"Annie, aku lelah." keluh Iffy.
"Bertahanlah sebentar lagi. Kita sudah hampir sampai," jawab Annie.
Annie dan Iffy berjalan di atas bebatuan yang keras. Setiap langkah mereka menyebabkan rasa sakit pada kedua kaki mereka. Iffy benar-benar ingin berhenti berjalan tetapi Annie dengan kuat menarik Iffy terus ke depan dan menggenggam tangannya dengan erat. Annie bahkan tidak memperlambat langkahnya sedikit pun, tidak peduli apakah mereka sedang menyeberangi semak belukar dan duri atau air sungai yang sedingin es. Dari belakang, tekad Annie terlihat sangat kokoh seperti sebuah gunung yang tidak mungkin bisa dipindahkan.
"Annie, aku lelah sekali …."
Iffy memelas sekali lagi.
Iffy merasa seolah-olah telapak kakinya terbakar, seluruh tubuhnya terasa sakit, dan dadanya terasa berat tidak peduli seberapa banyak ia menghirup udara. Iffy merasa dirinya seolah-olah sedang sekarat.