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum dan berkata, "Pada awalnya aku pun berpendapat demikian, dan apakah kamu tahu jawaban dari Pangeran ketika aku bertanya kepadanya 'bisakah Anda benar-benar melakukannya?'." Nightingale berhenti dan mengucapkan sepatah demi sepatah, "Pangeran berkata 'Kamu tidak akan pernah tahu jawabannya jika kamu tidak mencobanya."

"Apakah Pangeran itu tidak berbohong?"

"Pangeran tidak berbohong." Nightingale meyakinkan kembali.

"Kedengarannya sangat luar biasa." Wendy melembutkan suaranya. Wendy tidak bisa memikirkan alasan apa pun jika Nightingale, teman lamanya, akan berbohong pada dirinya.

"Memang luar biasa." Nightingale menceritakan perasaannya. Nightingale tidak akan pernah mengambil keputusan begitu cepat tanpa menyaksikan kebenarannya dengan matanya sendiri. Dan hal itu juga dibuktikan dengan kekuatannya. Jika diingat kembali ke belakang, Roland nyaris tidak pernah berbohong, seperti yang dikatakannya ketika mereka berada di atas tembok kota. Selama dua bulan Nightingale bersama dengan Roland, Nightingale merasa sangat senang. Satu-satunya yang disembunyikan Roland terhadap Nightingale adalah kegunaan es yang sebenarnya.

Nightingale bahkan tidak mempedulikan di mana Roland menyimpan es-es itu. Akan terasa aneh jika Roland mengungkapkan semua rahasianya kepada seorang penyihir yang baru saja ia temui.

"Aku akan menceritakan kabar ini kepada semua orang malam ini ketika mereka semua telah kembali ke perkemahan!" Nightingale menatap Wendy dan berkata dengan pelan, "Aku harap kamu akan membantuku untuk membujuk mereka."

Ketika hari sudah malam, para penyihir yang telah bekerja sepanjang hari di luar kembali ke perkemahan. Melihat Nightingale telah kembali pulang dengan selamat, mereka merasa sangat senang dan mengerumuninya untuk menanyakan semua hal tentang perjalanannya. Perban putih yang diikat di lengan mereka yang terluka sangat membebani perasaan Nightingale. Setelah menjawab beberapa pertanyaan dengan cepat, Nightingale mengangkat tangannya untuk memberikan tanda agar semua penyihir tenang.

Dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi Nightingale untuk menceritakan semuanya pada mereka. Nightingale mulai dari memberi tahu mereka pada waktu ia mulai menyelinap masuk ke Kota Perbatasan, sewaktu berkenalan dengan Roland, Anna, dan Nana, lalu bercerita mengenai pembangunan tembok kota, perakitan mesin uap, pertempuran melawan binatang iblis, dan akhirnya bercerita tentang Anna yang baru saja berhasil melewati Hari Kedewasaannya. Nightingale bahkan mengeluarkan desain mesin uap untuk meyakinkan mereka bahwa semua cerita yang ia sampaikan itu benar.

Sebagian besar penyihir telah berada di dunia yang terisolasi sejak mereka bergabung dengan Asosiasi Persatuan Penyihir, jadi tampaknya sulit bagi mereka untuk membayangkan keadaan di dunia luar. Mereka tampak terpesona oleh cerita-cerita yang disampaikan Nightingale dan ketika Nightingale menceritakan tentang Anna yang melewati Hari Kedewasaan tanpa cedera, mereka merasa tercengang. Siksaan Iblis telah menghantui sepanjang hidup mereka. Selama bertahun-tahun mereka menderita kelaparan dan kedinginan, meninggalkan dunia sekuler dan mengisolasi diri mereka sendiri ke Pegunungan Tak Terjangkau untuk mencari keberadaan Gunung Suci yang melegenda. Jika apa yang dikatakan Nightingale benar — sebuah tempat di mana seorang Penguasa akan menerima mereka dan sebuah cara yang akan melindungi mereka dari Siksaan Iblis, tampaknya mereka tidak perlu mengejar keberadaan Gunung Suci lagi.

Tiba-tiba, kerumunan penyihir itu mempersilahkan jalan bagi seorang penyihir berambut hijau yang memiliki setengah tato di wajahnya yang menyerupai ular. Penyihir itu berjalan menuju Nightingale.

"Halo, guruku yang terhormat," kata Nightingale, sambil membungkuk pada penyihir itu, "Penyihir Ular" yang bernama Cara, wanita ini adalah pendiri Asosiasi Persatuan Penyihir. Para penyihir di perkumpulan ini memanggilnya sebagai guru.

"Aku sudah mendengar semua ceritamu," katanya dengan suara serak dan berat, "dan kamu bermaksud untuk mengatakan kepada kami bahwa semua yang kami lakukan selama ini salah?"

"Bukan begitu, Guru, ini bukan hanya sekedar cerita. Maksudku….."

