Namun begitu di pintu, aku tidak bisa membuka pintu dan mulai menyadari bahwa ia telah mengunci pintunya.
"Kamu mau kemana? Kamu tak kan bisa kemana-mana sayang! Kecuali kamu berkencan buta denganku"senyumnya penuh hasrat.
Ia pun meminum anggur dalam gelas itu hingga habis, bahkan ia menambah minumannya. Ia minum bukan dengan gelas tetapi dengan botolnya sekaligus.
Aku tersenyum dan begitu melihat ia dalam pengaruh alcohol, aku segera kembali mendekatinya. Kucoba untuk mengoda dirinya.
"Sayang, apakah kamu akan berkencan denganku? Kenapa kamu terus minum"ucapku membelai tubuhnya yang berotot.
Ia pun segera meletakannya, ia seperti masih sadar dan berucap "Oh maaf, aku akan berkencan denganmu. Tapi aku juga ingin minum"
"Baiklah, aku akan membuatmu melupakan minumanmu sekarang"ucapku.