Malam di Pegunungan Seratus Ribu terasa seperti kuburan sepi yang tidak terkira. Ketika seseorang berjalan di sepanjang jalan-jalan di pegunungannya, perasaan dingin tertentu, bersama dengan tiupan angin gunung akan memberondong tubuh, bahkan lebih ketika seseorang melanjutkan jalan berbatu ini.
Hanya dengan satu kaki di dalam pegunungan raksasa ini, atmosfer berubah drastis.
Jalan setapak sempit gunung, dipenuhi oleh dedaunan kering yang jatuh, seakan mengeluarkan bau yang agak unik; asam, hampir mirip dengan fermentasi anggur dengan aromanya yang pekat dan khas.
Di tengah-tengah kesunyian yang menulikan, jeritan lembut serangga menjadi lebih jelas terdengar seperti simfoni bzzz dan brrrs menciptakan suatu lagu harmonis.
Krek Krek.
Ketika Bu Fang menginjak dedaunan yang jatuh, terbentuk lekukan dalam di bekas injakannya, lembut seperti lapisan kain katun yang lembut, sensasi yang tidak diharapkan dari medan yang keras.