Tidak lama setelah musim dingin dimulai, sebuah panggung kayu dibangun di tengah alun-alun kota. Itu adalah panggung persidangan pertama yang dibangun untuk penduduk di Kota Perbatasan. Panggung itu dibangun bukan untuk mementaskan pertunjukan drama tetapi untuk melakukan uji coba Persidangan Terbuka yang pertama.
Pengumuman mengenai Persidangan Terbuka telah diumumkan dua hari sebelumnya. Pada hari persidangan nanti, panggung itu akan dikelilingi oleh banyak orang. Area alun-alun kota menjadi jauh lebih besar setelah diperluas tetapi masih belum cukup besar untuk mengakomodasi seluruh penduduk. Ada serpihan-serpihan salju yang jatuh dari langit, tetapi semua orang terlalu bersemangat dan mereka mengabaikan angin dingin dan salju yang turun.
Suasana tiba-tiba menjadi riuh ketika sang pangeran muncul di panggung.