Lava di langit terhempas, dan terkadang, buih-buih muncul di permukaannya.
Di tanah cokelat di bawah, awan-awan debu naik. Seekor kepiting raksasa melarikan diri demi hidupnya.
Ia berlari sangat cepat sehingga bergerak jauh sekali hanya dalam satu kedipan mata.
Di belakang kepiting ada seorang anak muda, yang sedang membawa pisau dapur emas raksasa. Anak muda itu berlari kencang mengejar si kepiting besar.
Namun, Bu Fang tidak dapat menangkap kepiting berambut itu.
Si kepiting, yang berlari demi menyelamatkan hidup, bergerak cepat seperti petir menyambar melewati padang rumput.
Walaupun Bu Fang berlari secepat yang dia mampu, energi murninya hanya mencapai Alam Jiwa Ilahi dengan satu tangga jiwa. Maka dari itu, dia hanya dapat melihat kepiting raksasa itu makin lama makin jauh, dengan awan-awan debu bertebaran di belakangnya.