Hao Ren berbalik dan wajah kecil marah Zhao Yanzi kembali memasuki pandangan matanya lagi.
"Aku hanya berkeliling. Kenapa kau sangat marah?" Ia bertanya dengan ringan.
Zhao Yanzi tidak menjawabnya; ia mungkin tidak tahu apa yang mau dikatakan..
"Aku akan pergi jika tidak diterima di sini," lanjut Hao Ren.
"Tidak!" Zhao Yanzi agak memutar matanya dan berkata," kau bisa tinggal di sini."
Melihat ekspresi wajahnya, Hao Ren tahu ia memintanya tinggal untuk menghindari teguran dari orang tuanya.
"Jadi apa yang bisa kulakukan?" Ia bertanya.
"Apapun yang kau mau." Zhao Yanzi duduk di depan komputer dan menyalakan kembali layarnya dengan mouse-nya.
Desktopnya adalah foto Zhao Yanzi menggunakan bikini di pantai. Kulit halusnya bersinar dengan cerah di bawah matahari di antara ombak biru. Dia memiliki senyum yang cerah dan lidah kecilnya keluar dengan jenaka di foto, yang menunjukkan giginya yang rata dan putih. Siapa yang tahu kenyataannya ia seorang setan kecil?
Ia segera mengubah layarnya karena ia pasti menyadari Hao Ren menatap fotonya. Akan tetapi, Hao Ren tidak dapat melihat ekspresinya dari tempat ia berada.
Zhao Yanzi mulai memainkan
Hao Ren berjalan menuju meja karena bosan dan mengeluarkan buku secara acak dari lemari. Zhao Yanzi melanjutkan permainannya tanpa memperhatikan Hao Ren.
Hao Ren duduk di kursi dekat balkon. Ia membaca novel itu di sinar matahari sore.
Zhao Yanzi tidak tahan untuk tidak meliriknya saat ia memainkan game itu.
"Ia tidak terlihat seperti orang jahat meskipun ia tidak seganteng itu…" Pikirnya pada diri sendiri saat ia melihat Hao Ren, yang dengan diam membaca di bawah sinar matahari.
"Tapi untuk menikahinya…" Zhao Yanzi merasakan batinnya bergejolak.
Ia cemberut saat melanjutkan permainannya.
Waktu berlalu saat ia berjuang melewati banyak level. Ia sangat fokus pada permainan dan sepenuhnya melupakan Hao Ren.
Ada semakin banyak zombi di layarnya dan penembak kacang yang ditanam Zhao Yanzi tidak cukup untuk mengalahkan mereka. Ia tidak dapat melakukan apapun selain melihat para zombi menembus pintu.
Ia gagal lima kali pada level itu dan akhirnya menjadi frustasi karenanya. Ia melemparkan mouse-nya ke meja seolah-olah ia marah pada komputernya.
"Bodoh." Sebuah suara datang dari belakangnya.
Ia berbalik tidak menyadari kapan Hao Ren di belakangnya.
Wajahnya langsung tersipu. Ia menyalahkan dirinya yang terlalu fokus dan melupakan keberadaan Hao Ren. Meski begitu, itu bukan sepenuhnya kesalahannya karena ini kamar tidurnya dan ia selalu sendirian di sini. Seluruh perhatiannya terpusatkan pada game itu dan hal itu membuatnya melupakan "tamu" yang diam itu dalam kamarnya.
"Bukan masalahmu!" Ia akhirnya meledak setelah dua detik keheningan.
"Tanam dua blok Bungamatahari di belakang; sisakan satu blok kosong untuk penembak-Kacang es di depan; tanam satu blok lagi penembak-Kacang didepannya; kemudian tanam satu blok kentang. Sama saja dalam air kecuali taman daun teratainya dulu," Hao Ren berkata.
"Ptff, itu tidak akan berhasil!" Zhao Yanzi tidak yakin.
Mengabaikannya, Hao Ren kembali ke balkon untuk membaca.
Zhao Yanzi berpikir keras di kursinya sebelum ia memulai level itu lagi.
Ia berhasil melewati level itu menggunakan strategi dari Hao Ren.
"Apakah berhasil?" Hao Ren bertanya sambil membaca bukunya dengan tenang.
"Tidak!" kata Zhao Yanzi, tiba-tiba marah.
Hao Ren berdiri, berpura-pura hendak menghampiri dan memeriksa. Zhao Yanzi segera keluar dari game itu dengan panik.
Meskipun demikian foto desktop itu semuanya dapat dilihat oleh Hao Ren.
"Jangan… Jangan melihat itu!" Zhao Yanzi tergesa-gesa berdiri dan menghalangi pandangannya.
Foto ini memperlihatkan tubuhnya dalam baju renang. Bagaimana bisa itu dilihat oleh orang lain?
" Aku sudah pernah melihat versi hidupnya. Apa yang sangat spesial tentang foto itu?" Hao Ren berkata dengan jijik.
Zhao Yanzi menggertakkan giginya dan mengepalkan tinjunya. Ia memukul Hao Ren di dadanya.
Berkat hilangnya Inti sari batinnya, itu bukan pukulan yang keras. Bukannya menyebabkan rasa sakit di dada Hao Ren, entah bagaimana dilakukan dengan cara kekanak-kanakan yang menawan.
Zhao Yanzi sedikit puas dengan reaksi Hao Ren karena ia menutupi dadanya dan berpura-pura sakit.. "Huh, aku akan memberimu pelajaran lagi jika kau mengatakan sesuatu yang seperti itu lagi," katanya.
Ia kemudian duduk dan melanjutkan permainan "Tanaman Vs. Zombi" nya.
Hao Ren bosan membaca, jadi dia menarik kursi di sebelahnya dan menonton ia bermain.