"Cukup." Cara melambaikan tangannya dengan tidak sabar. "Aku tidak tahu petualangan macam apa yang kamu lalui, kamu mengarang cerita itu. Seorang Pangeran yang terhormat mengasihani para penyihir yang malang? Ini sama konyolnya seperti mengasihani seekor katak." Cara mencibir saat ia membalikkan tubuhnya. Sambil merentangkan kedua lengannya, Cara berteriak, "Saudari-saudariku, jangan lupakan semua yang telah dilakukan orang-orang itu kepada kalian!"

Cara melanjutkan tanpa menunggu penjelasan dari Nightingale. "Tidak diragukan lagi bahwa orang-orang biasa itu, yang tidak memiliki kekuatan seperti kita, telah menargetkan kita dengan pedang dan cambuk atas nama dewa-dewa. Tanpa adanya Batu Pembalasan Tuhan, mereka tidak memiliki otoritas untuk menindas kita. Ini adalah karunia dari para dewa yang telah memberi kita kekuatan, bukan dari Iblis. "Seharusnya kita yang bekerja mewakili para dewa, bukan pihak gereja. Seharusnya kita, para saudari dari Asosiasi Persatuan Penyihir! Gunung Suci, yang diceritakan di dalam buku-buku tua, mengacu pada tempat tinggal para dewa."

Apa?! Nightingale tidak bisa mempercayai apa yang telah ia dengar. Nightingale mengetahui bahwa pemimpin Asosiasi Persatuan Penyihir adalah seorang yang agak eksentrik, dan meskipun pencarian Gunung Suci bergantung padanya, Cara sama sekali tidak gila. Meskipun Cara tidak sebaik Wendy, ia masih dengan tulus memperhatikan para penyihir lainnya. Apa yang tidak Nightingale harapkan adalah bahwa para penyihir itu akan memiliki permusuhan terhadap orang-orang biasa.

Apakah Cara secara diam-diam mengubur amarah dan kebenciannya selama beberapa tahun terakhir ini? Dan apakah yang selama ini ia klaim, tentang terlepas dari semua urusan duniawi, apakah ini benar-benar cara untuk menghemat tenaga untuk membalas dendam kepada orang-orang biasa suatu hari nanti? Apa yang membuat Cara mengungkap penyamarannya sekarang? Mungkin…

"Kita telah menemukan petunjuk agar bisa masuk ke dalam Gunung Suci, sama seperti yang telah kita baca dari buku-buku tua! Yang harus kita lakukan adalah menunggu. Dalam dua puluh hari lagi, ketika bulan purnama merah telah muncul di langit, akan muncul sebuah gerbang besar dari dalam tanah, dan kita akan mencapai tujuan terakhir kita. " Cara berbalik, menatap tajam kepada Nightingale. "Orang-orang biasa telah menghasut dirimu, dan kita hidup dalam kebohongan besar sejak kita dilahirkan. Apa yang telah kita derita di Hari Kedewasaan adalah ujian yang diberikan oleh para dewa. Orang yang bertekad dan memiliki semangat tinggi akan mendapatkan kekuatan sejati. "sedangkan Gereja …" Cara menyeringai. "Gereja hanyalah sekelompok orang biasa yang ingin bekerja atas nama dewa. Cepat atau lambat, mereka semua akan pergi ke neraka."

"Dan kamu, Nak. Ada waktu bagimu untuk menghentikan semua kebohongan ini." Cara berhenti. "Aku akan memaafkan ketidaktahuan dan kesalahanmu jika kamu mau melupakan ceritamu. Kami akan menyambut kembali dirimu sebagai salah satu anggota dari perkumpulan kami, dan bersama-sama kita akan menemukan kedamaian di Gunung Suci."

Semangat awal Nightingale telah menjadi dingin. Penderitaan adalah sebuah ujian? Orang-orang yang tidak berhasil melewati siksaan pada Hari Kebangkitan hanyalah orang-orang yang tidak memiliki tekad? Pernyataan-pernyataan itu persis seperti yang diprovokasikan oleh gereja. Tetapi tidak ada yang berseru melawan pemikiran-pemikiran ini, dan malah, mereka semua memasang tatapan setuju. Bahkan Wendy pun juga tidak berkomentar. Tiba-tiba semua terasa menyebalkan bagi Nightingale. Sambil berdiri di depannya, penyihir yang merupakan pendiri Asosiasi Persatuan Penyihir dan juga merupakan pemimpin para penyihir itu tampak begitu asing di mata Nightingale.

Nightingale menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu, aku akan membawa mereka yang bersedia pergi dengaku, dan semoga beruntung bagi mereka yang memutuskan untuk tetap tinggal."

Tepat pada saat Nightingale hendak pergi, ia merasakan sedikit rasa sakit yang menyengat di kakinya. Nightingale melihat ke bawah dan menemukan seekor ular hitam dengan garis-garis biru berkilauan yang menggigit betisnya. Sihir Ular, yang mengandung berbagai racun dan mampu menyerang target diam-diam, ular ini adalah ular yang sering digunakan oleh si "Penyihir Ular" Cara.

Kelumpuhan menyerang Nightingale dengan cepat. Nightingale menggerakkan bibirnya dan berusaha mengatakan sesuatu, tetapi kegelapan menyelimuti dirinya.