Gulir merasa ragu sejenak sambil berdiri di depan pintu kamar sebelum akhirnya ia membuka pintunya dan masuk.
Di dalam kamar, Wendy sedang duduk di meja, ia membaca buku dengan ekspresi sedih di wajahnya. Itu pasti buku berjudul Teori Ilmu Pengetahuan Alam, pikir Gulir dengan melihat sekilas ke arah buku itu.
Gulir tidak bisa menahan senyumnya, karena ia jarang melihat ekspresi sedih di wajah Wendy. Bahkan ketika Asosiasi Persatuan Penyihir terjebak di Pegunungan Tak Terjangkau dan kehabisan persediaan makanan, Wendy masih tetap tersenyum, sambil berusaha menghibur seluruh saudari-saudari. Tampaknya Wendy tidak pernah khawatir memikirkan kesulitan-kesulitan dan penderitaannya.
Gulir tidak menyangka bahwa sebuah buku bisa membuat Wendy bersedih.
"Benar-benar sulit untuk dipahami, bukan?" Gulir berkata, "ketika aku membaca buku itu pertama kali, aku juga merasakan hal yang sama."