Nightingale dan kawan-kawannya telah berada di Bukit Naga Tumbang selama satu minggu ketika Kilat akhirnya mendeteksi keberadaan pleton di gerbang utara Bukit Naga Tumbang.
Seperti yang sudah Nightingale duga, pasukan gereja itu terdiri dari dua puluh lima prajurit Pasukan Penghakiman yang mengenakan baju zirah dan bersenjata lengkap, mereka mengendarai kuda jantan di barisan terdepan pleton. Dan ada sekitar seratus orang tentara bayaran dan jemaat gereja yang berjalan di belakang barisan Pasukan Penghakiman.
Di antara barisan pasukan itu, ada dua kereta kuda. Nightingale memperkirakan Saint ada di salah satu kereta kuda itu.
Kelima penyihir itu diam-diam mengikuti pleton gereja selagi mereka menuju ke Kota Air Merah.
Menurut rencana, Nightingale dan kawan-kawan akan memulai serangan ketika pleton itu keluar dari area pemantauan, dengan begitu pleton gereja tidak akan bisa meminta bala bantuan dengan cepat.