"Ah … aku sangat iri pada Nana." kata si Bulan Misteri sambil menyeka rambutnya yang basah dan mendekatkan wajahnya ke Lily yang sedang duduk di meja.
"Hmm," jawab Lily tanpa menoleh.
"Kamu tidak bertanya mengapa aku iri pada Nana?" tanya si Bulan Misteri.
"Aku tahu kamu akan segera memberitahuku," kata Lily sambil mengerucutkan mulutnya.
"Sial!" gumam si Bulan Misteri, lalu akhirnya ia berkata, "Apakah kamu tidak melihat bagaimana cara para prajurit di tempat medis dan penduduk kota memperlakukan Nana?"
"Aku tahu." sahut Lily.
"'Oh halo, Nona Nana,' 'Apakah kamu mau pergi, Nona malaikat?' 'Nona Pine, ini kue gandum yang aku buat,' … oohh … aku juga ingin semua orang memperlakukan aku seperti itu!" seru si Bulan Misteri sambil menempelkan wajahnya ke pipi Lily, tetapi Lily langsung mendorong Bulan Misteri menjauh.