Zhao Yanzi, sebenarnya, bosan bermain sendirian, sehingga ia senang Hao Ren menontonnya. Apalagi ia benar-benar membutuhkan bantuan pada beberapa level.
"Tanam Chomper di sini.."
"Sini, ambil mataharinya!"
" Ini dia gelombang terakhir. Siapkan Bom Cerinya."
Hao Ren terus memberi instruksi di sebelah
" Sangat mengganggu! Aku tahu!" Zhao Yanzi menyalahkannya sambil melakukan yang ia katakan. Tangannya bergerak dengan cepat dengan mouse-nya.
Keduanya begitu terfokus pada layar untuk sadar Zhao Hongyu diam-diam telah membuka pintu sedikit, memandang mereka sambil berdiri di pintu dan pergi dengan senang.
Waktu berlalu saat mereka mencapai level terakhir, saatnya waktu makan malam.
Tok tok tok… ada ketukan di pintu
Zhao Yanzi menghentikan game itu bersamaan dengan Hao Ren yang juga menjadi sadar.
"Ok, cukup bermain. Waktunya makan malam," Zhao Hongyu berkata dengan nada lembut.
Zhao Yanzi menoleh ke pintu dan kemudian menoleh ke sampingnya. Tiba-tiba ia sadar kepala Hao Ren dan kepalanya tanpa mereka sadari menjadi sangat dekat.
Ia cepat-cepat memiringkan tubuhnya 45 derajat ke depan untuk menghindari Hao Ren. Di saat yang bersamaan,Hao Ren juga menyadari mereka terlalu dekat. Dengan malu ia batuk-batuk dua kali dan duduk tegak.
Zhao Yanzi mematikan komputernya dan dengan tergesa-gesa keluar dari ruangan, pura-pura tenang.
"Aku sama sekali tidak menyukai laki-laki itu… bagaimana bisa aku senang sekali bermain permainan dengannya…" Ia berjalan menuruni tangga sambil menuduh diri sendiri.
Hao Ren juga bertanya-tanya mengapa ia begitu suka bermain game dengan gadis kecil itu.
Mereka melihat mejanya dipenuhi dengan hidangan-hidangan yang lezat saat mereka masuk ke ruang makan kecil di bawah.
"Sudah malam, and aku sebaiknya pulang." kata Hao Ren.
"Makan malamlah di sini," Zhao Guang berkata dengan nada tenang. Kedengarannya lebih seperti sebuah perintah daripada sebuah undangan.
"Apakah mereka juga menahanku malam ini setelah makan malam?" pikir Hao Ren pada dirinya sendiri.
Tetapi ia segera menyingkirkan ide yang tidak nyata itu dan duduk dengan malu.
Itu adalah makan malam keluarga biasa dimana Zhao Hongyu dan Zhao Guang membicarakan hal-hal kecil dalam hidup. Hao Ren mendengarkan dengan acak saat mereka membicarakan hal-hal yang tidak ia mengerti.
Tentu saja, pasangan itu tidak menahan Hao Ren untuk bermalam setelah makan. Ia menyadarinya dan pamit.
"Antarkan ia pergi, Zi," Zhao Hongyu memberitahu anak perempuannya.
Zhao Yanzi berdiri dengan enggan, Ia melihat Hao Ren dan mengikutinya ke pintu.
Hao Ren berbalik dari penyeberangan jalan di luar rumah mereka dan melihat bibir kecil Zhao Yanzi yang cemberut; bibir itu mungkin bisa menggantung sebuah kalung." Tidak apa-apa. Kau bisa pulang sekarang," ia berkata.
"Oh.." ia berbalik untuk pergi
"Zi!" suara Zhao Hongyu terdengar.
Dengan enggan, Zhao Yanzi kembali berbalik sambil melihat Hao Ren dengan sedih.
Hao Ren berjalan menuju perhentian bus 500 meter jauhnya tanpa berkata-kata, dan Zhao Yanzi mempertahankan jarak 30 sentimeter darinya. Caranya " mengantarnya pulang" adalah mengikutinya tanpa dia lihat.
Bisa dilihat, Zhao Zi dipaksa orangtuanya untuk melakukan ini dari pandangan enggannya.
Sepanjang jalan keduanya tidak mengatakan satu patah kata. Zhao Yanzi menendang kerikil-kerikil kecil sepanjang jalan dari waktu ke waktu sepertinya ia sedang mengekspresikan kemarahannya kepada orang tuanya.
Kerutan lengan baju kaus putihnya dan rok pendek berpola bunga merah berkibar ditiup angin.
Jika bukan karena bibir cemberutnya, pakaiannya dan tampang imutnya sangat menarik. Seperti slogan Zhou Liren: sedikit manis, sedikit imut, sedikit dewasa, dan sedikit seksi…
Jarak 500 meter tidak jauh juga tidak dekat. Segera Zhao Yanzi mengantarkan Hao Ren ke perhentian bus.
" Baik, pergilah sekarang," Hao Ren berbalik dan berkata padanya.
" Ya…" Zhao Yanzi mengangguk dengan kepala tertunduk.
Tiba-tiba ia melihat dengan ekspresi yang rumit. Kemudian ia berbalik dan berjalan pulang.
Hao Ren menyadari ia bahkan tidak memiliki nomor teleponnya saat memperhatikan Zhao Yanzi pergi. Meskipun ia hanya murid menengah, ia pasti memiliki ponsel jika melihat keluarganya begitu kaya.
Ia berdiri di perhentian bus sambil memperhatikan Zhao Yanzi berjalan menjauh tanpa menatap ke belakang. Hao Ren berpikir pada dirinya sendiri," Ia benar-benar tidak mau menikah dengan "paman" sepertiku.