Wendy, Gulir, dan Passi sedang duduk di aula istana, mereka menikmati teh hitam berkualitas tinggi yang diimpor dari Kota Cahaya.
Wendy mengambil ketel yang sudah mendidih dari perapian dan menuangkan air panas ke dalam cangkir teh. Menyaksikan permukaan air yang secara bertahap berubah menjadi warna oranye jernih dan menghirup aroma menyenangkan yang berasal dari uap panas, Wendy merasa seluruh tubuhnya menjadi sangat rileks. Setelah meniup-niup cangkir untuk mendinginkan tehnya, Wendy menyesap tehnya sedikit. Rasa awal tehnya terasa agak pahit, tetapi perlahan-lahan rasanya berubah menjadi segar dan manis yang bermain di lidah Wendy. Saat cairan teh hangat itu mengalir ke dalam lambung Wendy, ia mendesah dengan penuh kenikmatan.